running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Minggu, 03 September 2017

"HIDUP DI DALAM KASIH"(Roma 12:9-21) Khotbah Minggu XII Trinitatis Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

HIDUP DI DALAM KASIH (Roma 12:9-21)

Dari sekian banyak nasihat Paulus dalam nas, ini ada 3 pelajaran berharga yang menurut saya dapat juga merangkumkan semua pengajaran Paulus dalam Roma12 ini.

(1). Hidup di dalam kasih melawan kemunafikan.Terjemahan lebih tepat dari ay 9a adalah, "kasih itu tidak munafik". Munafik (hypocrit) adalah salah satu dosa yang ditentang Yesus dari perilaku orang beragama (baca Farisi). Hal itu dapat kita lihat dari berbagai percakapan Yesus dengan Farisi dan Ahli Taurat. Atas nama agama mereka menutupi perbuatan mereka yang tidak murni. Atau atas nama formalisme agama mereka "mengalimkan" perbuatan mereka seolah-olah kudus namun sesungguhnya tidak kudus, seolah-olah penuh kasih namun sebenarnya tidak berbuat apa-apa. Itulah munafik (hupokritos), penutup wajah jelek agar seolah-olah cantik dan elok. Demikian juga khotbah minggu ini mengajarkan kepada kita bahwa hidup di dalam kasih harus hidup murni dalam kasih (genuine), tidak pura-pura, menjauhi kejahatan dan melakukan perbuatan baik.

Kasih tidak munafik dibuktikan dengan sikap mengasihi sesama sebagai saudara,  menghormati orang lain tanpa membeda-bedakan atau memandang bulu, rela dan iklas membantu tanpa pamrih. Mengasihi karena kita hidup di dalam kasih, sebab Allah telah lebih dahulu mengasihi kita.

(2). Hidup menghadapi tantangan: bersukacita dalam pengharapan, sabar dalam kesesakan dan bertekun dalam doa. Berpengharapan identik dengan menunggu. Jika kita menunggu dengan rasa cemas akan menjengkelkan. Wajah muram apalagi yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang, bisa membuat jengkel dan kehilangan mood. Amat berbeda jika kita menunggu dengan bersukacita, waktu tidak berlalu.

Dalam hal iman, berpengharapan harus di dalam sukacita, kita bergembira karena kita tunggu pasti datang dan segera datang. Itulah iman, kepastian akan apa yang kita harapkan (Ibrani 11:1).

Kesabaran adalah sikap yang senantiasa digarami dan diterangi. Dari 7 perumpamaan Tuhan tentang Kerjaaan Allah menyangkut kesabaran menjalani proses: biji sesawi, sekalipun bijinya terkecil diantara sayuran namun lihatlah dia berumbuh hingga burung-burung di udara berteduh. Demikian halnya dengan ragi: ubi yang keras setelah ragi ditaburi, dalam proses tertentu berubah menjadi tape yang empuk dan lembut.  Berpengharapan adalah proses! Mari bertekun dan bersabar hingga apa yang kita harapkan terwujud.

(3). Sikap terhadap kejahatan: kalahkan kejahatan dengan berbuat baik. Orang Kristen tidak dipersenjatai dengan senjata untuk memerangi kejahatan. Namun hanya diperlengkapi dengan senjata rohani (Efesus 6) dan pedang kita adalah firman yang mengubah hati manusia, menegor kesalahan dan meperbaiki kelakuan (2 Tim 3:16)

Dalam berbagai pendalam Alkitab dan diskusi dalam hal keunggulan ajaran kekristenan, ajaran kasih merupakan keunggulan namun sekaligus sebagai hal yang tersulit untuk dilakukan. Bagaiaman kita memberi pipi kiri untuk ditampar orang yang telah menampar pipi kanan kita? Bagaimana mungkin kita hanya melempar senyum atau bahkan memberi roti bagi yang telah melempar kita dengan batu? Bagaimanalah kita mungkin berdoa dan memberkati orang yang telah menyakiti dan membuat kita luka di hati yang membekas? Haruslah kita akui bahwa ajaran ini merupakan paling sulit dilakukan, namun sesungguhnya ajaran ini sangat indah untuk dilakukan. Membenci orang yang melukai kita akan menambah luka hati Anda semakin parah. Namun berdoa dan memberkati orang yang membenci kita akan memulihkan dan menyembuhkan luka kita. Kita berdamai, hati tenang dan tak ada akar pahit dalam diri kita. Semuanya telah berubah manis oleh penebusan Yesus Kristus.

Dampak semacam inilah yang dilihat oleh Paulus bahwa jangan kalahkan kejahatan dengan kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan perbuatan baik. Amin.