running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Kamis, 31 Agustus 2017

Seksi Sosial & Kemasyarakatan (Diakonia) menyerahkan 3 ekor kambing kepada masyarakat sekitar Gereja HKBP Sutoyo

Seksi Sosial & Kemasyarakatan (Diakonia) menyerahkan 3 ekor kambing dalam rangka hari raya idul adha kepada masyarakat sekitar Gereja HKBP Sutoyo.





"JANGAN BERDALIH, TUHAN MENJAMU KITA" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

"JANGAN BERDALIH, TUHAN MENJAMU KITA"

Lukas 14:17, "Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap".

Dalam percakapan umum di masyarakat ada hal unik soal undang mengundang. Perhatikanlah, tidak sedikit orang yang kecewa atau kesal karena tidak diundang seorang sahabat ke pestanya, namun banyak juga orang yang telah menerima undangan dari sahabat tapi tidak menghadirinya. Bahkan tidak merasa bersalah tidak hadir memenuhi undangan. Mungkin saja masyarakat kita sudah terbiasa atau karena terlalu banyak undangan sehingga sulit menentukan prioritas. Jika diundang by phone, atau pesan sms/WA dianggap kurang menghargai. Undangan cetak yang dikirim via pos juga dianggap kurang sopan, padahal zaman ini sangat susah mengatur waktu untuk jumpa langsung.

Masalah undang mengundang ke pesta ini rupanya sudah masalah klasik. Yesus sendiri memakai hal undangan ke pesta ini menjadi satu pengajaran yang sangat menarik tentang Kerajaan Sorga. Sesungguhnya, Allah itu baik, Dia menyediakan jamuan besar dan lezat. Dia mengundang orang-orang pilihanNya untuk menikmati jamuan yang dipersiapkanNya. Namun sayang, umat pilihan, sahabat lingkaran terdekat yang diundangNya menikmati jamuan tak memenuhi undanganNya.

Bagi orang Yahudi diundang dalam jamuan pesta adalah suatu kehormatan dan penghargaan. Namun apa jadinya jika jamuan telah dipersiapkan dan sudah tersedia, yang diundang tidak ada yang hadir?  Perumpamaan orang berdalih ini adalah menjelaskan sikap manusia yang menolak rencana baik Allah dalam hidup kita. Yesus mengajarkan suatu perumpamaan seorang mengadakan perjamuan yang terbaik, namun orang yang diundang berdalih. Alasan mereka sibuk dengan kesenangannya masing-masing, sibuk dengan urusan dan bisnisnya masing-masing dan mengabaikan undangan tuan yang maha baik. Di akhir perumpamaan ini, sang tuan menyuruh hamba-hambanya untuk pergi ke jalan dan ke lorong-lorong mengundang siapa saja yang ditemukan untuk mau menikmati jamuan yang tersedia. Bagi mereka yang berdalih tidak akan menikmati apapun.

Waktu yang kita lalui adalah kesempatan baik. Dalam setiap kesempatan baik ini kita diundang untuk berkenan memenuhi undangan Allah. Apa undangan Tuhan? Berjumpa denganNya lewat doa dan pujian kita. Tuhan selalu mengundang kita dan hendak menumpangkan tanganNya memberkati kita. Tuhan menunggu kita: bagilah waktumu, rencanakanlah pekerjaanmu dengan baik karena Tuhan telah menyediakan waktu bagi kita untuk bekerja. Hadirilah undangan Allah untuk mengisi kerohanian kita. Amin.

Rabu, 30 Agustus 2017

"SEJAHTERA BERTAMBAH ATASMU" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

SEJAHTERA BERTAMBAH ATASMU

Daniel 6:25, "Kemudian raja Darius mengirim surat kepada orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa, yang mendiami seluruh bumi, bunyinya: "Bertambah-tambahlah kiranya kesejahteraanmu!"

Sesulit apapun keadaan, jalan keluar akan selalu ada bagi orang yang setia di jalan Tuhan. Itulah yang ditunjukkan oleh kitab Daniel. Bangsa Yehuda yang terbuang mengalami keadaan pahit di Babelonia, namun dalam keadaan pahit itu masih ada pemeliharaan Tuhan. Anak-anak Yehuda yg terbuang ada yang lulus seleksi untuk dididik menjadi pejabat tinggi di istana. Mereka itu adalah Daniel dinamainya Beltsazar, Hananya dinamainya Sadrakh, Misael dinamainya Mesakh dan Azarya dinamainya Abednego (Daniel 1:7)

Keempat orang ini lulus terbaik dan menjadi pejabat di istana Nebukadnezar Raja orang Babel. Mereka sangat cerdas dan mampu menjawab misteri mimpi raja melebihi pejabat istana lainnya. Kecerdasan mereka tidak disukai pejabat lainnya, sehingga mereka dijebak dengan peraturan tidak boleh menyembah selain dewa Babelonia. Atas dakwaan inilah Daniel dkk harus menjalani hukuman mati dengan dimasukkan ke perapian. Namun apa yang terjadi? Orang yang melempar ke api sudah mati terbakar, namun mereka tetap hidup, sehelai rambut pun tak disentuh oleh api. Atas kejadian itu Nebukadnezar memuji Tuhan, Allah yang disembah Daniel. Nebukadnezar memberkati Daniel dkk dan diberi jabatan yang tinggi di Istana Babel.

Rezim pun berlalu, Kerajaan Media dan Persia bangkit menaklukkan Babel. Seluruh jajahan Babelonia menjadi jajahan Persia dibawah pemerintahan Darius. Darius sangat menyukai Daniel dkk atas integritas mereka, namun hal yang sama terulang lagi, sekeliling istana tak menghendaki Daniel dkk. Mereka menjebak Daniel dkk yang tetap berdoa kepada Tuhan , Allah Israel, Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Ini bertentangan dengan dekrit raja yang memerintahkan agar semua penduduk hanya taqwa dan beribadah pada Raja Persia. Atas hal ini Daniel dkk dihukum mati dengan dilemparkan ke gua singa. Pikir Darius tamatlah riwayat Daniel dkk. Tapi apa yang terjadi? Ketika Darius bangun, yang pertama dilakukannya adalah memastikan apakah Daniel dkk selamat atau tidak. Tak ada singa yang menyentuh Daniel dkk, justru semua tunduk dan taat. Tuhan menjaga dan memelihara mereka di gua singa dengan mengutus malaikat.

Darius senang bahwa Daniel selamat, dia memuji Tuhan Daniel. Selain memberkati Daniel dan memberi pangkat yang tinggi Darius membuat surat ke seluruh negeri perihal agar takut dan hormat kepada Allah yang disembah Daniel, sebagaimana disebut dalan Dan 6:26, "Bersama ini kuberikan perintah, bahwa di seluruh kerajaan yang kukuasai orang harus takut dan gentar kepada Allahnya Daniel, sebab Dialah Allah yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya; pemerintahan-Nya tidak akan binasa dan kekuasaan-Nya tidak akan berakhir".

Inilah kehebatan orang percaya, sekalipun ditindas namun tak binasa, sekalipun berbagai cara dilakukan untuk menjatuhkan mereka, kuasa Tuhan jauh lebih kuat melindungi orang-orang yang dikasihiNya. Sehebat apapun kesulitan yang menimpa kita, jalanilah dengan setia di dalam Tuhan. Tuhan akan menambahkan berkat-berkatNya bagi kita. Bahkan orang yang paling membenci kita sekalipun dapat diubah Tuhan menjadi orang yang menolong dan mengasihi kita. Dalam catatan sejarah Raja Darius adalah orang yang menyetujui kembalinya umat Israel dari pembuangan Babel, memulangkan mereka dengan bekal yang dibutuhkan dan turut menyediakan pembiayaan pembangunan tembok Yerusalem dan pembangunan Bait Suci.

Apa yang kita temukan dalam renungan ini adalah karya Allah atas orang yang tetap setia. Tuhan telah membuka mata Darius lewat kesetiaan Daniel. Amin.

Selasa, 29 Agustus 2017

"TETAPLAH MENGAMPUNI" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

TETAPLAH MENGAMPUNI

Lukas 17:4, "Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia".

Ada satu lagu berjudul: "Jangan Sampai Tiga Kali". Lagu ini menggambarkan sikap hati manusia yang memiliki batas kemampuan seseorang memaafkan dan mengampuni kesalahan orang lain. Syairnya demikian: "Satu kali kau sakiti, masih kumaafkan, dua kali kausakiti juga kumaafkan. Tapi jangan kau coba tiga kaki. Jangan oh jangan ....dst". Lagu ini menggambarkan keterbatasan hati kita memaafkan orang lain: seseorang tidak dapat lagi menerima maaf dari kesalahan yang berulang.

Jika manusia memiliki batas kemampuan memaafkan, berbeda dengan ajaran Alkitab. Inilah salah satu keunggulan ajaran Alkitab, yaitu: pengampunan. Yesus mengajarkan konsep pengampunan yang tanpa batas. Setiap ada orang bersalah datang memohon maaf dan menyesali dosanya pada sat itu kita harus mengampunia dia. Sekalipun saudara kita melakukan kesalah tujuh kali sehari, dan ia datang menyesali dosanya pada saat itu kita akan menerima maaf, mengampuni dan membebaskan dia. Yesus mengajarkan jangan menaruh dendam dan menutup maaf baginya. Tetapi bukalah senantiasa maaf dan pengampunan bagi setiap orang yang bersalah kepada kita. Sebagaimana kita mengharapkan Tuhan mengampuni setiap kesalahan kita, demikian pula kita mengampuni orang yang bersalah kepada kita. (Doa Bapak Kami)

Hal mengampuni ini, lebih jauh lagi Yesus mengajarkan dalam  Matius 18:21-22, "Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali? Yesus berkata kepadanya: Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali." Dari penjelasan Yesus ini kita hendak menerima maaf dari setiap orang yang menyesali perbuatannya.

Inilah salah satu keunggulan ajaran kekristenan, maaf dan pengampunan yang senantiasa terbuka. Tidak ada dosa yang tidak dapat diampuni, hanya satu menurut Alkitab yang tidak dapat diampuni yaitu melakukan dosa menghujat Roh Kudus (Lukas 12:10; Markus 3:29). Dalam berbagai penafsir, dosa kekal dimaksud adalah orang yang tidak mempergunakan kesempatan pengampunan.

Renungan hari ini mengajak kita untuk berkenan memaafkan. Memaafkan berarti pertama sekali kita menyadari kesalahan kita dan bangkit untuk memohon maaf. Hati yang mau memohon maaf adalah bahagian dari sikap kerendahan hati. Orang yang mau memohon maaf biasanya diikuti juga dengan kesediaan memaafkan. Mengapa kita harus mengampuni? Karena kita adalah anak-anak Allah, yang meneladani Allah yang murah hati sebagaimana tertulis dalam Luk 6:36 "Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati." Dengan demikian hidup akan indah, karena terbukanya maaf dan pengampunan bagi setiap orang.

Hidup ini akan indah jika setiap orang saling mengampuni karena pengampunan memulihkan hubungan kita dengan orang lain dan inilah yang dikehendaki oleh Allah. Amin.

Senin, 28 Agustus 2017

"TUHAN RAJA SEMESTA" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

TUHAN RAJA SEMESTA

Zakharia 14:9, "Maka TUHAN akan menjadi Raja atas seluruh bumi; pada waktu itu TUHAN adalah satu-satunya dan nama-Nya satu-satunya".

Zakaria artinya Tuhan mengingat kembali umatNya. Kitab Zakaria ini hendak menunjukkan bahwa sesungguhnya Tuhan tidak lupa akan umatNya dalam pembuangan. Allah akan menghukum bangsa-bangsa yang selama ini menindas umatNya, dan menyelamatkan serta mengembalikan mereka ke Yerusalem.

Jika Anda membaca kitab Zakaria, mungkin Anda akan sulit memahami karena isinya banyak mengenai penglihatan-penglihatan (Pasal 1-9). Di kalangan teolog juga mengalami kesulitan memahami penglihatan-penglihatan yang dituliskan dalam kitab ini.  Namun di situlah kekayaan Alkitab, zaman penindasan membuat para hamba Tuhan terus kreatif, menyampaikan pesan-pesan nabiah lewat simbol-simbol yang dapat ditangkap dan dipahami oleh umat Israel. Sesungguhnya dari penglihatan-penglihatan ini kita mengetahui bahwa  Zakaria memiliki cara penulisan yang unik, mengungkapkan pergumulan umat Israel dengan bangkitnya bangsa-bangsa. Keadaan tidak membuat mereka berhenti berpikir namun dengan metode tertentu dan symbol-symbol kitab Zakaria hadir menguatkan umatNya dalam pembuangan.  Kerajaan-kerajaan dunia ini akan bangkit menekan dan menindas umat Allah. Bahkan umat Allah akan tercerai berai seolah kehilangan gembala namun Allah sendiri menjadi gembala dan akan mendatangkan sukacita dan sorak sorai bagi umatnya.

Pandangan Zakaria sejajar dengan Yesaya,  Yeremia dan Yehezkiel bahwa pembuangan adalah murka Allah atas pelanggaran umat Israel (Zak 1:2). Sekalipun Yerusalem akan hancur, umat Allah akan tercerai berai namun Allah akan datang sebagai Raja damai, Dia akan memulihkan keadaan umatNya. Pembuangan adalah hukuman yang bukan untuk melenyapkan, namun hukuman yang bersifat edukatif mendidik dan memurnikan umatNya. Setelah semua itu dijalani Tuhan akan memulihkan Sion.  Itulah sebabnya nabi Zakaria mengatakan, "Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda" (Zak 9:9).

Zakaria menunjukkan suatu keadaan  bahwa   Allah  akan menghakimi semua bangsa-bangsa karena Dialah raja alam semesta. Dialah Tuhan atas segala bangsa-bangsa. Tuhan adalah Raja segala bangsa, semua bangsa dan suku bangsa berada di bawah kedaulatan Allah. Tidak ada yang tidak dibawah pemerintahanNya.

Renungan di pagi hari ini menguatkan kita agar tidak takut. Sehebat apapun kuasa dunia ini menekan dan menindas orang percaya, jalanilah...! Akhir semua perjalanan ini ada pada Tuhan. Tuhan jauh lebih berkuasa karena Dialah satu-satunya Allah yang memerintah atas segala bangsa. Kuasa Tuhan jauh melebihi dari kuasa apapun di dunia ini. Tuhan itu Raja di atas segala raja. Segala kuasa akan bertekuk lutut di hadapan Tuhan,  sebagaimana pesan Paulus di Filipi 2:10, "supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi". Amin.

Minggu, 27 Agustus 2017

Khotbah Minggu 27 August 2017 Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

TUHAN MENGHUBUNGKAN DIRINYA DENGAN KITA (Yesaya 51:1-8)
Khotbah Minggu 27 August 2017

"Dengarkanlah Aku", kata Tuhan. Seruan ini datang dari kasihNya dan demi kebaikan manusia. Yang menarik, Tuhan memperkenalkan diri umat itu kepada diri mereka sendiri. (Biasanya, kita yang memperkenalkan diri kita kepada orang lain). Pandanglah Abraham, bapa leluhurmu dan Sara yang melahirkan kamu. Dilanjutkan, "Aku memberkati dan memperbanyak dia". Dalam hal ini amat jelas dan tegas bagi umat Israel, juga Saudara dan saya sedikitnya 2 hal:

PERTAMA :  Kita lahir dan hadir di bumi ini bukan kebetulan atau kecelakaan sejarah, tetapi seturut rencana dan rancangan Tuhan yang indah. Menerima dan mensyukuri diri itu bagian dari iman.

KEDUA: Tuhan memberkati Abraham. Berkat bagi kita mana? Ya, hidup ini adalah berkat. Tuhan menghubungkan diriNya dengan Abraham dan menghubungkan diriNya dengan kita adalah berkat. Berkat tidak hanya diukur dengan materi.

Tapi, bukankah Tuhan tujukan firman ini dulu kepada umat Israel, bukan kepada kita sekarang? Benar! Tapi, Tuhan selalu menghubungkan diri dengan semua generasi dan semua bangsa. Mari kita simak ayat 7 "perhatikanlah suara-Ku hai bangsa-bangsa". Di sinilah kita mendapat tempat di mata Tuhan. Kita tetmasuk di "bangsa-bangsa" itu. Lebih diperjelas lagi: "kelepasan yang Kuberikan akan lanjut dari keturunan ke keturunan" (ayat 8). Saudara dan saya ada di daftar itu, oleh kasihNya. Pernyataan ini --meski kedengaran biasa-biasa saja-- sebenarnya harus memberi  sukacita luar biasa bagi kita. Apa yang Ia beri kepada umatNya dulu: kegirangan dan sukacita (ayat 3) Ia berikan juga kepada kita umatNya kini dan disini.

Hanya saja, kita dengan rendah hati dan syukur hendaknya seirama dengan gerakNya. Kalau Tuhan mengubah gurun menjadi taman, biarlah demikian  adanya. Yang terjadi sekarang ini, kita telah mengubah taman menjadi gurun. Ini bukan layaknya perlakuan orang yang terberkati dan yang terhubung dengan Tuhan. Perubahan hati dan perubahan perilaku kita butuhkan

Jadi, sekadar menegaskan ulang:

(1). Kita lahir dan hadir di bumi bukan kebetulan atau sebuah kecelakaan sejarah, melainkan seturut rencana dan rancangan Tuhan yang baik dan indah. Kita sambutlah dengan syukur dan tanggung jawab.

(2). Kalau Tuhan beseru kepada kita "dengarkanlah Aku" itu adalah bagian dari kasihNya dan tanda bahwa Ia selalu menghubungkan diriNya dengan kita. Kita sangat membutuhkan arah dan tuntunan dariNya di tengah riuh rendahnya suara zaman ini yang bisa menyesatkan kita.


(3). Kalau Tuhan itu menghibur, pengikut Tuhan haruslah seirama denganNya menguatkan yang lemah. Kalau Tuhan itu merawat ciptaanNya supaya lestari, pengikut Tuhan juga mestinya bertanggungjawab memelihara alam. Kalau Tuhan itu cinta kebenaran, pengikut Tuhan haruslah berjalan dalam kebenaranNya. Untuk semuanya itu pun oleh kuasa dan kasihNya. Itulah yang membedakan manusia dengan seluruh makhluk lain. Mari kita pertahankan status kita sebagai manusia, manusia beriman. Amin

Sabtu, 26 Agustus 2017

Kebaktian Padang Remaja HKBP Sutoyo

Kebaktian Padang Remaja HKBP Sutoyo, Majulah Generasi Penerus HKBP Sutoyo. Didampingi oleh Pdt. Bonar Napitupulu, S.Th.



Kebersamaan dan Kunjungan Rohani Koor Ama HKBP Sutoyo ke LP Sukamiskin – Bandung, 26-27 Agustus 2017



"TIDAK ADA YANG KEBETULAN" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

TIDAK ADA YANG KEBETULAN
(Daud Pengantar Roti Menjadi Pahlawan)

1 Samuel 17:18, "Dan baiklah sampaikan keju yang sepuluh ini kepada kepala pasukan seribu. Tengoklah apakah kakak-kakakmu selamat dan bawalah pulang suatu tanda dari mereka"

Di dunia ini tidak ada yang kebetulan, namun semuanya ada dalam rencana dan sepengetahuan Tuhan. Salah satu contoh kita temukan dalam kisah Daud terjun ke medan perang melawan Goliat.

Bangsa Israel dipimpin oleh Saul mendapat tekanan dari bangsa Filistin. Baik Filistin maupun Israel sudah saling mempersiapkan pasukan perangnya untuk bertempur. Namun seorang algojo Filistin bernama Goliat terus mengancam orang Israel dan menantang Saul agar menyuruh satu orang menantangnya.  Saul sebagai pemimpin ketakutan dan cemas  menghadapinya (17:11), Goliat gagah perkasa, tubuhnya tegap dan tingginya 6 hasta 1 jengkal (kira-kira 3.5 meter). Bagaimana mungkin dapat melawannya?

Dalam menghadapi bangsa Filistin anak-anak Isai, yaitu: Eliab, Abinadab dan Syama turut dalam pasukan Israel.  Semuanya maju ke medan perang bersama Saul menghadapi pasukan Filistin. Namun Saul belum menjawab tantangan Goliat, karena tidak ada lawan yang sebanding dari pasukannya.  Dalam keadaan demikianlah ditempat terpisah Isai menyuruh Daud memberikan bekal bagi kakak-kakaknya dan hendak memastikan bahwa mereka selamat dalam perang. Ini bukan kebetulan, namun rencana Allah untuk memperkenalkan Daud yang telah diurapi Samuel menjadi pemimpin besar di tengah-tengah umatNya (Baca 2 Sam 16). Daud seorang pembawa bekal dan diutus hanya untuk memastikan kakak-kakaknya sehat, namun justru itu jalannya Daud terjun ke medan perang. Daud tidak membiarkan Goliat menghina Allah Israel dan menghina umat Israel. Daud pun meminta restu dari Saul. Saul dengan berat hati membiarkan Daud menghadapi Goliat sang raksasa itu.  Akhirnya Daud tampil melawan Goliat hanya bersenjatakan ali-ali, suatu alat yang lazim dipakai gembala. Goliat mengejek bahkan menghina Daud dengan menyebutnya anjing. Namun lihatlah, oleh ali-ali Daud mengalahkan Goliat secara menakjubkan.

Banyak kejadian dalam hidup ini terjadi tanpa kita perkirakan. Daud datang ke medan perang sebenarnya bukan untuk berperang namun justru kehadirannya menjadi pahlawan di dalam perang yang mengagumkan. Dia hadir bukan hanya memastikan keselamatan kakak-kakaknya, namun memastikan keselamatan bangsa Israel dari tekanan bangsa Filistin. Daud tampil bukan dia rencanakan, dia maju ke pertempuran bukan mau medali gelar pahlawan, namun keadaan itu membuatnya melakukan sesuatu yang harus dilakukan untuk menyelamatkan bangsanya.

Coba ingat lagi, mungkin Anda juga pernah mengalami kejadian yang tidak Anda rencanakan. Anda merencanakan perjalanan atau Anda ingin mengerjakan sesuatu sesuai dengan rencana Anda, namun situasi tertentu membuat Anda harus melakukan sesuatu yang bukan agenda Anda, namun menurut Anda harus dikerjakan. Lakukanlah, siapa tahu ini adalah panggilan untuk Anda mengerjakan sesuatu untuk menyatakan kehendak Allah dan berguna bagi orang lain. Tidak ada yang kebetulan, tetapi Tuhan dapat memanggil setiap orang untuk menyatakan kehendakNya. Tuhan juga bekerja dan berkarya dalam segala keadaan atau situasi untuk mendatangkan kebaikan bagi setiap orang yang mengasihiNya. Amin.

Jumat, 25 Agustus 2017

"TIDAK ADA YANG KEBETULAN" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

TIDAK ADA YANG KEBETULAN
(Daud Pengantar Roti Menjadi Pahlawan)

1 Samuel 17:18, "Dan baiklah sampaikan keju yang sepuluh ini kepada kepala pasukan seribu. Tengoklah apakah kakak-kakakmu selamat dan bawalah pulang suatu tanda dari mereka"

Di dunia ini tidak ada yang kebetulan, namun semuanya ada dalam rencana dan sepengetahuan Tuhan. Salah satu contoh kita temukan dalam kisah Daud terjun ke medan perang melawan Goliat.

Bangsa Israel dipimpin oleh Saul mendapat tekanan dari bangsa Filistin. Baik Filistin maupun Israel sudah saling mempersiapkan pasukan perangnya untuk bertempur. Namun seorang algojo Filistin bernama Goliat terus mengancam orang Israel dan menantang Saul agar menyuruh satu orang menantangnya.  Saul sebagai pemimpin ketakutan dan cemas  menghadapinya (17:11), Goliat gagah perkasa, tubuhnya tegap dan tingginya 6 hasta 1 jengkal (kira-kira 3.5 meter). Bagaimana mungkin dapat melawannya?

Dalam menghadapi bangsa Filistin anak-anak Isai, yaitu: Eliab, Abinadab dan Syama turut dalam pasukan Israel.  Semuanya maju ke medan perang bersama Saul menghadapi pasukan Filistin. Namun Saul belum menjawab tantangan Goliat, karena tidak ada lawan yang sebanding dari pasukannya.  Dalam keadaan demikianlah ditempat terpisah Isai menyuruh Daud memberikan bekal bagi kakak-kakaknya dan hendak memastikan bahwa mereka selamat dalam perang. Ini bukan kebetulan, namun rencana Allah untuk memperkenalkan Daud yang telah diurapi Samuel menjadi pemimpin besar di tengah-tengah umatNya (Baca 2 Sam 16). Daud seorang pembawa bekal dan diutus hanya untuk memastikan kakak-kakaknya sehat, namun justru itu jalannya Daud terjun ke medan perang. Daud tidak membiarkan Goliat menghina Allah Israel dan menghina umat Israel. Daud pun meminta restu dari Saul. Saul dengan berat hati membiarkan Daud menghadapi Goliat sang raksasa itu.  Akhirnya Daud tampil melawan Goliat hanya bersenjatakan ali-ali, suatu alat yang lazim dipakai gembala. Goliat mengejek bahkan menghina Daud dengan menyebutnya anjing. Namun lihatlah, oleh ali-ali Daud mengalahkan Goliat secara menakjubkan.

Banyak kejadian dalam hidup ini terjadi tanpa kita perkirakan. Daud datang ke medan perang sebenarnya bukan untuk berperang namun justru kehadirannya menjadi pahlawan di dalam perang yang mengagumkan. Dia hadir bukan hanya memastikan keselamatan kakak-kakaknya, namun memastikan keselamatan bangsa Israel dari tekanan bangsa Filistin. Daud tampil bukan dia rencanakan, dia maju ke pertempuran bukan mau medali gelar pahlawan, namun keadaan itu membuatnya melakukan sesuatu yang harus dilakukan untuk menyelamatkan bangsanya.

Coba ingat lagi, mungkin Anda juga pernah mengalami kejadian yang tidak Anda rencanakan. Anda merencanakan perjalanan atau Anda ingin mengerjakan sesuatu sesuai dengan rencana Anda, namun situasi tertentu membuat Anda harus melakukan sesuatu yang bukan agenda Anda, namun menurut Anda harus dikerjakan. Lakukanlah, siapa tahu ini adalah panggilan untuk Anda mengerjakan sesuatu untuk menyatakan kehendak Allah dan berguna bagi orang lain. Tidak ada yang kebetulan, tetapi Tuhan dapat memanggil setiap orang untuk menyatakan kehendakNya. Tuhan juga bekerja dan berkarya dalam segala keadaan atau situasi untuk mendatangkan kebaikan bagi setiap orang yang mengasihiNya. Amin.

Kamis, 24 Agustus 2017

"PERSEMBAHAN MENOPANG PERSEKUTUAN" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

"PERSEMBAHAN MENOPANG PERSEKUTUAN"

Kisah Para Rasul 4:36-37, "Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul"

"Satu untuk semua" adalah pola hidup gereja mula-mula. Mereka membentuk suatu persekutuan atau komunitas sehati sejiwa,  apa yang dimiliki seseorang adalah milik semua jemaat.  Di hadapan para rasul mereka mempersembahkan apa yang ada padanya diberikan  kepada jemaat untuk menopang persekutuan. Hidup demikian tak membuat mereka berkekurangan, justru berkelimpahan dan para rasul semakin kuat dalam memberitakan Injil, sebagaimana disebut dalam Kis 4:32-33, "Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah."

Hidup sehati sejiwa membuat komunitas ini semakin dicintai oleh orang dan semakin banyak pula yang menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Di dalam persekutuan jemaat mula-mula semua orang saling memperhatikan sesamanya dan mereka menjadi satu keluarga yang bekerja untuk menopang semua anggota persekutuan. Pola hidup demikian sangat menopang penyebaran kekristenan, sekalipun ada yang ditangkap, dipenjarakan,  dikejar dan dianiaya, namun semua jemaat menjadi pendoa dan menopang baginya. Pola hidup demikian pula menjadi jaminan hidup anggota keluarga korban penganiayaan dan pengejaran.

Dalam renungan pagi ini, seorang yang bernama Yusuf, dia Yahudi perantau berasal dari Pulau Siprus namun telah menerima Yesus sebagai Juruselamat, dia menjual ladang miliknya dan di hadapan rasul dia mempersembahkan miliknya itu untuk menopang persekutuan jemaat. Perbuatannya telah menjadi khotbah dan teladan yang tercatat dalam Alkitab.

Dalam studi ekonomi, pola hidup jemaat ini sering dijadikan dasar dalam membentuk koperasi. Ide dasarnya hampir sama, masing-masing anggota menopang sesama anggota simpan pinjam. Namun koperasi tentu dibangun di atas dasar pengelolaan bisnis dan saling percaya dan dalam bentuk simpan pinjam yang saling menguntungkan. Namun pola hidup jemaat ini adalah total bentuk persembahan; masing-masing mempersembahkan apa yang ada padanya menjadi milik semua dan semua menjadi satu keluarga, satu kepemilikan dan satu jiwa dalam menjalani hidup.

Pola hidup demikian tentulah sulit untuk diterapkan masa kini, namun prinsip kebersamaan, masing-masing mempersembahkan apa yang ada pada kita untuk menopang sesama adalah mutlak menjadi prinsip hidup kita. Itulah makna tubuh Kristus, hidup di dalam satu persekutuan bahwa apa yang dialami oleh salah satu anggota adalah pengalaman semua. Sama seperti anggota tubuh kita, jika kaki tersandung maka seluruh anggota tubuh akan merasakannya.

Kiranya firman yang kita baca di pagi ini semakin menyentuh hati kita untuk lebih peduli terhadap sesama. Mari berlomba untuk berbuat sesuatu untuk menolong dan menopang persekutuan kita dalam komunitas masing-masing, persekutuan dalam keluarga, persekutuan dalam jemaat (gereja), dan persekutuan dalam masyarata maupun lingkungan kerja. Inilah ciri pribadi orang percaya mempersembahkan hidup untuk menopang sesama dalam kasih. Tuhan memberkati! Amin.

Partangiangan Sektor Kampung Makasar di rumah Kel. S. Marpaung / br. Tambunan

Partangiangan Sektor Kampung Makasar di rumah Kel. S. Marpaung / br. Tambunan. Dilayani oleh Pdt. Halim P. Simbolon, S.Th., Liturgis St. J. Sitorus.




Rabu, 23 Agustus 2017

"ALLAH YANG KUAT DAN DAHSYAT" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

ALLAH YANG KUAT DAN DAHSYAT

 Ulangan 10:17, "Sebab TUHAN, Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap"

Jika Anda penggemar film, Anda mungkin  pernah menonton atau setidaknya membaca ulasan film "The Ten Commandments". Film ini karya Cecil B DeMille dan diproduksi oleh Paramount Picture. Film ini diangkat dari kisah kitab Keluaran, bagaimana Musa membawa Israel keluar dari perbudakan Mesir hingga menerima Sepuluh Perintah Tuhan di Sinai. Aktor Musa diperankan oleh Charlton Heston. Film ini menjadi salah satu film terbaik dunia dengan perolehan predikat terbaik: pengolahan gambar, sound, narasi, bintang dan berbagai kategori lainnya. Oleh Kongres Amerika film ini ditetapkan menjadi dokumentasi Nasional, tercatat dalam Guinnes World Record dan oleh Lembaga Film Amerika mencatatkan 10 film terbaik dunia.

Satu hal yang menakjubkan dalam film kolosal ini adalah ia berhasil memukau penonton tentang bagaimana kekuasaan Allah dan kedahsyatanNya yang luar biasa, sehingga tak ada orang yang mampu berdiri berhadapan muka dengan Tuhan yang hadir melalui Musa dan kuasa yang ada  dalam tabut perjanjian. Semuanya takjub dan taat kepada Tuhan yang dahsyat. Sebelumnya Musa dengan kuasa Allah telah melakukan mujizat-mujizat besar menalukkan Firaun. Tulah demi tulah di datangkan agar Firaun dapat membebaskan Israel dan dengan kuasa tangan Tuhan yang kuat menuntun perjalanan Israel selama di padang gurun

Firaun raja terkuat di zaman itu yang memiliki kekuatan gaib dan sihir. Mesir negara terkuat dan termaju di zaman itu. Namun di situlah Allah menunjukkan Allah lebih kuat, tidak ada allah seperti Allah Israel yang telah membebaskan mereka dari perbudakan Mesir. Bahkan dalam Kel 4:21 Allah mengeraskan hati Firaun. Allah secara aktif mengeraskan hati Firaun, namun pada saat yang sama Allah menunjukkan kedahsyatanNya. Allah memberitahukan apa yang Ia kehendaki kita lakukan dalam hidup ini melalui pemberikan ke sepuluh perintah.  Kedahsyatan dan kemahakuasaan Tuhan yang disaksikan oleh bangsa Israel, mulai pembebasan dari Mesir hingga pemeliharaanNya selama perjalanan di gurun pasir membuat mereka takut dan takjub serta melakukan perintahNya.

Renungan pagi ini mengingatkan kita akan Allah yang kuat dan dahsyat, tidak ada satu pun yang sanggup berdiri di hadapanNya. Tuhan itu adil, hukumNya benar dan tepat. Tuhan menghendaki kita melakukan kehendakNya. Tuhan tidak memandang bulu menyatakan kasihNya, kita semua sama di hadapanNya. Demikian juga dengan murkaNya,  Tuhan tidak menghendaki kita orang-orang yang dikasihiNya melakukan apa yang bertentangan dengan perintahNya.

Satu dari perilaku yang tidak disukai Tuhan disebutkan dalam renungan pagi ini yaitu korupsi dan penerima suap. Tuhan menghendaki agar setiap orang menikmati bahagian yang ditetapkan Allah baginya, seperti diaebut dalam Amsal 30:7-9, "Dua hal aku mohon kepada-Mu, jangan itu Kautolak sebelum aku mati, yakni: Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama  Allahku".

Mari semakin takjub kepada kemahakuasaan dan kedahsyatan Tuhan dengan semakin takut kepada Dia dan melakukan perintahNya. Amin.

Selasa, 22 Agustus 2017

"ANAK-ANAK ABRAHAM PEWARIS JANJI" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

ANAK-ANAK ABRAHAM PEWARIS JANJI

Galatia 3:29, "Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah"

Abraham artinya "bapak orang percaya". Menurut narasi Alkitab, Abraham dipanggil keluar dari negerinya Ur Kasdim ke tanah perjanjian yang ditunjukkan oleh Allah. Tuhan memberkatinya dan menjadikannya menjadi bangsa yang besar, keturunannya akan memenuhi bumi dan tak terhitung jumlahnya sama seperti pasir di pantai dan bintang di langit. Ketiga agama langit (Yahudi, Kristen dan Islam) sama-sama mengakui Abraham yang dipakai Tuhan menjadi saluran berkat bagi dunia. Allah memanggil Abraham untuk mewujudkan rencana keselamatan dunia dan umat manusia, sekalipun harus diakui perspektif akan narasi keturunan Abraham telah mendatangkan konflik agama yang sulit untuk dituntaskan. Namun Alkitab mencatat bahwa seluruh anak-anak Abraham sama-sama hadir pada kematian dan pemakaman Abraham, seperti disebut dalam Kej 25:9, "Dan anak-anaknya, Ishak dan Ismael, menguburkan dia dalam gua Makhpela, di padang Efron bin Zohar, orang Het itu, padang yang letaknya di sebelah timur Mamre".

Semoga teologi anak-anak Abraham dapat dikembangkan oleh agama-agama pewaris Abraham untuk perdamaian dunia, untuk kerukunan dan kesejahteraan umat manusia. Sesama anak-anak Abraham harus menghargai sesamanya dan sebagai saudara yang rukun dan damai, sebagaimana dikemukakan Hans Kung (teolog) tidak ada perdamaian dunia tanpa perdamaian agama-agama. Hans Kung dan teolog lainnya mengagas lahirnya karya besar: Global Ethics. Suatu seruan tokoh-tokoh agama dunia untuk turut mendorong peran agama dalam menciptakan perdamaian dan pembangunan kesejahteraan umat manusia.

Hal ini pula yang ditekankan oleh renungan kita di pagi hari ini, Paulus menjelaskan bahwa di dalam Kristus kita adalah anak-anak Abraham. Keanakan kita bukan karena secara genetis namun karena iman. Jika Abraham adalah bapak orang percaya kita adalah anak-anaknya yang percaya kepada Yesus Kristus. Sebagaimana kita tahu Abraham memperoleh kasih karunia karena janji dan iman Abraham telah teruji membuat Tuhan berkenan atas Abraham. Abraham mewarisi janji Allah lewat imannya yang teruji itu. Demikian halnya dengan keselamatan, itu bukanlah karena faktor genetis anak-anak Abraham, atau karena kemampuan melakukan hukum Taurat. Kita diselamatkan oleh kasih karunia Allah di dalam  Yesus Kristus. Di dalam Yesus Kristus kita telah menjadi anak-anak Abraham karena iman. Iman kepada Yesus Kristus menjadikan kita pewaris janji keselamatan dari Allah. Sebelum ayat ini Paulus telah menjelaskan bahwa di dalam Kristus tidak ada perbedaan: "Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus" (Gal 3:28).

Pastikan Anda milik Kristus, sebagaimana iman Paulus dalam Galatia 2:20, "Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku". Oleh iman di dalam Yesus Kristus kita adalah anak-anak Abraham, pewaris janji, pewaris keselamatan dari Allah Bapa. Seperti seorang anak yang mewarisi wasiat dari bapanya, demikianlah kita anak-anak Allah menjadi pewaris kerajaan kekal yang telah Tuhan anugerahkan bagi kita melalui pengorbanan Yesus Kristus. Amin.

Senin, 21 Agustus 2017

"IA MENYAYANGI DENGAN KASIH SETIA" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

"IA MENYAYANGI DENGAN KASIH SETIA"

Ratapan 3:31-32, "Karena tidak untuk selama-lamanya Tuhan mengucilkan.
Karena walau Ia mendatangkan susah, Ia juga menyayangi menurut kebesaran kasih setia-Nya"

Kitab Ratapan merupakan isi duka dan perkabungan yang mendalam dari nabi Yeremia meratapi kejatuhan Yerusalem dan pembuangan Babel. Yeremia telah berulang kali menyampaikan nubuatan agar bangsa itu berbalik kepada Allah. Namun apa yang terjadi? Justru Yeremia dibenci, diancam, dimasukkan dalam sumur dan berbagai penderitaan lainnya. Dan nabi palsu yang mereka dengarkan.  Apa yang disampaikan oleh Yeremia benar adanya. Babel bangkit dan menaklukkan Yerusalem, kota kebanggaan mereka telah menjadi puing dan Bait Allah yang begitu megah, yang diyakini sebagai symbol kehadiran Allah telah telah hancur dan tak satu pun batu bertindih. Jalan-jalan dan lorong - lorong yang dulu ditapaki oleh orang tua dan anak-anak berubah menjadi sepi. Yeremia dan umat itu meratapi dan menangisi Yerusalem! Mereka semua meratap dan mengaku: Tuhan telah menghukum kami.

Pertanyaan, apakah selamanya akan demikian? Mungkinkah kota ini akan pulih kembali?  Banyak dari antara mereka begitu terpukul dan putus asa. Yeremia dalam ratapan ini memberikan motivasi dan penguatan bahwa tak selamanya Tuhan mengucilkan. Walaupun Tuhan membiarkan mereka dalam kesusahan, Ia tidak meninggalkan mereka. Hal yang harus di ingat bahwa Tuhan setia pada janjiNya. Allah turut menderita.  KasihNya lebih besar dari beban yang menimpa hidup kita. Ia menyanyangi kita dengan kasih setiaNya yang besar.

Inilah kelebihan orang beriman: seberat apapun beban yang menimpa kita; janganlah berputus asa seolah semuanya sudah berakhir. Renungan pagi ini menguatkan kita dan memberi harapan: tak selamanya Tuhan mengucilkan kita, kesusahan ini akan berlalu dan suka-cita akan datang. Amin.

Minggu, 20 Agustus 2017

Pendidikan dan Pemberdayaan: Guru Sekolah Minggu Melayani dalam Ibadah Pkl. 18.00 wib

Pendidikan dan Pemberdayaan: Guru Sekolah Minggu Melayani dalam Ibadah Pkl. 18.00 wib




Pendidikan dan Pemberdayaan: Guru Pra Remaja Melayani dalam Ibadah Pkl. 15.30 wib

Pendidikan dan Pemberdayaan: Guru Pra Remaja Melayani dalam Ibadah Pkl. 15.30 wib




Pendidikan dan Pemberdayaan: Sektor Warung Sawo Melayani dalam Ibadah Pkl. 10.00 wib

Pendidikan dan Pemberdayaan: Sektor Warung Sawo Melayani dalam Ibadah Pkl. 10.00 wib




Pendidikan dan Pemberdayaan: Sektor Kalibata Melayani dalam Ibadah Pkl. 07.00 wib

Pendidikan dan Pemberdayaan: Sektor Kalibata Melayani dalam Ibadah Pkl. 07.00 wib



Sabtu, 19 Agustus 2017

Pendidikan dan Pemberdayaan: Olah Raga Bersama dan Bersih-Bersih Gereja Sektor Kalibata, Sektor Warung Sawo, Guru Pra Remaja dan Guru Sekolah Minggu

Pendidikan dan Pemberdayaan: Olah Raga Bersama dan Bersih-Bersih Gereja Sektor Kalibata, Sektor Warung Sawo, Guru Pra Remaja dan Guru Sekolah Minggu




"HIDUP PENUH PENGHARAPAN" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

HIDUP PENUH PENGHARAPAN

1 Petrus 1:3, "Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan"

Teks renungan hari ini merupakan pujian yang disampaikan Petrus untuk mensyukuri kasih Allah di dalam diri Yesus Kristus. KebangkitanNya melahirkan kita kembali kepada kehidupan yang penuh pengharapan dan sekaligus sebagai bagian pembuka dari surat Rasul Petrus.

Memiliki pengharapan sangat menentukan semangat kerja seseorang. Jika tidak ada pengharapan pasti semangat kerja menurun dan tingkat pencapaian hasil juga sangat rendah.  Tidak sedikit perusahaan-perusahaan besar mendatang motivator untuk melatih para staf dan karyawan agar memiliki semangat kerja melalui pelatihan-pelatihan pengembangan diri dan motivasi. Sudah terbukti bahwa staf dan karyawan yang memiliki semangat kerja memberikan dampak positif bagi perusahaan, tingkat produksi lebih tinggi dan segala manfaat lainnya.

Orang percaya harus memiliki hidup yang penuh pengharapan. Ada banyak alasan yang bisa kita sebutkan. PERTAMA: jaminan pemeliharaan di dunia ini. Yesus Kristus berjanji akan menyertai muridNya sampai akhir jaman (Mat 28:20). KEDUA: kepastian jaminan dalam hidup kita dari segala ancaman dan tekanan karena sehelai rambut pun telah dihitung Tuhan (Mat 10:30). Banyak lagi ayat Alkitab yang meyakinkan kita akan jaminan pemeliharan Tuhan dalam hidup kita. Jaminan itu bukan hanya hidup di dunia ini, tapi telah menganugerahkan kehidupan yang kekal.

Bagi rasul Petrus hidup dalam penuh pengharapan bertititk tolak dari kebangkitan Yesus Kristus. Yesus Kristus telah bangkit,  kubur telah kosong. Ini sangat penting, karena semua kita takut kepada kematian, setiap orang pasti menangis karena kematian namun dengan bangkitnya Kristus dari kematian, hal yang paling kita takuti dalam hidup ini telah dikalahkan oleh kebangkitan Yesus Kristus. Kebangkitan Yesus Kristus telah menyeberangkan kita dari kematian kepada hidup yang kekal.

Hidup yang penuh pengharapan adalah anugerah terbesar dalam hidup kita. Karena itu marilah tetap optimis, berpengharapan dan penuh semangat dalan menjalani aktifitas kita masing-masing. Jauhkan sikap pesimis dan segala bentuk yang menurunkan semangat kerja dan motivasi kita. Kristus telah menyeberangkan kita kepada hidup yang penuh pengharapan. Jika ada masalah, jangan surut dan tawar hati, tetapi jalanilah dengan penuh pengharapan, jangan kalah dan larut dalam masalah namun kuasailah diri dalam segala situasi Tuhan Yesus sumber kekuatan kita. Amin.

Jumat, 18 Agustus 2017

Partangiangan Sektor Kalibata di rumah Kel. Leonard Nadeak / br. Butar-butar

Partangiangan Sektor Kalibata di rumah Kel. Leonard Nadeak / br. Butar-butar.

Dilayani oleh Pdt. Sonny L. br. Sinaga, S.Th., MM.




"MENIMBA AIR KESELAMATAN" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

MENIMBA AIR KESELAMATAN

Yesaya 12:3, "Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan"

Nyanyian syukur atas keselamatan, demikian judul perikop Yes 12 ini menurut Lembaga Alkitab Indonesia (LAI). Hal ini mengingatkan bangsa Yehuda agar tidak ragu akan keselamatan dari Tuhan. Masa-masa akhir kerajaan Yehuda ada kegamangan dan kekhawatiran yang luar biasa khususnya raja Uzia, Ahaz dan Hizkia. Mereka takut  menghadapi kekuatan asing yang telah bangkit dan hendak memperluas daerah kekuasaannya. Salah satunya adalah negara Assyur. Satu persatu negara sekitarnya telah ditaklukkan termasuk Israel Utara. Kejatuhan Israel Utara ini semakin mencemaskan Yehuda, dari manakah pertolongan dan dari manakah keselamatan? Ada pikiran untuk membentuk koalisi dengan negara asing agar dapat membendung Assyur. Namun di situlah Yesaya hadir agar tidak meminta kekuatan pada bangsa asing karena akan mempercepat runtuhnya Yehuda ke tangan bangsa asing.

Yesaya hadir menguatkan bahwa sumber keselamatan ada pada Tuhan. Keselamatan dari Allah ibarat air keselamatan yang membuat orang dahaga. Air keselamatan ini diangkat dari konteks padang gurung. Kebutuhan mendasar bagi orang yang berjalan di padang gurun adalah air. Orang bisa mati karena dehidrasi kehabisan air dalam tubuh. Di padang gurung hampir dipastikan tidak ada air, jika pun ada hanya oase-oase atau genangan-genangan air yang sangat terbatas jumlahnya dan kalau diambil akan segera keruh. Bagi orang di padang gurun air adalah kehidupan dan keselamatan. Allah adalah air keselamatan bagi umatNya. Allah mau dan bersedia dan selalu menyediakan yang terbaik untuk umatNya. Masalahnya adalah, apakah mereka mau menimbanya?

Orang yang haus akan air harus datang ke sumur, mau menimba agar mendapatkannya. Demikianlah Yesaya memberitakan bahwa keselamatan itu ada pada Tuhan dan Dia menyediakanNya. Karena itu datanglah kepada Tuhan, Allah Israel, Allah Abraham, Ishak da Yakub yang mencipta, memelihara dan melindungi umatNya. Jangan ragu akan kemaha-kuasaanNya. Datanglah dan timbalah air kehidupan yang disediakan bagi kita.

Tuhan Yesus memperkenalkan bahwa Dialah  Air Kehidupan, seperti tertulis di Yoh 4:13-14, "Jawab Yesus kepadanya: Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."

Yesus adalah air kehidupan telah datang ke dunia ini menyelamatkan dan menyediakan kehidupan kekal bagi kita. Segalanya tersedia padaNya dan dengan suara lembut berseru: "Datanglah kepadaku hai yang letih lesu dan berbeban berat Aku akan memberikan kelegaan padamu" (Mat 11:28).

Karena itu, jangan sia-siakan kesempatan ini. Tuhan tetap membuka diri, hanya padaNya air keselamatan dan tersedia setiap saat. Maka mari datanglah kepada sumber air kehidupan! Amin.

Kamis, 17 Agustus 2017

Latihan Gerak Jalan persiapan POR Distrik



"DIMERDEKAAN UNTUK MELAYANI SESAMA" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

"DIMERDEKAAN UNTUK MELAYANI SESAMA"

Galatia 5:13, "Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih"

Galatia 5:13 (TOBA) "Tu haluaon i hamu dijou, angka dongan; asal unang haluaon i gabe parbonsiran di sibuk; sandok marhitehite haholongon i ma hamu masioloan!"

Dirgahayu Negaraku dan selamat merayakan HUT kemerdekaan bagi kita semua warga negara Republik Indonesia. Sudah 72 tahun NKRI telah diproklamirkan merdeka untuk membentuk suatu masyarakat mewujudkan cita-cita bersama yakni masyarakat adil dan makmur. Moment 17 Agustus ini penting untuk kita renungan bersama. Sebagai warga negara yang baik kita harus ikut berpartisipasi dalam pembangunan bangsa. Warga gereja adalah asset bangsa yang harus kita abdi bhaktikan untuk pembangunan nasional. Inilah panggilan kita sebagai warga gereja menjadi berkat bagi bangsa, negara dan masyarakat karena kita dimerdekakan Kristus agar bebas melayani sesama.

Tentu kita masih ingat kalimat mukadimah UUD 45 yang menyebutkan: "bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa." Kalimat ini sama dengan pandangan Alkitab yang menekankan bahwa setiap manusia telah dimerdekakan Kristus. Kristus telah membebaskan kita dari segala bentuk penindasan, kolonialisasi dan eksploitasi. Kematian Kristus yang turun ke dalam kerajaan maut, membebaskan manusia dari cengkeraman maut. Kita memahami bahwa upah dosa adalah maut. Namun agar kita sungguh-sungguh merdeka Kristus telah memerdekakan kita, sebagaimana disebut di Gal 5:1, "Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan"

Firman Tuhan mengingatkan kita bahwa kemerdekaan kita itu harus diabdikan menjadi pelayanan terhadap sesama. Dimerdekakan agar menjadi saluran berkat dengan menolong dan mensejahterakan orang lain. Semua orang merdeka harus menjaga dan memelihara kemerdekaannya agar tidak menjadi penindas bagi orang lain, atau membentuk koloni perbudakan melalui idiologi mayoritas. Atau atas nama kehendak rakyat namun telah menjadi tiran yang menindas orang lain. Kemerdekaan adalah hak azasi manusia; setiap orang merasakan kebebasan, jaminan atas hidup yang aman dan nyaman; bebas dari diskriminasi dan idiologi lainnya yang memarginalkan orang lain. Kita dipanggil untuk merdeka, kemerdekaan kita itu kita abdikan untuk melayani sesama, kemerdekaan itu untuk mengabdi demi kesejahteraan orang lain.

Renungan pagi ini sekaligus mengingatkan kita akan makna kemerdekaan RI ke 72 ini. Sudah sejauh mana kemerdekaan yang kita rayakan? Apakah kemerdekaan untuk kesejahteraan sendiri? Apakah kemerdekaan yang kita miliki telah kita bhaktikan secara optimal untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur?  Atau mungkin banyak yang belum merasakan kemerdekaan karena berbagai sikap diskriminasi, primordialisme dan kepentingan sempit dari para tokoh dan pemimpin publik? Alkitab mengingatkan kita dengan keras. Kemerdekaan itu jangan disalah gunakan, namun harus dipastikan bahwa kemerdekaan untuk mensejahterakan sesama. Amin.

Rabu, 16 Agustus 2017

"HIDUP DALAM KEADILAN DAN KEBENARAN" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

"HIDUP DALAM KEADILAN DAN KEBENARAN"

Amos 5:24, "Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir."

Salah satu nabi paling keras mengkritik realitas sosial adalah nabi Amos. Dia seorang nabi dari Tekoa yang dipanggil Tuhan menyampaikan kritik terhadap pemerintah dan praktek ibadah Israel yang tidak didasarkan pada keadilan dan kebenaran. Amos melayani sebagai nabi ketika Yerobeam II menjadi raja atas Israel Utara. Amos sangat mengkritik kebijakan raja yang menaikkan pajak, karena tujuannya adalah untuk membangun istana dan rumah-rumah para pejabat, bukan untuk kesejahteraan rakyat. Disinilah Amos mengatakan kenaikan pajak Raja Yerobeam II adalah menginjak-injak orang kecil (Amos 5:11). Demikian halnya dengan kebijakan luar negeri, mencari dukungan politik dengan bangsa asing atau koalisi hanya akan mempercepat kehancuran dan pembuangan. Membangun persenjataan hanya akan menambah korban perang dari umat Israel sendiri (Amos 5:3). Amos telah menubuatkan bahwa  bangsa Israel akan terbuang dan segala usahanya untuk memperbaiki keadaan bangsa yang dibawah tekanan politik asing akan menjadi usaha menjaring angin. Segala kebijakan politik akan tak berguna apabila bangsa Israek masih jauh dari keadilan dan kebenaran. Pemimpin-pemimpin harus memperbaki diri dengan mencintai kebaikan dan menunjukkan diri sebagai gembala.

Dalam kehidupan beragama, Amos sangat mengkritik praktek ibadah yang dilakukan bangsa Israel. Mereka merayakan hari-hari tertentu dalam perayaan agama, membawa korban dan menyanyikan mazmur dan gambus bagi Allah; namun hati mereka sangat jauh dari Tuhan dan mereka menumpahkan darah, seperti disrbut di Amos 5:21-23, "Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu.  Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepada-Ku korban-korban bakaran dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang. Jauhkanlah dari pada-Ku keramaian nyanyian-nyanyianmu, lagu gambusmu tidak mau Aku dengar."

Ritual religius tidak ada artinya jika tidak diikuti dengan sikap hidup sehari-hari. Inilah kritik terbesar Amos kepada para gembala, sebab bagaimana mungkin Tuhan menghendaki ibadah raya mereka sementara mereka adalah pelaku penindasan terhadap sesamannya. Tuhan membenci semua itu, Amos bersuara keras bahwa jauh lebih penting hidup dalam keadilan dan kebenaran, dari pada beribadah namun tangan penuh darah. Untuk apa nyanyian merdu dengan harmoni melodi suara indah dan gambus jika hidup mereka saling berbantah dan penuh kebencian.

Suara dan kritik Amos sangat menghentakkan seluruh pemimpin Israel baik pihak istana dan juga kaum imam. Kebijakan-kebijakan pihak istana yang mencoba keluar dari krisis tak akan memperbaikan bangsa itu. Menurut Amos, satu-satunya jalan keluar dari kriris bangsa itu adalah: kalau totalitas kehidupan bangsa itu  MENCINTAI KEBAIKAN, sebagaimana disebut di Amos 5:14, "Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup; dengan demikian TUHAN, Allah semesta alam, akan menyertai kamu, seperti yang kamu katakan".

Konkrit mencari kebaikan adalah hidup adil dan benar. Inilah jalan keluar dari semua krisis.  Biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran mengalir seperti sungai yang selalu mengalir.  Seruan nabi Amos ini sangat penting untuk kita hidupi: mari MEMBIASAKAN HIDUP DALAM KEBENARAN, bukan MEMBENARKAN KEBIASAAN. Biarlah kita berlaku adil dalam setiap kebijakan dan keputusan yang kita lakukan dalam hidup ini. Amin.

Selasa, 15 Agustus 2017

"JADILAH ENGKAU TAHIR" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

JADILAH ENGKAU TAHIR!

Markus 1:40b-42, "Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.
Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: Aku mau, jadilah engkau tahir. Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir".

Orang yang berpenyakit kusta biasanya nampak pada kulitnya yang penuh dengan sisik-sisik putih licin, mengkilap dan kalau ditekan, daging disekitarnya tidak terasa sakit lagi. Dikalangan orang Yahudi penyakit ini dianggap najis dan berbahaya, karena dapat menular; sebab itu harus diasingkan dari masyarakat. Untuk lebih jelas pandangan kaum Yahudi atas kusta bacalah pada: Kel 13 dan Kel 14; Luk 18:12-19. Bahkan kusta sering digambarkan sebagai simbol dari dosa.

Pandangan kaum Yahudi yang demikian sangat membuat seorang kusta memiliki penderitaan ganda. Selain dianggap terkutuk dalam pandangan agamawi, sanksi sosial juga sangat keras: mereka harus diasingkan, mereka tidak boleh berkeliaran di tempat umum, mereka kehilangan hak-hak sipilnya di tengah-tengah masyarakat. Tidak jarang orang yang berpenyakit kusta dipasung karena dianggap dapat berjangkit atau menular.

Seorang kusta datang memohon kepada Yesus Kristus agar dia ditahirkan. Bagi seorang kusta kesempatan tahir sangat sulit karena kusta tidak dapat disembuhkan. Dia hanya tinggal menunggu waktu kapan semuanya berakhir. Namun dalam keadaan demikian Yesus hadir bagi orang yang kusta, yang lemah, dipinggirkan dan terkucilkan. Kehadiran Yesus membuka ruang dan kesempatan bagi orang yang terpinggirkan. Semuanya terbuka untuk dipulihkan dan memperoleh keselamatan. Inilah luar biasanya Yesus Kristus, Dia membuka diri bagi orang yang dikucilkan. Yesus sebagai orang Yahudi pasti mengetahui bagaimana perlakuan  orang kepada seorang kusta. Namun Yesus berbeda dengan Yahudi lainnya, Yesus membuka diri dengan orang kusta, dan tergerak hatinya oleh belas kasihan.

"Aku mau, jadilah engkau tahir!" Keterbukaan hati Tuhan Yesus menyembuhkan dan mentahirkan orang kusta maka dia benar-benar tahir. Dia dipulihkan dari pengucilan dan hak-haknya di tengah-tengah masyarakat dipulihkan.

Kesediaan Tuhan Yesus menyembuhkan adalah berita keselamatan bagi kita semua.  Yesus telah menghapus dosa kita di kayu salib. PengorbananNya telah menebus kita dari perbudakan dosa. Oleh dosa kita telah terasing dihadapan Allah, hubungan kita dengan sesama terganggu, namun lewat pengorbanan  Yesus Kristus kita telah dipulihkan dan diperdamaikan dengan Allah.


Senin, 14 Agustus 2017

"TETAPLAH SETIA KEPADA TUHAN" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

TETAPLAH SETIA KEPADA TUHAN

Yosua 22:5, "Hanya, lakukanlah dengan sangat setia perintah dan hukum, yang diperintahkan kepadamu oleh Musa, hamba TUHAN itu, yakni mengasihi TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, tetap mengikuti perintah-Nya, berpaut pada-Nya dan berbakti kepada-Nya dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu."

Konteks ayat renungan pada pagi ini adalah pesan Yosua kepada bangsa Israel setelah seluruh suku-suku Israel memperoleh pusaka, yaitu pembagian tanah Kanaan. Setelah sampai di Kanaan tentu akan ada situasi baru yang dimasuki oleh bangsa Israel, yaitu: tinggal dan menetap di Kanaan sesuai dengan janji Tuhan. Mereka akan memiliki ladang, rumah menetap dan penghasilan menetap bahkan segala kemakmuran dan sejahtera akan mereka nikmati karena tanah Kanaan adalah tanah yang subur, penuh susu dan madu. Sebelumnya mereka hidup nomaden; pengembara di negeri asing dan berpindah-pindah; mereka tidak memiliki tanah atau penghasilan yang menetap. Tetapi setelah memasuki tanah Kanaan mereka telah mewarisinya dan dibagi oleh Yosua menurut kedua belas suku Israel. Seluruh mereka dipastikan memiliki tanah pusaka sebagai pemberian Allah, kecuali Lewi karena mereka hidup dari perpuluhan umat.

Mengapa Yosua begitu keras mengingatkan bangsa Israel agar setia kepada Tuhan, memelihara perintahNya dan tetap berpaut kepada Tuhan? Yosua sebagai pemimpin telah melihat ada bahaya yang akan mereka hadapi, yaitu: pengaruh budaya dan agama sekitar.  Mereka akan berjumpa dengan budaya dan agama orang Kanaani yang memuja dewa kesuburan yang diyakini pemberi berkat dan hasil pertanian mereka. Demikian dengan bangsa-bangsa lainnya pemuja dewa Baal. Atas situasi baru inilah Yosua mengingatkan begitu keras agar mereka tetap setia kepada Tuhan. Kemakmuran dan hasil panen dan ternak yang tambun dan segala apa yang mereka miliki adalah pemberian Tuhan.

Atas semua yang mereka terima dan nikmati di Kanaan, nats renungan ini disampaikan kepada umatNya. Marilah kita petik beberapa hal penting yg harus dilakukan: (1) Setia kepada perintah dan hukum Tuhan: mereka harus memelihara perintah Tuhan sebagaimana yang diterima Musa di Sinai dan telah diaminkan oleh semua bangsa itu di hadapan Allah.  Tuhan adalah Allah yang cemburu, Dia tidak menghendaki bangsa Israel melupakanNya, sebagaimana Allah setia kepada umat ini yang diikat oleh perjanjian. Demikian hendaknya umat ini setia kepada Tuhan.  (2) Jangan syukuri pemberianNya namun yang memberi dilupakan. Apa yang mereka miliki adalah bentuk kasih Allah atas umatNya. Disinilah Yosua menekankan agar umat Israel harus mengasihi Tuhan.  (3) Hidup menurut jalan yang ditentukan oleh Tuhan. Berjalan di padang gurun bukankah hal yang mudah, namun penuh tantangan dan penuh ketidak-pastian. Hanya oleh tuntunan dan petunjuk Tuhan mereka bisa menyeberanginya dan sampai di Kanaan. Dan ke  (4): Berbakti kepada Tuhan. Sebagai umat pilihan mereka harus menunjukkan bahwa mereka adalah bangsa yang berbeda dengan bangsa-bangsa lainnya. Mereka adalah umat yang mengabdi dan berbakti kepada Tuhan saja. Dalam segala perbuatan dan tindakan yang mereka lakukan harus berpaut kepada Allah.

Pesan firman Tuhan pagi ini mengingatkan kita agar tetap setia kepada Tuhan. Dalam duka dan suka, dalam untung dan malang setialah kepada Tuhan. Amin.

Minggu, 13 Agustus 2017

"APA YANG ENGKAU KERJAKAN?" Renungan Minggu Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

APA YANG ENGKAU KERJAKAN?
(1 Raja-raja 19: 1-18)

Firman Tuhan Minggu ini memberitakan perihal Elia yg melarikan diri dan bersembunyi dari pengejaran Izebel.  Elia sangat takut  karena Izebel memburu nyawanya. Dalam persembunyiannya Tuhan menyapa dan memanggil Elia: APA YANG ENGKAU KERJAKAN DI SINI? Pertanyaan ini menghentakkan Elia, sekaligus menyampaikan uneg-uneg yg sangat berat di hatinya. Apakah upah yang diterima Elia: bekerja segiat-giatnya melalukan perintah Tuhan, menegakkan kebenaran, memusnahkan berhala tapi malah diancam dan hendak dibunuh. Atas ancaman dari Izebel ini, Elia merasa lebih baik rasanya mati saja, dan itu ia keluhkan kepada Tuhan.  Tuhan menyapa dan memanggil Elia agar keluar dari persembunyiannya. Elia diperintahkan untuk bangkit berdiri dan melakukan kehendakNya. Jangan takut dan gentar, Tuhan menjaga dan memelihara dengan penuh kuasa hambaNya.

Izebel adalah perempuan yg sangat jahat di mata Tuhan. Dia isteri raja Ahab yg telah membawa malapetaka bagi Israel. Ahab raja yg takluk kepada isterinya Izebel, penyembah berhala. Dia meninggalkan Tuhan dan membangun mezbah untuk Baal. Kuasa Izebel atas raja Ahab sangat kuat dan banyak kebijakan raja diambil-alih oleh Izebel; salah satunya adalah kasus Nabot yg sangat terkenal (baca 1 Raj 21).  Sosok Izebel menjadi tragedi peran isteri yg merendahkan suami. Dan sebelum nats kotbah ini telah terjadi pertarungan besar antara Elia dan nabi-nabi Baal. Itulah peristiwa bukit Karmel (1 Raj 18). Nabi-nabi Baal mempersembahkan kurban dan mengundang dewa Baal untuk memakan kurban yg disajikan, namun tak ada tanda apapun, sekalipun mereka sudah berdoa dan berjingkrak-jingkrak memohon Baal untuk menunjukkan diri, tapi tak ada gerakan apapun. Itu membuktikan bahwa Baal adalah benda mati. Sebaliknya ketika Elia mempersembahkan kurban, api pun menyambar korban yg dipersembahkan Elia. Ini membuktikan bahwa Allah Israel adalah Allah yang hidup dan penuh kuasa. Konsekwensi kekalahan Baal dan nabi-nabinya suruhan Izebel itu, Elia menangkap dan memusnahkan 450 nabi-nabi Baal di sungai Kison.

Atas kekalahan Baal, Izebel tak puas, semakin bangkit amarahnya menghendaki darah Elia. Izebel bangkit memerintahkan untuk membunuh Elia. Di sinilah pergumulan Elia dalam khotbah Minggu ini: ia menghindar dari amarah Izebel dengan pergi dan bersembunyi ke Beersyeba (wilayah Yehuda). Dengan demikian tidak ada lagi kuasa Izebel menangkap Elia di negeri Yehuda karena batas kekuasaan Israel Utara. Di sinilah Tuhan bertanya pada Elia: APA YANG ENGKAU KERJAKAN DI SINI? Elia pun menjawab dan menyampaikan isi hatinya: lebih baik ia mati. Bukankah Elia melakukan apa yg Tuhan kehendaki dan membuktikan kebenaran, tapi apa yg didapatkannya justru ancaman, intimidasi dan pengejaran Izebel?

Menghindar dari masalah dan menyembunyikan diri dari masalah yg dihadapi merupakan hal yg tidak disukai oleh Tuhan. Tuhan memanggil Elia keluar dari persembunyiannya untuk bangkit, tegar menghadapinya serta diutus untuk melakukan perintahNya.

Ada beberapa pelajaran yg sangat berharga dari kotbah Minggu ini:

(1). Bangkitlah dan makanlah!
Ketika menghindar dari masalah, Elia tak berdaya, berkeluh kesah atas semua yang dihadapinya. Inilah konsekwensi orang yg melakukan kebenaran, dikejar dan diancam. Malaikat menyediakan makanan bagi Elia membuktikan bahwa Tuhan memperhatikan dan menjamin hidupnya. Tuhan menyediakan energi bagi hambaNya utuk melakukan tugas-tugasnya.

(2). Bangkitlah, pergilah menghadap Tuhan. Jangan menghindar dan bersembunyi. Perjumpaan dengan Tuhan menjadi kekuatan bagi setiap orang yg mengalami beban berat. Seperti seruan Yesus: "Marilah kepadaKu, hai yang letih lesu dan berbeban berat..." (Mat 11:28). Di dlm Tuhan ada kelegaan, dan kekuatan serta semangat kita dipulihkan.

(3). Bangkitlah, tunaikan pengutusan Tuhan. Perjumpaan dgn Tuhan memulihkan semangat, sehingga mampu melakukan kehendakNya. Ada tiga perintah Allah kpd Elia: mengurapi Hazael menjadi raja Aram, mengurapi Omri menjadi raja Israel, dan mengurapi Elisa menggantikannya sbg abdi Allah. Amin.

Pendidikan dan Pemberdayaan: Sektor Perumpung Barat & Timur Melayani dalam Ibadah Pkl. 10.00 wib

Pendidikan dan Pemberdayaan: Sektor Perumpung Barat & Timur Melayani dalam Ibadah Pkl. 10.00 wib


Pendidikan dan Pemberdayaan: Sektor Kampung Baru Melayani dalam Ibadah Pkl. 07.00 wib

Pendidikan dan Pemberdayaan: Sektor Kampung Baru Melayani dalam Ibadah Pkl. 07.00 wib




Sabtu, 12 Agustus 2017

"LANGIT DAN BUMI AKAN BERLALU" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

LANGIT DAN BUMI AKAN BERLALU

Lukas 21:33, "Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu."

Dunia ini akan lenyap dengan segala kemegahannya. Jika demikian mengapa harus mengejar kenikmatan dunia ini? Dunia ini sementara, kita akan memasuki kehidupan kekal yang abadi. Itulah sebabnya penulis Ibrani mengatakan, "Sebab di sini kita tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap; kita mencari kota yang akan datang" (Ibr 13:14).
Yesus sangat kaya akan nasihat mengenai fananya dunia ini. Salah satu contoh adalah kisah orang kaya dan Lazarus (Lukas 16:19-31). Orang kaya menikmati hidupnya di dunia ini, dihormati dan penuh kemuliaan. Lazarus sebaliknya hidup sengsara dan hina di dunia bahkan makan pun harus dari meminta belas kasihan orang lain. Dunia ini pun berlalu masuk pada penghakiman Tuhan. Alhasil, Lazarus menikmati kehidupan abadi dalam firdaus dan penuh bahagia bersama-sama orang-orang kudus, namun orang kaya di dunia harus memasuki penghukuman yang tak tertahankan. Ini suatu pesan bahwa dunia ini akan berlalu, jangan sampai kehilangan kehidupan kekal yang telah dipersiapkan oleh Allah karena memenuhi hidup yang sementara ini. Jika dibuat pilihan,  lebih baik menderita sementara di dunia namun memperoleh hidup yang kekal dalam kehidupan mendatang.

Langit dan bumi akan berlalu. Ini adalah peringatan Yesus Kristus kepada murid bahwa dunia ini akan berakhir dan hal ini dituliskan dalam ketiga Injil (Lukas 21:25, 24:29 dan Mark 13:24). Demikian halnya surat-surat Perjanjian Baru bahwa unsur-unsur dunia ini akan hancur  (2 Petrus 3:10-12), dunia ini akan berlalu, Yesus akan datang dalam kemuliaanNya ketika  malaikat berseru dan membunyikan sangkakala dimana orang percaya akan bangkit (1 Tes 4:16). Sesungguhnya langit dan bumi yang pertama akan berlalu dan datang langit dan bumi yang baru sebagaimana dijanjikanNya (2 Ptr 3:13; Why 21:1).

Peganglah Firman Tuhan! Yesus berpesan bahwa FirmanNya tidak akan berlalu sebagai pegangan hidup bagi orang percaya dan jaminan akan keabadian. Jaman bisa berubah, perubahan nilai tak akan bisa dihambat bahkan sengala unsur-unsur dunia, langit dan bumi akan berlalu namun firman Tuhan adalah kekal. Nasihat bisa lupa, petuah bisa saja tak relevan, namun firman Tuhan tetap sama dan relevan sepanjang masa (1 Petr 1:17) karena Yesus Kristus sama baik kemarin, sekarang dan selama-lamanya (Ibrani 14:8). Mengapa firman tidak akan berlalu? Karena firman telah menjadi daging; itulah keselamatan yang kita kenal di dalam diri Yesus Kristus (Yoh 1)

Marilah berpegang hanya kepada firman Tuhan sebagai suluh hidup di dunia ini. Firman memelihara dan menguatkan iman kita hingga memasuki kehidupan abadi. Amin.

Pendidikan dan Pemberdayaan: Olah Raga Bersama dan Bersih-Bersih Gereja Sektor Kampung Baru dan Sektor Perumpung Barat & Timur bersama PS. Eklesia & PS. Gloria

Pendidikan dan Pemberdayaan: Olah Raga Bersama dan Bersih-Bersih Gereja Sektor Kampung Baru dan Sektor Perumpung Barat & Timur bersama PS. Eklesia & PS. Gloria



Jumat, 11 Agustus 2017

Partangiangan Sektor Perumpung Barat & Timur; Kel. St. Ign. M. Pakpahan / br. Aritonang

Partangiangan Sektor Perumpung Barat & Timur; Kel. St. Ign. M. Pakpahan / br. Aritonang.
Dilayani oleh Pdt. Lucius TB. Pasaribu, S.Th.

"JANJI TUHAN SETELAH PERISTIWA AIR BAH" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

JANJI TUHAN SETELAH PERISTIWA AIR BAH

Kejadian 9:9-10, "Sesungguhnya Aku mengadakan perjanjian-Ku dengan kamu dan dengan keturunanmu,
dan dengan segala makhluk hidup yang bersama-sama dengan kamu: burung-burung, ternak dan binatang-binatang liar di bumi yang bersama-sama dengan kamu, segala yang keluar dari bahtera itu, segala binatang di bumi".

Alkitab mengatakan bahwa air bah adalah hukuman Allah untuk melenyapkan manusia dari dosa. Dosa telah merajalela dan melingkupi dunia. Manusia semakin jahat. Allah menyesal terhadap manusia yang diciptakanNya itu (Kej 6:6). Namun dari dunia yang penuh dosa, Tuhan masih menemukan orang setia, hidup benar dan tidak bercela serta bergaul denganNya yaitu Nuh. Dialah  diperintahkan membuat bahtera karena Tuhan akan mendatangkan air bah. Hanya Nuh dan keluarganya yang diselamatkan. Selain Nuh dan keluarganya,  Tuhan memerintahkan Nuh untuk memasukkan ke dalam bahtera berbagai jenis binatang sesuai dengan yang ditentukanNya untuk diselamatkan. Oleh Nuh dunia ini masih memperoleh kasih karunia.

Setelah air bah surut hal pertama dilakukan oleh Nuh adalah membangun mezbah dan mempersembahkan kurban bakaran bagi Tuhan. Tuhan pun senang atas kurban yang dipersembahkan Nuh. Atas hal inilah Tuhan mengadakan perjanjian pada Nuh dan juga pada seluruh mahkluk hidup bahwa Tuhan tidak mendatangkan air bah lagi untuk memusnahkan manusia. Sebagai tanda perjanjian ini Tuhan menempatkan busurNya yang lazim kita sebut dengan pelangi. Istilah busur ini sangat penting: busur adalah alat perang yang bisa membunuh musuh dengan jarak jauh. Allah menempatkan busur ini berarti Allah menghentikan amarahNya dan tak akan mendatangkan air bah lagi untuk menghukum manusia dan seluruh binatang yang ada dan makhluk hidup lainnya baik yang ada di darat, di dalam air dan di udara.

Renungan di pagi hari ini mengingatkan kita bahwa bukan hanya kepada manusia Allah berjanji untuk tidak mendatangkan air bah, namun kepada seluruh makhluk. Hal ini hendak menjelaskan bahwa manusia dan mahkluk hidup lainnya: binatang, tumbuhan dan alam harus hidup dalam harmoni, memelihara kelestarian alam dan ekosistem. Manusia, binatang, tumbuhan dan alam merupakan bahagian ciptaan Allah. Tuhan mengikat perjanjian bukan hanya kepada manusia saja, tetapi juga kepada makhluk hidup lainnya. Manusia sebagai mahkota ciptaan yang diberi akal budi dan pengertian bertanggungjawab atas kelestarian alam, jaminan kelangsungan hidup serta ekosistem yang memelihara mata rantai kehidupan.

Salah satu dampak dunia yang mengancam kehidupan kita penghuni bumi adalah "climate change" yang berdampak pada perubahan iklim yang semakin mencemaskan; suhu udara bumi yang semakin panas dan bencana alam yang semakin mengancam kehidupan umat manusia, mendesak kita agar bergegas memilih produk yang ramah lingkungan. Dampak meningkatnya suhu bumi akan melelehnya es kutub utara dan selatan berdampak pada meningkatnya permukaan laut. Tentu ini adalah air bah yang mengancam kehidupan. Tuhan memang telah berjanji tak akan melenyapkan manusia dengan air bah, namun merupakan tugas dan tanggung jawab kita memelihara lingkungan hidup dan melestarikannya demi kelangsungan hidup manusia, makhluk hidup dan alam. Amin.

Kamis, 10 Agustus 2017

"ROTI HIDUP" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

ROTI HIDUP

Yohanes 6:51, "Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."

Roti Sorgawi bagi orang Israel adalah "manna", makanan yang disediakan oleh Allah bagi umatNya selama dalam perjalanan di padang gurun. Ketika Yesus menyatakan diri "Akulah Roti Hidup", mereka kaget luar biasa karena ada yang lebih hebat dari manna.

Pernyataan Yesus ini menghentakkan kaum Yahudi karena tak ada roti hidup atau roti sorga yang mereka kenal selain dari manna di gurun pasir. Lebih dalam lagi Yesus memberikan penjelasan: Jika manna yang dianggap kaum Yahudi sebagai roti hidup, maka mereka yang makan manna masih lapar dan  mati. Bagi Yesus manna adalah makanan biasa sama seperti roti lainnya dimakan keyang setelahnya lapar. Namun Yesus memperkenalkan diri kepada kita bahwa Dia adalah roti hidup. Dialah sumber kehidupan. Barang siapa yang percaya kepadaNya akan beroleh keselamatan dan kehidupan yang kekal.

Yesus telah menyerahkan diriNya untuk keselamatan kita melalui pengorbananNya di kayu salib. Yesus adalah roti hidup yang kita terima dalam Perjamuan Kudus. Di dalam Perjamuan Kudus kita menerima tubuh dan darah Kristus yang dikurbankan untuk menebus kita dari dosa dan kematian agar kita beroleh kehidupan yang kekal. Yesus roti hidup yang kita terima telah menjadi kehidupan kita.

Kita hidup mencari roti (nasi), itu adalah wajar karena kita membutuhkan roti. Siang dan malam, berlelah dan berpeluh demi mencari nafkah. Kita harus ingat bahwa manusia hidup bukan hanya dari roti saja, sebagaimana disebut Yesus di Matius 4:4, "Tetapi Yesus menjawab: Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."  Dengan demikian janganlah hanya mencari roti yang terbuat dari tepung dan memberi rasa keyang yang kemudian kita bisa lapar dan haus lagi. Melengkapi itu semua tetaplah mencari roti hidup yaitu dengan percaya kepada Yesus Kristus yang menyediakan kehidupan kekal bagi kita. Marilah menerima roti hidup dengan memperhatikan pertumbuhan rohani kita melalui doa, ibadah dan  membina relasi kita dengan Tuhan. Amin.

Rabu, 09 Agustus 2017

"HIKMAT ADALAH PEMBERIAN TUHAN" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

HIKMAT ADALAH PEMBERIAN TUHAN

Amsal 2:6, "Karena TUHANlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian"

Dalam renungan Minggu lalu, 30 Juli 2017 dari 1 Raja-raja 3:4-12 kita telah membahas doa Salomo. Setelah dilantik jadi raja bagi Israel menggantikan ayahnya Daud, Salomo beribadah kepada Allah dan memberikan persembahan korban bakaran bagi Tuhan. Tuhan berkenan atas korban bakaran Salomo dan memberikan kesempatan baginya apa yang hendak Tuhan berikan kepadanya. Sungguh luar biasa yang diminta Salomo bukanlah harta atau pasukan perang terkuat atau kerajaan yang terkokoh sepanjang masa. Salomo meminta kepada Tuhan agar diberi kebijaksanaan: hati yang paham menimbang perkara agar mampu memimpin bangsa Allah dan memberikan keputusan yang tepat. Tuhan sangat senang kepada Salomo atas permintaannya itu dan memberikannya bahkan ditambah lagi kekayaan dan panjang umur, serta musuh-musuhnya tahkluk kepadanya.

Dalam Alkitab kebijaksanaan dipandang sebagai suatu pengetahuan dan kemampuan praktis, sebuah seni hidup (Ams 21:20). Bijaksana adalah orang yang pandai (Kel 28:3; 1Raj 7:14; Yeh 27:8), pemberi nasihat yang cerdas (2 Sam 13:3), orang yang terpelajar (Yer 2:8; 8:8-9), "penulis" di istana (2 Raj 15:19). Mereka yang tergolong orang-orang bijaksana termasuk kelompok pemimpin di masyarakat (Yes 3:2-3), yang suka memberikan pengalamannya kepada para puteranya (Ams 13:1). Di kemudian hari para orang bijaksana terpilih dari para ahli kitab. Mereka mengajar akal-budi, pengertian, kecerdasan dan kepandaian untuk mencapai kebahagiaan hidup (Misalnya: Ams 14:15-16). Kebijaksanaan itu sekaligus merupakan sebuah kelakuan moral religius yang baik. Orang bijaksana melakukan hal-hal yang berkenaan pada Yahwe (Ams 6:16).

Hikmat adalah pemberian Tuhan demikian Amsal 2:6. Jika pengetahuan dapat dipelajari dan ketrampilan dapat dilatih maka hikmat adalah pemberian Tuhan. Orang yang pintar belum tentu bijak, ada yang pintar, punya IQ yang brillian, terampil dan professional namun tak bijak, sombong dan tak bermoral. Namun hikmat dan kebijaksanaan selalu ada pada orang yang takut akan Tuhan. Hikmat dan kebijaksanaan adalah pemberian dari Tuhan. Jalan orang berhikmat mendatangkan kebaikan dan kehidupan bagi sesama. Dia tidak terjerat oleh kepentingan sesaat, atau tenggelam dalam zona abu-abu yang samar. Orang berhikmat akan dapat menimbang perkara dengan adil dan tepat bagi semua orang.

Hikmat lebih dalam dari pengetahuan, lebih berharga dari kepintaran. Hikmat membimbing kita menempuh jalan kehidupan, membebaskan kita dari jerat dan perangkap kejahatan. Hikmat hanya diperoleh orang yang takut akan Tuhan. Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita diperhadapkan dengan dilema yang sulit dan perkara yang abu-abu yang sulit diputuskan. Salah-salah mengambil keputusan kita menjadi korban siasat dan propaganda. Di sinilah kelebihan orang percaya dalam segala ketidak-tahuannya akan apa yang terjadi esok, namun kita percaya Tuhan akan menolong dan memandu hidup kita melalui hikmat yang dari padaNya.   Hikmat menuntun kita untuk mengambil langkah yang tepat. Kita percaya Tuhan akan memberikan hikmat dalam menjalani hidup ini dan memberikan hikmat dalam menentukan setiap keputusan yang kita ambil.

Doa: ya Tuhan berikanlah hikmat dan kebijaksanaan pada kami dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan kami. Amin.