running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Sabtu, 03 Februari 2018

"BERLIMPAH-LIMPAH DALAM PENGHARAPAN" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

"BERLIMPAH-LIMPAH DALAM PENGHARAPAN"

Roma 15:13, "Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan".

Tiga hal yang harus tetap ada pada diri seorang Kristen adalah: iman, pengharapan dan kasih (1 Kor 13:13). Sejalan dengan itulah Paulus dalam Roma15 ini menekankan agar setiap orang percaya "berlimpah dalam pengharapan". Suatu motivasi bagi kita dalam menjalani hidup ini bahwa dalam segala keadaan dan dalam segala ketidak mungkinan pun kita harus tetap percaya bahwa kita tetap berpengharapan. 

Apa yang dimaksud dengan berlimpah dalam pengharapan? Jangan beri ruang berputus asa. Dalam keadaan sulit dan tak ada kemungkinan bagi kita keluar dari beban yang kita alami, tetaplah berpengharapan, akan ada jalan keluar.  Benar ungkapan ini "nothing imposible";  suatu ungkapan yang sangat menarik bahwa ketidakmungkinan itu adalah mungkin. Itulah pengharapan. 

Mungkin Anda pernah baca kisah cerita bermakna tentang kerang mengubah pasir menjadi mutiara. Seekor anak kerang mengeluh sakit karena pasir masuk dalam tubuhnya. Setiap bergerak akan terasa sakit yang tak tertahankan. Ibunya sangat mengerti keluhan anaknya, namun apa daya dia tak dapat mengambil pasir dari tubuh anaknya. "Anakku sayang, saya tak punya solusi untukmu mencabut pasir dari tubuhmu, namun agar mengurangi rasa sakit  buatlah air liurmu setiap kau bergerak sekeliling pasir agar sedikit licin dan itu dapat mengurangi rasa sakit". Demikianlah anak kerang melakukan pesan ibunya hari demi hari bahkan bertahun. Apa yang terjadi? Proses yang lama demikian telah mengubah pasir menjadi mutiara yang sangat berharga sebagaimana kita kenal.

Demikianlah kita tetap berpengharapan, bukan hanya menanti hal baik akan terjadi di balik hal buruk, namun mengubah hal buruk menjadi sesuatu yang bermakna seperti anak kerang tadi.  Banyak contoh dalam Alkitab bahwa segala ketidak mungkinan itu adalah mungkin. Marilah kita contoh hidup Abraham, dalam keadaan mandul di usia senja bagaimana mungkin hal itu terjadi? Bagaimana rencana Tuhan atas hidup Abraham? Di atas usia 100 tahun dia memperoleh anak dari Sarah. Ayub dalam segala penderitaan yang paling pahit, kehilangan segala harta benda dan ana-anaknya, tetapi dia terus setia dan berpengharapan. Mengakhiri segala pergumulannnya Ayub memiliki dua kali lipat dari apa yang dia miliki sebelumnya. Demikian kisah Maria dan Yusuf dalam narasi kelahiran Yesus Kristus. Sekalipun sungguh banyak penderitaan yang mereka alami, tapi orang Majus yang tak disangka dan tak diduga memberi persembahan bagi Yesus yang lahir itu. Seorang janda di Sarfat, stok terakhir bekalnya dan satu orang anak hanya tinggal segenggam tepung dan sedilit minyak. Elia hamba Tuhan datang atas suruhan Tuhan. Elia meminta tepung agar diolah baginya. Sepintas ini koyol dan tak habis pikir bagaimana mungkin menyerahkan stok terakhir bagi orang namun dalam keadaan kritis itulah terjadi mujizat. Sang janda menuruti apa yang diperintahkan Elia. Setelah tepung diolah untuk Elia apa yang terjadi? Tepung dan minyak itu tidak pernah habis dan itulah bekal janda itu dan anaknya hingga musim kelaparan selesai.

Berlimpah dalam pengharapan ada pada orang beriman (Baca Ibrani 11:1). Jangan pernah beri ruang untuk berputus asa, tetapi jalani hidup ini dan serahkan kepada Tuhan dan biarkan Dia mengatur jalan hidup ini.  Percaya kepada Tuhan, Dia akan memberikan jalan keluar dalam hidup ini. Amin.