running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Jumat, 30 Juni 2017

Partangiangan Sektor Pondok Bambu / Pondok Kelapa di rumah Kel. Luter P. Munte / br. Pangaribuan

Partangiangan Sektor Pondok Bambu / Pondok Kelapa di rumah Kel. Luter P. Munte / br. Pangaribuan.
Dilayani oleh Pdt. Lucius TB. Pasaribu, S.Th.




"BERLOMBA DENGAN TEKUN" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

BERLOMBA DENGAN TEKUN

Ibrani 12:1, "Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita"

Hidup orang Kristen diibaratkan seperti lomba. Semua harus berlomba dalam perjuangan iman menuju garis finish: yaitu kedatangan Kristus kedua kali yang memberikan mahkota kehidupan. Itulah sebabnya penulis surat Ibrani mengajak: marilah berlomba dengan tekun! Suatu ajakan bagi jemaat mula-mula agar sabar dan bertekun menghadapi tekanan. Mereka mengalami penderitaan dari pemerintahan Romawi, dikejar-kejar, dianiaya dan tidak sedikit dari antara jemaat mula-mula yang mati martyr.  Tetapi dari semua itu tetaplah bertekun.

Penulis Ibrani memberikan contoh dalam pasal 11 tentang pengalaman beberapa tokoh Alkitab sebagai saksi-saksi iman bahwa dengan bertekun menghantarkan mereka menang mengatasi pergumulan. Ibarat lomba, tak akan mungkin meraih mahkota kemenangan jika tidak berusaha sampai di garis finish menyelesaikan perlombaan. Seorang atlet harus mempersiapkan diri sebelum lomba, bertahan dari rasa lelah dan harus berjuang dari berbagai kompetitornya. Itu HAL PERTAMA yang menjadi pesan nas renungan ini.

HAL KEDUA dari renungan pagi ini adalah kesusahan akan berlalu seperti awan. Semua kita tahu bahwa awan hitam memang akan membuat kelam. Awan hitam sebagai penanda hujan. Namun habis hujan awan hitam  segera berlalu, dia tak selamanya meliputi, akan ada waktunya awan tersisih dan mentari bersinar terang.

Demikianlah orang percaya merayakan kemenangan iman. Jika ada pergumulan jangan berputus asa. Memang terkadang kita harus bergumul bahkan harus berurai air mata mengahadapi segala pergumulan dan beban menimpa. Namun tetaplah semangat dan bertekun hingga sampai di garis finish kemenangan. Amin.

Kamis, 29 Juni 2017

"KEPADAMULAH AKU BERKENAN" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

KEPADAMULAH AKU BERKENAN

Markus 1:10-11, "Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya. Lalu terdengarlah suara dari sorga: Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepadaMulah Aku berkenan"

Salah satu peristiwa menggetarkan dalam pelayanan Yohanes Pembaptis adalah membaptis Yesus. Selain Yohanes merasa tidak layak, Yohanes justru merasa seharusnya Yesuslah yang membaptis dia. Dia hanyalah hamba yang menyuarakan pertobatan agar orang mempersiapkan jalan bagi Mesias yang segera datang. Dia mulia, sementara Yohanes Pembaptis merasa bahwa membuka tali kasutNya saja dia tak layak. Namun Yesus menjawab Yohanes, biarlah demikian terjadi sepatutnya untuk menggenapkan kehendak Allah (Baca Mat 3:14-15)

Apa yang terjadi ketika Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis? Ini suatu peristiwa keajaiban; langit terkoyak, Roh keluar seperti burung merpati dan suara berseru: Inilah Anakku yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan. Inilah Anakku yang kukasihi! Kata-kata ini ada pada mazmur pelantikan raja  (Band Mazmur 2:7). Raja-raja yang diangkat dan diurapi adalah disebut sebagai Anak Allah, Allah berkenan atas raja yang memimpin dan menggembalakan umatNya .

Konsep raja menurut Perjanjian Lama adalah theokrasi, sekalipun raja diangkat untuk pemimpin umat Israel namun yang memerintah  umatNya adalah Allah senidiri.  Raja harus tunduk dan berdaulat kepada Allah. Jika kita baca kisah Raja-raja dalam kitab Tawarikh selalu disebutkan penilaian atas raja yang memerintah: melakukan apa yang baik di mata Tuhan atau sebaliknya. Itulah sebabnya raja dipahami sebagai Anak Allah. Raja yang dilantik untuk menggembalakan umat atas perkenaan Allah.

KepadaNyalah Aku berkenan! Apa yang dilihat dan didengarkan oleh Yohanes Pembaptis ini adalah proklamasi yang menahbiskan dan melantik Yesus sebagai Mesias. Yesus bukanlah raja yang hendak memulihkan kerajaan Israel seperti sedia kala. Namun mendirikan kerajaan Allah lewat pelayananNya.  Dia memerintah bukan seperti raja-raja dunia, tetapi memerintah manusia untuk menuruti kehendak Allah. Dialah Mesias yang dijanjikan nabi-nabi termasuk apa yang diserukan oleh Yohanes Pembaptis. Dengan peristiwa ini Yohanes Pembaptis menyaksikan sendiri bahwa nubuatan akan Mesias digenapi.

Baptisan ini penting karena segera setelah baptisan ini Yesus memulai pekerjaanNya setelah lulus dari pencobaan. Yesus melayani orang banyak: mengajar, menyembuhkan dan berkotbah. Yesus dalam pelayananNya memberitakan anugerah: Allah mewujudkan kasihNya bagi dunia.

Peristiwa langit terkoyak dan keluar Roh seperti burung merpati, menunjukkan suatu peristiwa penting: Allah turun ke bawah dan berkenan bersama umatNya di dunia ini melalui pelayanan Yesus Kristus. KepadaNyalah Aku berkenan! Suatu pernyataan kesediaan Allah untuk menerima manusia berdoa melalui Yesus Kristus. Yesus Kristus berseru: datangkah kepadaKu hai yang letih lesu dan berbeban berat (Mat 11:28). Akibat dosa, manusia telah menderita dan diperhamba dosa serta diasingkan dari kasih karunia. Namun di dalam diri Yesus Kristus Allah berkenan kepada kita (band. Kis.4:12). Di dalam Yesus Kristus, Allah berkenan kepada kita. Dialah yang memulihkan umatNya kembali kepada Allah.

Partangiangan Sektor Warung Gudeg di rumah Kel. St. L Turnip / br. Siahaan

Partangiangan Sektor Warung Gudeg di rumah Kel. St. L Turnip / br. Siahaan.
Dilayani oleh Pdt. Nasib P. Nainggolan, S.Si. (Teol).









Rabu, 28 Juni 2017

"KEPADAMULAH AKU BERKENAN" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

KEPADAMULAH AKU BERKENAN

Markus 1:10-11, "Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya. Lalu terdengarlah suara dari sorga: Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepadaMulah Aku berkenan"

Salah satu peristiwa menggetarkan dalam pelayanan Yohanes Pembaptis adalah membaptis Yesus. Selain Yohanes merasa tidak layak, Yohanes justru merasa seharusnya Yesuslah yang membaptis dia. Dia hanyalah hamba yang menyuarakan pertobatan agar orang mempersiapkan jalan bagi Mesias yang segera datang. Dia mulia, sementara Yohanes Pembaptis merasa bahwa membuka tali kasutNya saja dia tak layak. Namun Yesus menjawab Yohanes, biarlah demikian terjadi sepatutnya untuk menggenapkan kehendak Allah (Baca Mat 3:14-15)

Apa yang terjadi ketika Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis? Ini suatu peristiwa keajaiban; langit terkoyak, Roh keluar seperti burung merpati dan suara berseru: Inilah Anakku yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan. Inilah Anakku yang kukasihi! Kata-kata ini ada pada mazmur pelantikan raja  (Band Mazmur 2:7). Raja-raja yang diangkat dan diurapi adalah disebut sebagai Anak Allah, Allah berkenan atas raja yang memimpin dan menggembalakan umatNya .

Konsep raja menurut Perjanjian Lama adalah theokrasi, sekalipun raja diangkat untuk pemimpin umat Israel namun yang memerintah  umatNya adalah Allah senidiri.  Raja harus tunduk dan berdaulat kepada Allah. Jika kita baca kisah Raja-raja dalam kitab Tawarikh selalu disebutkan penilaian atas raja yang memerintah: melakukan apa yang baik di mata Tuhan atau sebaliknya. Itulah sebabnya raja dipahami sebagai Anak Allah. Raja yang dilantik untuk menggembalakan umat atas perkenaan Allah.

KepadaNyalah Aku berkenan! Apa yang dilihat dan didengarkan oleh Yohanes Pembaptis ini adalah proklamasi yang menahbiskan dan melantik Yesus sebagai Mesias. Yesus bukanlah raja yang hendak memulihkan kerajaan Israel seperti sedia kala. Namun mendirikan kerajaan Allah lewat pelayananNya.  Dia memerintah bukan seperti raja-raja dunia, tetapi memerintah manusia untuk menuruti kehendak Allah. Dialah Mesias yang dijanjikan nabi-nabi termasuk apa yang diserukan oleh Yohanes Pembaptis. Dengan peristiwa ini Yohanes Pembaptis menyaksikan sendiri bahwa nubuatan akan Mesias digenapi.

Baptisan ini penting karena segera setelah baptisan ini Yesus memulai pekerjaanNya setelah lulus dari pencobaan. Yesus melayani orang banyak: mengajar, menyembuhkan dan berkotbah. Yesus dalam pelayananNya memberitakan anugerah: Allah mewujudkan kasihNya bagi dunia.

Peristiwa langit terkoyak dan keluar Roh seperti burung merpati, menunjukkan suatu peristiwa penting: Allah turun ke bawah dan berkenan bersama umatNya di dunia ini melalui pelayanan Yesus Kristus. KepadaNyalah Aku berkenan! Suatu pernyataan kesediaan Allah untuk menerima manusia berdoa melalui Yesus Kristus. Yesus Kristus berseru: datangkah kepadaKu hai yang letih lesu dan berbeban berat (Mat 11:28). Akibat dosa, manusia telah menderita dan diperhamba dosa serta diasingkan dari kasih karunia. Namun di dalam diri Yesus Kristus Allah berkenan kepada kita (band. Kis.4:12). Di dalam Yesus Kristus, Allah berkenan kepada kita. Dialah yang memulihkan umatNya kembali kepada Allah.

Inilah yang harus kita syukuri, kita adalah anak-anak Allah yang berkenan bagiNya karena penebusan Yesus Kristus.

Selasa, 27 Juni 2017

"ENGKAU TAK KULUPAKAN" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

ENGKAU TAK KULUPAKAN

Yesaya 44:21, "Ingatlah semuanya ini, hai Yakub, sebab engkaulah hamba-Ku, hai Israel. Aku telah membentuk engkau, engkau adalah hamba-Ku; hai Israel, engkau tidak Kulupakan".


Dilupakan, sungguh sangat tidak menyenangkan. Contoh pengalaman sederhana saja, jika seseorang menelpon Anda namun nomornya tidak terekam di hp Anda sembari menanya ini dari siapa? Spontan kita yang merasa sahabat dekat dan tak mungkin mendelete nomor sahabat kita di-HP-nya tiba-tiba menanyakan ini siapa? Jangan panik dia bukan melupakan Anda, namun harus berpikir positip mungkin seseorang ganti HP. Jìka hal sederhana kita dilupakan sudah tidak menyenangkan, bagaimana pula dengan orang yang lupa janji padahal anda sangat mengharapkan bantuannya?

Satu pergumulan terberat bagi umat Allah di pembuangan adalah: Apakah Tuhan telah melupakan umatNya? Mengapa dalam penderitaan yang berat Tuhan tidak hadir? Dimana janjiNya? Dimana penyertaanNya?  Berkeluh adalah hal wajar, namun berputus asa jangan sampai terjadi. Yesaya menyadari apa yang dialami oleh Yehuda di pembuangan; mereka menderita karena harus menjadi pekerja rodi, identitas mereka sebagai bangsa habis sudah. Kota kebanggaan mereka Yerusalem telah sepi dan lengang; tak ada keramaian, yang ada puing-puing dan korban perang. Bukan hanya itu, secara iman mereka terpukul habis karena Bait Allah yang megah dan kebanggan umat Israel yang dibangun Salomo telah rata dengan tanah tak satu pun batu bertindih. Mereka memasuki suatu suasana yang benar-benar sulit dan terpukul. Tidak sedikit orang yang telah meninggalkan Tuhan di pembuangan dan sudah putus pengharapan. Senyum dan tawa hilang sudah dari wajah manis anak-anak Yakub. Wajah mereka murung dan meratap, air mata terus bercucuran menanti dan mencari pertolongan.

Dalam suasana demikianlah Yesaya hadir memberikat penguatan dan penghiburan; bahwa Tuhan tidak melupakan umatNya Israel, anak-anak Yakub, anak-anak perjanjian dan umat pilihan Allah. Allah tidak melupakan mereka. Tuhan setia dalam janjiNya yang telah diikat sejak Abraham, Ishak dan Yakub. Bahkan jika kita baca dalam ayat berikutnya Tuhan telah  membentuk mereka sejak kandungan, maka tak mungkin Tuhan melupakan umat kesayanganNya. Mereka adalah umatNya, milik kepunyaanNya. Memang pembuangan harus dijalani karena pelanggaran dan konsekwensi mereka yang meninggalkan Tuhan. Pembuangan  bukanlah hukuman untuk meniadakan mereka namun hukuman yang mendidik, menguji dan memurnikan hati umatNya.

Yesaya memberitahukan bahwa Allah sendiri telah berbicara kepada raja Kores untuk membebaskan dan menebus umat Allah dari pembembuangan. Allah akan membawa mereka kembali ke Yerusalem. Allah menggendong mereka kembali ke tanah air mereka. Tuhan akan mengumpulkan mereka dari anak anak sampai dewasa; penduduk dari timur sampai barat dan dari selatan ke utara. Tuhan akan memulihkan mereka. Pembuangan segera berakhir karena Tuhan tidak melupakan umatNya. Tuhan memakai Ezra dan Nehemia membawa umat Israel kembali dari pembuangan. Bukan hanya itu, Raja Kores, raja orang Persia mempersiapkan segala sesuatu untuk pembangunan kembali Yerusalem dan Bait Allah.

Renungan di pagi ini mengingatkan kita, jika hal sulit membebani hidup kita, tetaplah berpengharapan.Tuhan sama sekali tidak lupa, Dia ada di samping kita, menyertai dan menolong kita di jalan tersulit sekalipun. Amin.

Minggu, 25 Juni 2017

PS. Kasih Choir dalam Ibadah Minggu di Villa RN Desa Cimande Ciawi

Ibadah dilayani oleh Amang Pdt. Lucius TB. Pasaribu, S.Th.
  















"HIDUP DI DALAM ANUGERAH" Khotbah Minggu II Dung Trinitatis, 25 Juni 2017 Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

HIDUP DI DALAM ANUGERAH
Nas Khotbah: Roma 6:1-12
Minggu II setelah Trinitas, 25-06-2017

Firman Tuhan pada Minggu hari ini sangat istimewa karena mengingatkan kita akan anugerah yang besar dan mahal. Di dalam Yesus Kristus, Allah telah menyeberangkan kita dari kutuk dosa kepada anugerah. Itulah pembenaran: manusia berdosa yang dibenarkan. Paulus menjelaskan dengan mudah akan makna baptisan. Di dalam  baptisan kita telah ikut di dalam kematian dan kebangkitan Kristus.

Ada beberapa pelajaran penting yang dapat kita petik dari nas khotbah ini:

(01)  HIDUP INI ADALAH ANUGERAH.
Inilah yang harus kita syukuri bahwa kita telah hidup di dalam anugerah. Allah telah membenarkan manusia berdosa di dalam diri Yesus Kristus.  Kita telah  memperoleh jalan masuk kepada kasih karunia. Oleh satu Adam, dosa telah memasuki kehidupan manusia,  diasingkan dari Taman Eden, menderita oleh hukuman atas dosa. Namun kasih karunia Allah di dalam Yesus Kristus kita telah memperoleh keselamatan; diseberangkan dari kutuk kepada berkat, hamba dosa menjadi hamba Kristus.  Di dalam Yesus Kristus kita dirangkul dalam kasih karuniaNya (Roma 5:17-18).

(02)  KEMATIAN KRISTUS: MENGUBURKAN MANUSIA LAMA. Hal ini memberikan kekuatan bagi kita untuk melawan kuasa dosa. Kuasa dosa telah dikalahkan oleh Yesus Kristus melalui kematian dan kebangkitannya (band.   1 Kor. 15:54-55).

Kuasa dosa telah dikalahkan oleh Kristus maka dosa tidak berkuasa lagi atas hidup kita. Kita memiliki kekuatan untuk melawan si jahat. Kematian Kristus telah menguburkan segala perbuatan dosa, perbuatan daging dan segala yang mengikat kita kepada dosa. Kita telah mati bersama-sama Kristus karena itu dosa tidak berkuasa lagi atas hidup kita. Itulah sebabnya Paulus mengatakan agar jangan menyerahkan anggota tubuhmu untuk senjata kelaliman, namun pergunakanlah untuk kemuliaan Allah (Rom 6:13)

(03)  KEBANGKITAN KRISTUS: SEMANGAT BARU, HIDUP BARU YANG BERPENGHARAPAN DAN MEMULIAKAN ALLAH. Allah telah membangkitkan Yesus Kristus kepada kehidupan yang dimuliakan. Melalui kebangkitanNya, Adam lama telah diperbaharui. Citra Allah di dalam diri manusia yang telah rusak akibat dosa telah dipulihkan oleh Allah.

Kebangkitan Kristus membuka harapan baru bahwa hidup ini tidak berakhir kepada kematian namun jalan masuk kepada kehidupan yang kekal.  Kebangkitan Kristus mengangkat hidup yang fana kepada hidup yang mulia. Hidup ini adalah kesemapatan mempersembahkan diri demi kemuliaan bagi Allah.

Kebangkitan Kristus membuktikan bahwa  kematian tidak dapat menghentikan pelayanan Kristus, tetapi akan terus menerus ada di dunia ini melalui pengutusan dan karya-karya orang percaya.

Selamat merayakan kemenangan di dalam kematian dan kebangkitan Kristus. Hidup ini adalah anugerah. Mari persembahkan yang terbaik demi kemuliaan nama Tuhan.

Pendidikan dan Pemberdayaan: Sektor Perdatam dan Pondok Gede Melayani dalam Ibadah Pkl. 10.00 wib




Pendidikan dan Pemberdayaan: Sektor Mayasari Melayani dalam Ibadah Pkl. 07.00 wib





Sabtu, 24 Juni 2017

"TUHAN TIDAK DIAM DAN BERPANGKU TANGAN" Renungan Harian Pdt.L.T.B.Pasaribu, S.Th

"TUHAN TIDAK DIAM DAN BERPANGKU TANGAN"

Mazmur 83:1-2, "Mazmur Asaf: suatu nyanyian. Ya Allah, janganlah Engkau bungkam, janganlah berdiam diri dan janganlah berpangku tangan, ya Allah!".

Mazmur ini adalah doa permohonan kepada Tuhan ketika umat Israel menghadapi musuh.  Mazmur ini bukanlah mazmur pribadi, namun doa Asaf yang mewakili umat memohon pertolongan Tuhan karena bangsa-bangsa asing telah bermufakat (berkoalisi) untuk melenyapkan Israel. Jika kita baca keseluruhan Mazmur 83 ini, beberapa bangsa asing disebutkan: Edom, Moab, Amon, Filistin dan Assyur telah membentuk koalisi dan bermufakat untuk menaklukkan Israel. Kemungkinan besar Mazmur ini muncul sebelum kejatuhan Israel Utara (Samaria di tangan Assyur). Sementara raja di Yehuda adalah Yosafat yang telah mendapat tekanan dari bangsa asing.  (Baca 2 Tawarikh 20). Di sini disebutkan Asaf dari keturunan Lewi yang ikut berdoa da mendorong raja Yosafat agar tidak takut karena Tuhan akan menolong (2 Taw 20:14-15).

Inilah kehebatan para penyanyi dalam Bait Suci, mereka bukan hanya bernyanyi saja dalam ibadah-ibadah, namun ikut mensiasati keadaan perjalanan bangsa; menciptakan mazmur, berdoa dan menyampaikan permohonan  agar Tuhan tidak berdiam diri atas apa yang dialami umatNya. Mereka berdoa agar Tuhan tidak berpangku tangan, namun mengangkat tangan memberkati umatNya dan mengalahkan musuh-musuh yang hendak melenyapkan umat Israel. Musuh-musuh dimaksud bukanlah musuh pribadi raja atau pemazmur, musuh-musuh Allah yang hendak menjatuhkan dan meleyapkan umat Allah. Mereka adalah pendoa-pendoa untuk bangsa dan menyokong yang kuat bagi para pemimpin agar mereka kuat dalam menghadapi tantangan bangsa asing.

Ada tiga istilah yang disampakan Asaf dalam renungan pagi ini, bungkam, berdiam diri dan berpangku tangan. Kata-kata ini menunjukkan tidak aktifitas atau respon. Bungkam berarti tak ada komentar apapun, berdiam diri tidak merespon dan berpangku tangan tak mau menggerakkan dan mengulurkan tangan untuk menolong. Tuhan tentu tidak akan bungkam, berdiam diri dan berpangku tangan. Namun akan bertindak menyelamatkan umatNya. Dia akan berperang, kita akan diam saja sebagaimana pengalaman umat Israel di padang gurun. Keluaran 14:14, "TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja."

Sebagaimana Asaf, demikianlah hendaknya kita menjadi pendoa syafaat atas keadaan bangsa dan negara kita, berdoa syafaat atas segala apa yang terjadi di sekitar kita. Berdoa syafaat atas apa yang terjadi di sekitar kita. Tuhan akan menolong,  Dia tidak diam dan berpangku tangan. Amin.

Pendidikan dan Pemberdayaan: Bersih-Bersih Gereja Sektor Mayasari dan Sektor Perdatam serta Sektor Pondok Gede




















Jumat, 23 Juni 2017

"LEBIH DARI YANG KITA PIKIRKAN" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

LEBIH DARI YANG KITA PIKIRKAN

Efesus 3:20-21, "Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,
bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin".

Satu kekuatan yang dimiliki orang percaya adalah: doa. Di dalam doa kita memohon apa yang kita harapkan dan percaya bahwa Tuhan akan memberikan apa yang kita minta. Dalam doa ada kepastian, itulah sebabnya kita berseru: Amin, artinya ya, benar, jadilah demikian.

Paulus dalam renungan di pagi ini menyampaikan bahwa di dalam Kristus dipenuhi segala sesuatu, bahkan melampauhi segala pengetahuan. Kasih-Nya tak terselami, baik tingginya, dalamnya dan luasnya. Itulah kasih Yesus bagi kita. Dia berkarya melebihi dari apa yang kita pikirkan, Dia menjawab doa kita lebih dari yang kita minta. Jika kita meminta sebatas apa yang muncul dalam pikiran kita, apa yang kita butuhkan, namun Tuhan menjawab doa kita dan memberikan yang terbaik, melebihi dari apa yang kita minta.

Itulah sebabnya Paulus dalam 1 Korintus 2:9, "Tetapi seperti ada tertulis: Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia".

Dengan demikian tidak ada alasan bagi orang percaya untuk tidak menaruh pengharapan di dalam Tuhan.  Jika jemaat Efesus mengalami hambatan dan tantangan, janganlah putus asa, jalanilah dengan penuh pengharapan, waktunya Tuhan akan menjawab doa mereka dan jawabannya lebih dari yang mereka pikirkan.

Lihatlah misalnya Salomo, ketika dilantik menjadi raja, permohonannya adalah agar Tuhan memberikan hikmat; hati yang paham menimbang perkara memimpin umat Israel. Namun lebih dari apa yang diminta Salomo, Tuhan berikan hikmat, kekayaan, kekuasaan, kekuatan angkatan perang dan panjang umur. Lihat juga misalnya Saulus, gereja mula-mula tidak pernah terpikir akan pertobatannya. Dia seorang yang sangat jahat, anti Kristen dan menganiaya jemaat, namun di luar perkiraan, Tuhan Yesus memutar- balikkan hidupnya. Jika Saulus berlari mengejar dan menganiaya jemaat, setelah pertobatannya Paulus berlari memberitakan Injil dan mendirikan jemaat di seluruh Asia Kecil dan sebagian Eropa.

Jika Tuhan berkehendak apa yang mustahil bagi manusia, sungguh nyata bagi Tuhan. Inilah dasar pengharapan kita agar kita tidak berputus asa. Tuhan berkarya dan menjawab doa kita melampaui segala akal. Terpujilah Tuhan atas segala kebaikanNya dan bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.

Pembagian Bingkisan Lebaran kepada warga sekitar Gereja HKBP Sutoyo

Pembagian Bingkisan Lebaran kepada warga sekitar Gereja HKBP Sutoyo (100) paket, diwakilkan oleh Dewan Diakonia dan Pdt. Lucius TB. Pasaribu, S.Th.