running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Minggu, 24 September 2017

"TAK TERSELAMI KEBESARAN TUHAN" (Mazmur 145:1-8) Minggu XV Setelah Trinitatis Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

"TAK TERSELAMI KEBESARAN TUHAN" (Mazmur 145:1-8)

Jika kita baca teks asli dalam Ibrani, Mazmur ini disusun sedemikian indah dimulai dari huruf: alef sampai dengan huruf taw (alphabetik Ibrani a-z). Terdiri dari 21 huruf, masing-masing huruf disusun menjadi syair yang indah satu-satu ayat menceritakan dan  menggambarkan kebesaran, kemuliaan dan keagungan Tuhan. Huruf-huruf yang rapi tersusun memancarkan keindahan dan kemuliaan Tuhan. Dilihat dari penyusunan teks indah dari Mazmur 145 ini, mazmur ini mau menunjukkan bahwa seluruh alphabetik, huruf-huruf, kata, kalimat dan bahasa yang kita pergunakan semestinya memuliakan Tuhan.

Dari isi syair Mazmur 145 kita menemukan suatu ajakan dari pemazmur agar ikut dalam barisan arak-arakan yang memuliakan Allah. Ajakan agar ikut dalam rombongan yang menyanyikan kebesaran Tuhan.

(1). Memuji segala kebesaran Tuhan.
Jika Anda melihat seorang perwira tinggi militer berpakaian dinas lengkap: akan ada atribut pangkat dan berbagai bintang penghargaan yang disematkan berjejar. Semakin banyak prestasinya tentu semakin gagah kelihatannya. Bagi orang yang paham dan tahu akan jenis-jenisnya dia akan mengenal dan akan kagum. Demikian halnya dengan raja dengan pakaian kebesarannya akan penuh dengan hiasan dan mahkota yang mengagumkan. Gambaran seperti inilah yang dipergunakan oleh pemazmur untuk memuji dan memuliakan segala kebesaran Tuhan. Dia tahu dan kenal Allah dari pengalamannya sendiri dan kemahakuasaanNya. Allah itu Raja yang mengagumkan. Pemazmur terpesona atas segala kebesaran dan keagungan Tuhan (ayat 1-3). Kekaguman semacam ini sering muncul dalam kitab Mazmur (baca Mazmur 8 ). Kagum dan takjub atas segala kebesaran Tuhan melalui ciptaan. Ketakjubannya mendorong pemazmur memuji dan memuliakan Tuhan sepanjang masa. Pemazmur memuliakan Tuhan bukan karena kebaikan yang diterimanya, namun karena essensi Allah yang agung.

(2). Memberitakan perbuatan dan keperkasaan Tuhan. Jika ayat 1-3 berbicara tentang atribut kemuliaan yang melekat pada diri Allah, maka pada ayat 4-7 menggambarkan peristiwa atau kejadian atau perbuatan-perbuatan yang perkasa dari Tuhan.  Kemuliaan Tuhan yang melegenda karena atas perbuatan, karya dan kebijakan-kebijakanNya yang dialami dalam sejarah. Keperkasaan Tuhan bukan hanya dialami oleh satu angkatan atau satu generasi, namun dialami dan dirasakan angkatan demi angkatan. Perbuatan Allah yang ajaib bukan hanya cerita masa lalu, tetapi Allah yang terus berkarya hingga kini. Pemazmur hendak memberitakan karya Allah itu dari masa ke masa dan diwariskan angkatan demi angkatan.  Allah tidak bekerja hanya pada satu periode sejarah, tetapi secara terus menerus sepanjang masa. Mewariskan sejarah merupakan tugas dan tanggung jawab setiap generasi.

(3). Allah penuh kasih sayang. Ayat 8: pujian kepada Tuhan yang penuh kasih sayang dan panjang sabar. Melebihi seorang  bapak terhadap anaknya demikian Allah hadir penuh kasih sayang, sabar membimbing dan mengasuh anak-anakNya. Ayat 8 ini merupakan sifat Allah yang berulang-ulang disampaikan dalam mazmur.

Khotbah Minggu hari ini mengajak kita semakin merasakan kasih dan perbuatan Tuhan dalam hidup kita. Dalam banyak hal, orang sering melupakan kasih sayang Tuhan atas segala yang terjadi pada hidup ini.
Saya sering buat contoh agar manusia takjub akan kasih Tuhan dari anggota tubuh kita. Cobalah renungkan secara mendalam: bagaimana jantung dan paru-paru Anda bekerja. Dua mesin dalam tubuh kita yang bekerja kontinu 24 jam tanpa bahan bakar dan tanpa pernah berhenti, namun terus bekerja menurut umur yang Tuhan berikan bagi manusia; ada yang 70 tahun bahkan kebih 100 tahun. Tak ada mesin temuan manusia yang dapat mengimbanginya yang bekerja menopang kehidupan kita.
Maka, selagi jantung dan paru-paru Anda bekerja, muliakanlah Allah melalui kata dan sikap hidupmu. Amin.