running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Minggu, 30 September 2018

Renungan harian - Hidup dalam penyertaan Tuhan.


Renungan  Minggu, 30 September 2018

Ev : Kej.39: 1-10

Tema : Hidup dalam penyertaan Tuhan.

Tentu tdk asing lagi bagi kita tentang kisah Yusuf anak kesayangan Yakub. Melalui Kej 31:1-10 ini kita diingatkan kembali pada sebagian kisah itu dan menginspirasi kita untuk kuat karena penyertaan Tuhan sehingga tidak tergiur dengan godaan

Di rumah Potifar, iman Yusuf sungguh teruji oleh istri Potifar dengan rayuan maut untuk melakukan perbuatan cemar.
Peristiwa itu bisa jadi seperti makan simalakama, Karena disatu sisi istri Potifar adalah majikannya, sehingga harus dituruti, bila membantah pasti ada konsekwesinya. Bahkan didukung juga oleh tradisi (Pada zaman kuno perselingkuhan antara bawahan dan istri penguasa bukanlah sesuatu yang asing. Sehingga dalam beberapa tradisi dikisahkan bahwa para bawahan pria diharuskan untuk dikebiri agar terhindar dari perselingkuhan dengan istri penguasa).
Namun Yusuf tdk tergoda justru menaruh rasa hormat pada majikannya, dan perlu mempertahankan hubungan baik, juga kepercayaan yang diberikan Potifar pada Yusuf. Di sisi lain Yusuf adalah orang yang takut akan Tuhan, dan dapat menjaga  kekudusan hidupnya. Yusuf sama sekali tidak mau berkompromi dengan dosa dan tidak terjebak dengan hal-hal najis. Padahal saat itu usia Yusuf masih sangat muda, usia yang penuh gejolak dan rentan dengan nafsu kedagingan, berbagai godaan.
Dengan tegas Yusuf menolak bahkan memandang perbuatan istri Potifar itu adalah kejahatan besar. Dosa terhadap Allah. Yusuf mengatakan "Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini berbuat dosa terhadap Allah ?

Kunjungan Kasih Koor Ama HKBP Cileduk ke HKBP Resort Sutoyo

Kunjungan Kasih Koor Ama HKBP Cileduk ke HKBP Resort Sutoyo didampingi Pdt. Kadir Manullang dilanjutkan dengan acara ramah tamah bersama Koor Ama HKBP Sutoyo dan Pdt. Resort Pdt.Chrisvandoli Harahap & Pendeta Fungsional.



Sabtu, 29 September 2018

Hasil Kegiatan Olimpiade Alkitab

Hasil Kegiatan Olimpiade Alkitab yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) pada hari Sabtu, 29 September 2018, dimana Anak Sekolah Minggu dan Pra Remaja meraih:
Anak Sekolah Minggu:
Titania br. Samosir, Juara Harapan 3 Olimpiade Alkitab
Team Anak Sekolah Minggu, Juara 2 Futsal
Pra Remaja:
Jasmine Maria Lolla Mathilda br. Tampubolon, Juara 1 Olimpiade Alkitab
Easter Dameria br. Silalahi, Juara 2 Olimpiade Alkitab
Team Pra Remaja, Juara 2 Futsal
Kami mengucap syukur kepada Tuhan dan terima kasih atas dukungan dan doa dari orangtua atas pencapaian yang dilakukan Anak Sekolah Minggu dan Pra Remaja.





Renungan harian - “Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni” ( 2 Timotius 2:22 )


Renungan Jemaat HKBP Sutoyo

Sabtu 29 September 2018

“Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni” ( 2 Timotius 2:22 )

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus...
Selamat Pagi dan selamat berakhir pekan, semoga hari ini kita semua sehat-sehat,walaupun dalam sepekan ini kita lelah bekerja,namun pagi hari ini kita tidak akan merasakan kelelahan itu sebab Firman Tuhan yang selalu menguatkan kita untuk menjalani kehidupan ini.
Masa muda adalah masa yang tidak mudah.. Mengapa? Sebab masa-masa muda cenderung lebih mengutamakan pada pencarian jati dirinya yang terkadang berkesan sangat temperamental. Sehingga anak muda sering dikatakan sebagai kelompok yang sulit diatur, egois dan maunya sendiri. Selain itu orang-orang muda juga memiliki potensi-potensi yang sangat kuat  dan positif, yaitu kreatifitas, keberanian mencoba sesuatu yang baru dan semangat serta tenaga. Semua potensi dan karakter orang-orang muda tersebut, juga dibutuhkan di dalam menyaksikan kasih Allah bagi dunia ini.
Pesan Paulus kepada Timotius sebagai anak rohani dari Paulus, agar Timotius semangat dalam pelayanan sebagai gembala jemaat yang tergolong masih muda supaya tidak larut dengan nafsu kepemudaannya. Timotius diminta agar mengusahakan dirinya layak dihadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak malu, yang berterus terang memberitakan kebenaran. Karena itu Pesan Paulus:

Jumat, 28 September 2018

Kunjungan ke rumah sakit UKI Ny. Tambunan Mutiara br. Hutagalung. Sektor Mayasari


Kunjungan ke rumah sakit Polri, Lena br. Manurung, sektor Mayasari



Renungan harian - “Carilah Tuhan” Zefanya 2 : 3


RENUNGAN HARIAN HKBP SUTOYO

Jumat, 28 September 2018

“Carilah Tuhan” Zefanya 2 : 3

Carilah Tuhan, hai semua orang  yang rendah hati di negeri, yang melakukan hukum-Nya; carilah keadilan, carilah kerendahan hati; mungkin kamu akan terlindung pada hari kemurkaan Tuhan.

Lului hamu ma Jahowa, sude hamu, ale angka na unduk roha di tano on, hamu angka na mangaradoti uhumNa; lului hamu ma hatigoran, haserepon, anggiat tung diondingi hamu di ari pangarimasan ni Jahowa.

Judul “Carilah Tuhan” memberikan penekanan bagi kita, agar dalam hal mencari dalam hidup ini tidak terfokus semata pada yang sementara. Karena, penilaian atas orang Kristen tidak hanya berdasar pada penilaian dan pengakuan manusia tetapi di hadapan Allah. Dalam dunia mungkin dituntut menjadi orang yang baik, dermawan atau sukses tetapi yang lebih penting adalah memiliki iman dan bagaimana caranya untuk mengasihi Allah. Karena itu kita harus senantiasa terus bertumbuh dan membangun hubungan dengan-Nya merasa puas dan sudah cukup.

Kamis, 27 September 2018

Mangapuli tu keluarga Alm. Tambunan / br. Togatorop di Sektor Cipinang Asam

Mangapuli tu keluarga Alm. Tambunan / br. Togatorop di Sektor Cipinang Asam.
Seksi Sosial, Team Doa niuluhon amang Pdt. Ressort, didongani amang Pdt. M Siahaan, inang Pdt. SL br. Sinaga dohot didongani St. Sektor (St. D. Sihombing, St. M. Simamora).




Renungan harian - “ Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak tetapi hakimilah dengan adil” Yohannes 7:24


Renungan harian Jemaat HKBP Sutoyo

Kamis 27 September 2018

“ Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak tetapi hakimilah dengan adil” Yohannes 7:24

Jemaat yang dikasihi Yesus Kristus...
Crisostomus,seorang Uskup Agung Konstantinopel pernah mengatakan “Manusia selalu terpaku dan terpukau pada hal-hal mengenai hidup yang sekarang ini”. Mereka adalah orang-orang yang matanya tidak pernah terangkat dari dalam tembok dunia ini ke arah kekekalan yang abadi. Sebuah ilustrasi : Pada suatu Sore Napoleon pernah bercakap-cakap tentang hidup ini dengan seorang temannya. Pada waktu itu hari mulai gelap; mereka berjalan menuju jendela dan melihat ke luar. Di atas sana nampak bintang-bintang kecil yang berkedip-kedip. Napoleon dengan matanya yang sangat awas menunjuk ke langit dan berkata kepada temannya yang matanya sudah agak kabur: “Apakah engkau melihat bintang-bintang itu!” Napoleon berkata lagi: Itulah yang membedakan aku dengan engkau; Orang yang hidupnya terarah hanya kepada dunia ini sebenarnya hidupnya setengah-tengah. Orang yang hidupnya penuh adalah orang yang mempunyai penglihatan lebih jauh, yang melihat secara luas sehingga nampak hal-hal yang lebih besar.

Rabu, 26 September 2018

Renungan Harian - Lalu kata mereka kepadanya:”Dimanakah Sara, Istrimu? Jawabnya: ”Di sana, di dalam kemah. (Kejadian 18 : 9)


Renungan Harian HKBP SUTOYO

Rabu, 26 September  2018

Lalu kata mereka kepadanya:”Dimanakah Sara, Istrimu? Jawabnya: ”Di sana, di dalam kemah. (Kejadian 18 : 9)

Jemaat,  yang diberkati Tuhan. Selamat bertemu kembali dalam pelayanan renungan harian HKBP Sutoyo, hari ini, Rabu, 26 September  2018. Sebelum kita memulai aktifitas dan rutinitas kita hari ini, kita mau dikuatkan oleh Firman Tuhan.

Hari ini kita membahas tengang Keajaiban dan janji Tuhan pada Abraham.
Setiap ibu dapat mengatakan bahwa menunggu kelahiran adalah pengalaman yang membangun kesabaran dalam dirinya. Sungguh malang induk gajah, karena ia membutuhkan waktu sekitar 22 bulan untuk mengandung janin gajah sampai janinnya itu siap dilahirkan! Sejenis ikan hiu yang dikenal dengan nama ikan dogfish bersirip memiliki durasi kehamilan selama 22-24 bulan. Dan, pada ketinggian di atas 1.380 meter, salamander Alpen dapat menjalani masa kehamilan sampai 38 bulan!

Selasa, 25 September 2018

Kunjungan ke Rumah sakit UKI Ruas sian Sektor Wrg. Gudeg, Nurjani br. Tambunan

pic: St. L. Gultom

Renungan Harian - "Malakukan kebenaran dan keadilan lebih dikenan TUHAN dari pada korban"


Renungan Harian HKBP Sutoyo

Selasa, 25 September 2018

"Malakukan kebenaran dan keadilan lebih dikenan TUHAN dari pada korban"
(Amsal 21:3)

Seorang bapak memberikan persembahan ke Gereja dalam jumlah besar. Kemudian temannya bertanya mengapa dia memberikan persembahan sebanyak itu, apa tidak merasa rugi ? Jawab si bapak : "persembahan itu untuk membersihkan dari dosa perjudian". Si bapak itu mau menutupi dosanya dengan memberikan persembahan.

Bapak Ibu, Saudara/i kekasih Kristus...
Allah tahu dan mengenal motivasi yang tersembunyi di dasar hati kita. Bila motivasi melakukan perbuatan baik adalah untuk mendapatkan pahala sebagai imbalan, tentu saja Allah tidak akan senang. Hal itu justru menjijikan bagiNya.  Persembahan bukanlah semacam suap untuk mencapai niat hati, harapan dengan permohonan atau untuk menerima perkenan Allah atau pengampunanNya atas kesalahan kita. Jika kita masih berpikir demikian, artinya kita congkak karena merasa bisa membeli segala sesuatu dengan uang, dan biasanya tidak memiliki belas kasihan  kepada sesama dan menolak keadilan.

Senin, 24 September 2018

Acara Maningkir/Mangapuli Sian Huria HKBP Sutoyo Tu Kel. D. Hutapea br. Sihotang

Acara Maningkir/Mangapuli Sian Huria HKBP Sutoyo  Tu Kel. D. Hutapea br. Sihotang
Sektor Mayasari, Parompuan HKBP Sutoyo & Team Doa HKBP Sutoyo




Kunjungan jemaat sakit dari Sektor Gg. 45; Amang Siahaan


Renungan Harian -


Renungan Jemaat HKBP Sutoyo

Senin, 24 September 2018

Nats : Mazmur 10 : 17 – 18
“Keinginan orang-orang tertindas telah Kaudengarkan ya Tuhan: Engkau menguatkan hati mereka, Engkau memasang telingaMu, untuk memberi keadilan kepada anak yatim dan orang yang terinjak; supaya tidak ada lagi seorang manusia di bumi yang berani manakut-nakuti”.

Syalom... Horas.
Amang dan Inang yang dikasihi Tuhan, tidak terasa kita sudah melewati satu minggu dan saat ini kita sedang memasuki satu minggu yang baru untuk kita jalani. Tentunya kita berharap, dalam menjalani hari-hari dalam satu minggu ke depan ini kita berharap berkat-berkat Tuhan akan selalu menyertai perjalanan hidup kita. Di mana pun dan kemana pun kita melangkah berkat Tuhan akan melimpah.
Agar kita boleh lebih tenang menjalani keseharian kita, pertama-tama kita harus meyakinkan diri kita bahwa Allah yang kita imani itu sudah menyediakan segala sesuatu untuk kita nikmati. Amin??? Ya... Dia sudah menyediakan berkat buat kita setiap hari dalam satu minggu ini, asal kita siap dan bersedia hidup dalam berkatNya. Artinya kita juga harus siap menjadi berkat bagi orang lain. Akan hal ini saya mau katakan, jangan ragukan itu!!! Mengapa saya katakan demikian? Sebab Dia adalah Allah kita yang luar biasa.

Perbaikan kursi lipat Gereja secara mandiri




Minggu, 23 September 2018

Renungan Harian - “Hiduplah sebagai anak-anak terang”


RENUNGAN HARIAN
HKBP SUTOYO

Minggu, 23 September 2018

“Hiduplah sebagai anak-anak terang”

Efesus 5 : 1 – 10
1 Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih
2 dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.
3 Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut sajapun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus.
4 Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono – karena hal-hal ini tidak pantas – tetapi  sebaliknya ucapkanlah syukur.
5 Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah.
6 Janganlah kamu disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka  Allah atas orang-orang durhaka.
7 Sebab itu janganlah kamu berkawan dengan mereka.
8 Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang,
9 karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,
10dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan.

Sabtu, 22 September 2018

Renungan Harian - Sebab Tuhan berbelas kasihan mendengar rintihan mereka karena orang-orang yang mendesak dan menindas mereka”


Renungan Harian HKBP Sutoyo

Sabtu 22 September 2018

Sebab Tuhan berbelas kasihan mendengar rintihan mereka  karena orang-orang yang mendesak dan menindas mereka” Hakim-hakim 2:18b

Horas... Selamat Berakhir Pekan ,.. Jemaat yang  dikasihi Yesus Kristus...
Sifat Tuhan yang seringkali dikenal orang adalah Tuhan yang penuh dengan belas kasihan, sepanjang hidup ini, setiap dari kita tentunya merasakan kasih setia Tuhan. Kita ada sampai dengan saat ini dalam keadaan yang baik tanpa kekurangan suatu apapun, juga merupakan salah satu anugrah serta kasih Tuhan yang patut kita syukuri. Bahkan sedikit atau banyak kita semua pasti pernah mendapatkan anugrah dari Tuhan, apakah itu berupa kesembuhan, berkat ataupun pertolongan Tuhan yang lain, sebab Yesus yang kita sembah adalah Tuhan yang penuh dengan kasih dan kemurahan.
Belas Kasihan Allah dinyatakan kepada bangsa Israel yang sedang mengalami kemorosotan moral setelah Yosua meninggal. Kepergiannya membuat mereka bergaul dengan masyrakat sekitar. Akibatnya mereka menyimpang dari jalan Allah. Umat itu melupakan kebaikan Allah yang memimpin mereka keluar dari Mesir serta memberikan mereka tanah pusaka.Mereka ikut menyembah allah-allah bangsa sekitar dan mendukakan hati Allah. Penyelewengan tersebut semakin merusakkan, keagamaan,kemasyarakatan dan pemerintahan mereka. Penipu, penindas dan berbagai kejahatan lain semakin merajalela.Para hakim semakin semena-mena memperjualbelikan hukum. Ketidak adilan terjadi dimana-mana dan para imampun ikut berdosa,sehingga pemerintahan,peribadahan dan hubungan kemasyarakatan mereka semakin rusak. Namun Allah tidak membiarkan mereka hancur, Allah mengangkat seorang hakim yang adil dan jujur serta taat kepadaNya. Hakim itu akan mendengar rintihan orang miskin dan ia akan berbelaskasihan kepada yang tertindas. Allah pasti mengasihi mereka dan membenci kejahatan.

Jumat, 21 September 2018

Renungan Harian - “Maka tersiarlah kabar tentang hal itu keseluruh daerah itu”


Renungan Harian HKBP Sutoyo

Jumat, 21 September 2018

“Maka tersiarlah kabar tentang hal itu keseluruh daerah itu”
[ Matius 9 : 26 ]

Horas. Selamat pagi dan  selamat bertemu kembali dalam renungan harian HKBP Sutoyo Jumat, 21 September 2018. Marilah kita awali seluruh pekerjaan dan kegiatan kita melalui doa dan ucapan syukur kepada Tuhan.
Nats ini  perikop dari Injil Matius 9 : 18 – 26  tentang Yesus menghidupkan kembali  Anak kepala rumah ibadat  dan seorang perempuan  yang mengalami pendarahan selama 12 tahun disembuhkan oleh Yesus.  Apa dilakukan Tuhan, membuat orang tercengang dan terheran-heran. Karena mereka baru melihat suatu kejadian yang diluar kemampuan manusia. Berita ini pun tersiar kemana-mana. Banyak orang yang bersaksi akan kejadian yang terjadi. Mereka bersaksi karena ada muzijat yang terjadi di tengah jalan dan di rumah kepala Ibadat tersebut.

Bapak/Ibu/Sdr/i yang diberkati Tuhan.
Dalam dunia ini, tidak ada seorang pun yang dapat mengelak dari sakit-penyakit.  Penyakit tidak menyerang orang dengan spesifikasi tertentu, seperti warna kulit, usia, profesi, jabatan atau kaya miskin.  Siapa pun kita, penyakit bisa aja datang hari iini, esok atau hari yang akan datang. Demikian juga dengan orang Kristen, kita tidak dapat mengelak atau kebal dari sakit-penyakit, baik itu penyakit yang menyerang secara fisik maupun roh/jiwa.  Seseorang yang sakit secara roh menunjukkan beberapa gejala seperti suka bergosip, iri hati, dendam, pemarah menyimpan kepahitan, mudah tersakiti dan beberapa tingkah laku negatif lainnya.
Bahkan penyakit jasmani juga banyak yang menyerang orang percaya, katakanlah sakit jantung, lever, leukemia, paru-paru, kanker, tumor, kolestrol, darag tinggi, diabetes,dan banyak lagi virus-virus yang menyerang tubuh manusia. Pasti kita akan berusaha untuk menyembuhkannya, mencari obat kesana-kesini, apa pun kita lakukan demi kesembuhan kita, anak kita, orang tua kita, suami atau istri.  Bila saudara saat ini mengalami penyakit, terbaring lemah, Tuhan memberikan kesembuhan dan muzijat bagimu. Amin.

Kamis, 20 September 2018

Partangiangan sektor Mayasari di bagas ni Kel. St. FM. Panjaitan / br.Gultom



Renungan harian - "Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah,memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu"


Renungan harian HKBP Sutoyo

Kamis, 20 September 2018

"Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah,memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu"
(Amsal 19:17)

Kata "memiutangi" mengandung arti "memberi pinjaman kepada..." Jadi kata memiutangi Tuhan berarti memberi pinjaman kepada Tuhan.
Tentu pertanyaan besar bagi kita, masa ia Tuhan berhutang kepada kita ? Kita memberi pinjaman kepada Tuhan ?

Tuhan tidak pernah berhutang karena memang Dialah Tuhan yang memiliki segalanya. Namun nas ini menyatakan, kita meminjamkan sesuatu kepadaNya karena perbuatan baik yang kita lakukan kepada orang lain. Bagaimana caranya ?

1. Menaruh belas kasih. Belas kasih identik dengan murah hati yaitu sikap yang turut merasakan yang dialami orang lain (mereka yang lemah, yang terabaikan, yang miskin-papa, yang sangat membutuhkan pertolongan) lalu tergerak untuk mengulurkan tangan, memberi bantuan dengan tulus dan ikhlas sebab dari mereka kita tidak akan mengharapkan balasan. Berbeda dengan bila kita melakukan sesuatu/pertolongan kepada orang yang kuat/kaya mereka memiliki kemampuan untuk membalas yang kita perbuat meskipun kita tidak mengharapkannya.

Jika kita menaruh belas kasih kepada mereka yang lemah, kita akan mendapat balasan dari Tuhan sumber segala berkat. Tuhan yangengembalikannya sampai berkelimpahan. Dan perbuatan baik seperti itu merupakan salah satu cara melayani Tuhan.

Rabu, 19 September 2018

Renungan Harian


Renungan Jemaat HKBP Sutoyo

Rabu, 19 September 2018

Nats : Matius 12 : 7
“Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah”.

Syalom Bapak  Ibu yang dikasihi Tuhan…
Selamat pagi dan selamat berjumpa kembali di renungan Jemaat HKBP Sutoyo pada hari Rabu, tanggal 19 September 2018. Hari ini Firman Tuhan yang menjadi renungan kita menurut Almanak HKBP tertulis  dari Injil Matius 12:7. Ringkasnya Firman Tuhan hari ini adalah merupakan pernyataan atau respon Jesus ketika murid-murid Yesus memetik bulir gandum untuk dimakan karena lapar. Lalu orang-orang Farisi yang melihat langsung menyampaikan kritikan tajam kepada Yesus dengan mengatakan, “lihatlah, murid-muridMu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat”. Kita tau bahwa pada hari Sabat orang Yahudi sangat melarang untuk bekerja dan jika ingin beraktifitas sangatlah dibatasi dan diatur sedemikian ketat. Hukum agama mereka banyak sekali berisikan larangan-larangan. Bayangkan, perintah Allah yang sepuluh itu mereka uraikan menjadi 613 larangan (Ibrani: mitsvot). Artinya kehidupan orang Yahudi dari saat bangun tidur diatur dalam hukum itu sampai kepada mau tidur lagi. Dalam hukum itu juga diatur kewajiban yang harus (tidak boleh tidak) dilakukan dan tidak dilakukan apapun resikonya. Dalam nats ini termasuk pada konteks hari Sabat, tidak boleh bekerja dan beraktifitas tertentu apapun alasannya. Dan para ‘petinggi-petinggi’ lembaga keagamaan Yahudi lah yang bertugas sebagai ‘polisi’ – mengawasi para jemaatnya. Itu sebabnya, ketika Yesus dan murid-muridNya berjalan-jalan, orang Farisi sudah mengintai mereka mencari celah dan alasan agarmempersalahkan Yesus dari sudut hukum Yahudi karena Yesus dan para muridNya juga orang Yahudi. Akan tetapi tujuan dan niat mereka bukanlah baik. Begitu mereka melihat kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan Tuhan Yesus dkk, mereka tampil bagaikan ‘pahlawan’ kerajaan Allah untuk menegor kesalahan tersebut tanpa melihat alasan atau latar belakang para murid melakukannya yang karena lapar. Orang-orang Farisi lupa bahwa yang dilakukan murid Tuhan Yesus hanya memetik untuk dimakan bukan memanen gandum. Ya... karena Farisi sudah tidak senang bahkan membenci Tuhan Yesus, apapun tindakan yang dilakukan selalu salah menurut mereka.

Pangapulion sian keluarga Parhalado tu Kel. FLP. Gultom / St. M. br. Pasaribu & Kel. St. P. Sitorus / M br. Gultom




Pasahat sosial sian parhalado tu pegawai gereja ibu Sumarni


Selasa, 18 September 2018

Renungan Harian


RENUNGAN HARIAN
HKBP SUTOYO

Selasa, 18 September 2018

Ayub 26 : 2
“Alangkah baiknya bantuanmu kepada orang yang tidak kuat, dan pertolonganmu kepada lengan yang tidak berdaya”.

“Jagar ma ho manolongi halak na so margogo, jala ditumpak ho botohon ni na so marnangon!”

Mungkin pernah kita mendengar perkataan salah sasaran. Di mana sasaran tersebut tidak tepat, sehingga tidak membuahkan hasil, sia-sia dan percuma. Ini mungkin terjadi karena tidak mengenali, tidak mengetahui lebih dahulu sifat, atau yang diperlukan sasaran atau tujuan. Dengan demikian usaha yang diperbuatpun tidak ada artinya. Demikian yang kita perhatikan dalam ayat ini, bagian dari respons Ayub terhadap Bildad yang ketiga kalinya. Sepintas kita lihat bahwa Bildad menyampaikan perhatiannya terhadap penderitaan Ayub. Akan tetapi sepertinya perhatian dari Bildad ini tidak tepat, karena dalam ayat ini adalah jawaban Ayub yang keras dan tajam merespons pernyataan Bildad.

Senin, 17 September 2018

Renungan Harian -


Renungan Harian HKBP Sutoyo

Senin 17 September 2018

Mazmur 41:2-31 “ Berbahagialah orang yang memperhatikan orang lemah! Tuhan akan meluputkan dia pada waktu celaka. Tuhan akan melindungi dia dan memelihara nyawanya”

Jemaat yang dikasihi Yesus Kristus...

Bertemu lagi dalam renungan hari ini, sebelumnya saya ingin menyapa saudara Shalom, selamat beraktivitas. Firman Tuhan yang kita baca kali ini mengajarkan kita memperhatikan orang lemah. Kehadiran kita dunia ini  untuk menjadi berkat bagi orang lain, berkat yang kita terima dari Tuhan bukan hanya untuk diri kita sendiri melainkan untuk orang yang ada di sekitar kita. Kita tahu bahwa banyak orang orang mengalami kesusahan, kekurangan dan tidak terkecuali didalamnya ada orang Kristen. Karena kita bisa melihat banyak diantara saudara-saudara kita seiman hidup dalam “kekurangan”. Sebenarnya ini adalah tantangan bagi kita, apakah kita hanya menggunakan berkat yang kita terima dari Tuhan untuk diri kita sendiri, atau kita akan membantu saudara-saudara kita yang dalam kekurangan itu. Pemazmur mengatakan “Berbahagilah orang yang memperhatikan orang lemah... “ Dalam memperhatikan orang lemah, kita harus siapkan mental dengan jujur dan penuh kasih memahami kelemahannya. Memperhatikan bukan agar kita menjadikannya olokan, tetapi pertolongan itu mengajaknya menikmati kehidupan yang baik. Pemazmur menyebutnya “berbahagia” karena dengan dengan memperhatikan dengan tulus, kita tidak kehilangan teman berbagi. Dan selanjutnya Pemazmur mengatakan: “ Tuhan akan meluputkan dia pada waktu celaka. Tuhan akan melindungi dia dan memelihara nyawanya”. Kasih yang kita berikan kepada yang  akan membuka tangan kita menerima berkat Tuhan. Akan banyak berkat yang kita terima: Pertama: meluputkan kita pada waktu celaka; Kedua:Tuhan akan memelihara dan melindungi nyawa kita; Ketiga: Kita disebut berbahagia dan Tuhan tidak akan membiarkan kita dipermainkan musuh dan masih banyak lagi.

Minggu, 16 September 2018

Renungan Harian - “Solidaritas kepada Sesama”


Renungan Harian HKBP Sutoyo

Minggu, 16 September 2018

“Solidaritas kepada Sesama” [ Ruth 2 :  8 - 16 ]

Horas. Selamat pagi dan selamat hari Minggu, selamat bertemu kembali dalam renungan harian HKBP Sutoyo.
Pada hari Minggu ini, marilah kita datang kepelataran rumah  Tuhan dan memasukinya, untuk beribadah kepada Allah.
Kita semua sudah pasti pernah menolong orang lain atau melakukan perbuatan yang baik. Bisa saja kita menolong orang lain bukan hanya berbentuk materi tetapi juga  non materi atau yang tidak kelihatan . Pertanyaannya ialah perbuatan tersebut kita lakukan berdasarkan apa? Apa motivasinya kita berbuat baik atau menolong orang lain ? Pasti ada jawaban yang berbeda, mungkin ada yang mengatakan, kasihan, karena satu marga, karena satu kampung, karena memang layak di batu, dll.  Yang benar, apa pun yang kita perbuat, kiranya kita lakukan sebagai implikasi iman atau jawaban dari iman kita. Dan hal ini tidak saja mendatangkan damai sejahtera kepada kita, dan kebahagian yg dirasakan  tetapi terlebih akan mendapat “balasan” dari Tuhan.

Jemaat yang diberkati Tuhan
Rut 2 : 8 - 16 adalah lanjutan cerita perjalanan hidup Naomi dan Rut ketika mereka telah kembali dari Moab dan sekarang tiba di Beth-lehem (rumah roti). Bagaimana nasib mereka di sana? Perhatikanlah bahwa baik Naomi maupun Rut menantunya berstatus janda dan tidak memiliki harta dan  menghadapi kehidupan  masa-masa yang sulit.

Kisah ini juga sarat dengan kehadiran TUHAN yang ajaib dan tidak tinggal diam di tengah pergumulan yang dialami. Pertolongan TUHAN datang melalui Boas yang masih saudara dengan Almarhum suami Naomi. Ia adalah seorang yang kaya, yang tajut akan Tuhan, dan juga memiliki jiwa untuk membantu orang lain.

Firman Tuhan Minggu ini,  memberikan suatu pemahaman iman yang tepat bagi siapa saja yang merasa hidupnya berada dalam kebuntuan dlm menghadapi persoalan yang berat. Persoalan yang kita hadapi bisa saja misalnya, persoalan ekonomi, pekerjaan, status, penyakit, bahkan dari diri kita sendiri.   Sebagaimana Rut dan Naomi ditolong oleh TUHAN dengan caraNya yang ajaib, demikian juga dengan setiap kita yang menghadapi kesulitan hidup. Tuhan pasti memberikan solusi dan membantu kita. Cara-cara TUHAN tidak terselami. Ia bekerja dengan caraNya  sendiri yang misterius sesuai dengan rencanaNya.
Boas dipakai TUHAN untuk menyatakan kasihNya kepada dua orang janda ini. Mereka tidak dibiarkan sendiri, namun pendampingan TUHAN nyata melalui Boas. Demikian juga dengan hidup orang percaya. Siapapun kita, TUHAN tidak pernah meninggalkan kita sendiri. Ia selalu mendampingi kita melalui banyak cara, antara lain mengirim orang lain (sama seperti  Boas]   dalam kehidupan kita.

Jemaat yang dikasihi Tuhan
Apa reaksi Naomi adalah juga menjadi reaksi kebanyakan orang ketika ia menerima pertolongan. Naomi begitu gembira dan bersyukur sambil memuliakan TUHAN. Saat ini kita juga diajar untuk menjadi alat TUHAN seperti Boas dipakai menjadi alatNya. Ketika kita memberi diri bagi orang lain dengan penuh ketulusan menolong dan membantu mereka, secara tidak langsung hal itu adalah jawaban doa bagi mereka yang kita tolong. Efeknya adalah akan ada pujian bagi kemuliaan TUHAN.

Sabtu, 15 September 2018

Renungan Harian -


Renungan Harian HKBP Sutoyo

Sabtu, 15 September 2018

"Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka"  (Matius 10:28)

Ketika Yesus dalam pelayananNya sering mendapat penolakan bahkan terancam dan mati dibunuh maka para murid juga perlu mempersiapkan diri sebagaimana yang dialamiNya.Maka  Yesus perlu mempersiapkan para murid dan kita untuk menghadapinya. Bisa saja ancaman itu bagaikan domba-domba yang diutus ke tengah-tengah Srigala, ada kemungkinan dicela, dianiaya, disingkirkan, ditangkap, diadili bahkan di bunuh. Untuk itulah Yesus berpesan agar cerdik lah namun tulus. Boleh saja takut akan ancaman, marabahaya tetapi harus lebih takut dan menyakini Tuhan Yesus. Tidak perlu kwatir, sebaiknya bersandar dan berimanlah mengandalkan Yesus.

Tuhan Yesus mengingatkan "waspadalah" dan jangan takut. Karena pemerintah dengan otoritas yang dimilikinya dapat menindas dengan cara yang halus tapi menyakitkan; keluarga yang seharusnya menjadi tempat yang aman namun bisa menjadi musuh dalam selimut. Semuanya dapat menyakiti dan membenci, mengancam bahkan membunuh tubuh tetapi tidak dapat membinasakan jiwa. Disinilah Yesus menyatakan kepedulianNya terhadap para murid yang lebih berharga dimataNya dibanding dengan burung Pipit.

Jumat, 14 September 2018

Renungan Harian -


Renungan Jemaat HKBP Sutoyo

Jumat, 14  September 2018

Nats :   1 Korintus 9 : 13
“Tidak tahukah kamu, bahwa mereka yang melayani dalam tempat kudus mendapat penghidupannya dari tempat kudus itu dan bahwa mereka yang melayani mezbah, mendapat bahagian mereka dari mezbah itu?

Selamat Pagi… Syalom!
Sudah siapkah kita beraktifitas untuk satu hari ini… Jumat, tgl. 14 September 2018. Tentunya siap dong! Pagi ini kita disapa Tuhan melalui FirmanNya yang disampaikan oleh Paulus ke Jemaat Korintus sekitar 2000-an tahun yang lalu. Hal yang akan dibahas pada nats hari ini adalah yang behubungan dengan hak dan kewajiban sebagai orang Kristen. Secara tidak langsung sebenarnya Paulus ingin menekankan tentang alangkah lebih baik bila kita masing-masing menikmati hak kita dan melaksanakan apa yang menjadi kewajiban kita. Sederhananya begini, idealnya antara hak dan kewajiban harus seimbang – tidak berat sebelah. Kemudian antara hak dan kewajiban kita yang seimbang itu jangan dipersoalankan jika hal tersebut tidak ditemukan pada orang lain. Artinya janganlah kita membanding-bandingkan apalagi mencemburui apa yang menjadi hak atau kewajiban orang lain. Misalnya bila mereka mendapat hak yang lebih besar dibanding kita sementara kewajiban kita lebih berat atau lebih banyak dari mereka. Tuhan Yesus sendiri telah mengajarkan tentang ‘upah’ yang bekerja di kebun anggur Tuhan (lihat Mat. 20:1-16 tentang upah). Tidak jauh beda yang dimaksud Tuhan Yesus di sini dengan apa yang disampaikan oleh Paulus pada nats hari ini. Yang terpenting bagi kita adalah bagaimana kita melakukan tugas dan tanggung jawab yang kita terima dari Tuhan  serta menganggap bahwa tugas itu adalah ibadah kita kepadaNya.

Mangapuli tu keluarga Sigalingging (+) / br. Sirait (+)

Team Doa & Dewan Diakonia na niuluhon oleh Inang Pdt br. Sinaga, mengadakan acara ... Mangapuli ... tu keluarga Sigalingging (+) / br. Sirait (+) di sektor Cipinang Asam.




Kamis, 13 September 2018

Renungan Harian - Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu.


Renungan Harian HKBP Sutoyo

Kamis, 13 September 2018

Matius 10:14; “Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu.”

"Jadi anggo so dijangkon nasida hamu manang na so olo tumangihon hatamuna, tadingkon hamu ma bagas dohot hutanasida, laos pirpirhon hamu ma dompak nasida nang orbuk na lohot di patmuna i."

Untuk melaksanakan tugas yang ditugaskan bagi seseorang, tentunya harus sesuai dengan instruksi dari pemberi tugas. Bukan dilakukan sesuai dengan kehendak sendiri dan memaksakan agar tetap berhasil. Mungkin itu bisa di bidang yang lain. Akan tetapi berbeda dengan pengutusan yang disampaikan oleh Tuhan Yesus kepada murid-Nya. Karena ada orang yang berusaha memaksa mau membawa seorang percaya kepada Kristus, melalui kegiatan-kegiatan sosial. Ini adalah suatu yg bertentangan bagi Firman Tuhan. Alkitab dengan jelas mengatakan: berkata jika seseorang tidak menerima salamnya, kebaskanlah debunya dari kakimu.
Bapa/Ibu, bukan berarti bahwa pekerjaan itu bagi Tuhan itu tidak baik. Tetapi mengadakan pemaksaan dengan melakukan kegiatan sosial agar seseorang menjadi percaya kepada Kristus sesuai dengan teks ini tidak tepat. Karena yang mennyentuh hati manusia bukan kita, tetapi Kristus. Itulah sebabnya alkitab berkata "Mintalah kepada yg Empunya tuaian. Berarti yang harus diperbuat adalah memberi yang terbaik, melayani, mengerjakan yang seharusnya kita kerjakan. Untuk membuat hati seseorang menjadi percaya, itu bukan hasil karya dan upaya kita, tapi adalah urusan Tuhan.

Selasa, 11 September 2018

Renungan Harian - “KEBAHAGIAAN YANG SEJATI”


Renungan Harian HKBP SUTOYO

Selasa, 11 September 2018

“KEBAHAGIAAN YANG SEJATI”
Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat
(Matius 5 : 11)

Jemaat,  yang diberkati Tuhan. Selamat bertemu kembali dalam pelayanan renungan harian HKBP Sutoyo, hari ini, Selas, 11 September 2018
Hari ini kita mau membahas tentang kebahagiaan. Di dalam bahasa Bibel bahsa Batak  kata berbahagia diterjemahkan dengan “Martua”. Kata “bahagia” dalam Bahasa Yunaninya adalah makarios.Inilah suatu sukacita (Joy) yang tidak terganggu oleh perubahan situasi hidup.Pada pihak lain “happiness”tergantung pada situasi kehidupan. Sukacita yang Tuhan Yesus berikan tidak ada seorangpun yang dapat mengambilnya (Yoh.16:22).
Siapakah orang yang berbahagia menurut ukuran manusia  atau dunia ?
Kebahagiaan biasanya diidentikkan dengan segala sesuatu yang membuat hati kita senang, gembira, dan  bersukacita. Misalnya segala sesuatu yang kita miliki, katakanlah memiliki harta, rumah, mobil, deposito, dll. Namun, berbeda sekali dengan arti dan ukuran kebahagiaan yang Yesus utarakan ini. Yesus mengaitkan kebahagiaan dengan mutu manusianya. Kebahagiaan akan didapatkan dari dari kwalitas manusianya secara  spritualitas seseorang.

Senin, 10 September 2018

Renungan Harian


Renungan Harian HKBP Sutoyo

Senin, 10 September 2018

Yeremia 1:7
Tetapi Tuhan berfirman kepadaku :
"Janganlah katakan : Aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apa pun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan.

Yeremia menjadi nabi adalah insyatif Allah. Yeremia telah dipersiapkan Allah untuk menjadi nabiNya sejak dari kandungan ibunya. Pada masa mudanya (remaja) panggilan itu diresponnya : "Ah, Tuhan Allah ! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara sebab aku ini masih muda (ay.6). Yeremia menolak panggilan itu. Sebagai orang muda, Yeremia merasa belum siap, dirinya lemah, belum berpengalaman, tidak memiliki rasa percaya diri. Terlebih lagi mengingat tugas seorang nabi pada masa itu adalah masa-masa sulit, bangsa itu mengalami kemerosotan rohani, ketidaktaatan, kejahatan, kedurhakaan, penindasan dan berbagai jenis penyimpangan.

Namun alasan umur atau tantangan apapun yang diungkapkan Yeremia tidak dapat merubah perintah dan rencana Tuhan. Justru Tuhan inginkan Yeremia taat kepadaNya, kemanapun Tuhan mengutusnya; Yeremia harus siap pergi dan apapun yang Tuhan perintahkan kepadanya harus dilakukan Yeremia. Dengan kata lain, Tuhan tahu dan kenal Yeremia, dan Tuhan mau Yeremia menjadi pelaku kehendakNya secara militan. Militan bukan berarti fanatik tetapi seperti militer. Seorang Prajurit militer akan melakukan apapun yang diperintahkan komandannya. Ketika komandannya menyuruh Prajurit itu maju berperang, ia harus siap untuk maju. Atau ketika komandannya menyuruh Prajurit itu tinggal dan menjaga markas, ia pun harus siap untuk tinggal. Demikian Yeremia sebagai nabi harus siap, taat tanpa alasan. Dan Tuhan memperlengkapi Yeremia menjadi seorang nabi.

Minggu, 09 September 2018

Renungan Harian - Hiduplah dalam kebenaran Kristus


Renungan Jemaat HKBP Sutoyo

Minggu, 09  September 2018

Nats : 2 Korintus 11 : 7 – 16
“Demi kebenaran Kristus di dalam diriku, aku tegaskan, bahwa kemegahanku itu tidak akan dirintangi oleh siapa pun di daerah-daerah Akhaya.” (ay. 10)

Topik : Hiduplah dalam kebenaran Kristus

Selamat hari Minggu Amang dan Inang Jemaat yang dikasihi Tuhan.

Syalom…
Hari Minggu… Hari ini adalah hari yang indah karena hari ini kita akan bersekutu dan beribadah dengan Tuhan dan jamaatNya di rumahNya yang kudus. Di rumahNya kita akan bersama-sama bernyanyi, berdoa, mendengarkan Firman Tuhan dan sebelum pulang ada berkat Tuhan yang akan kita bawa ke rumah masing-masing serta dikuatkan oleh Firman yang membekali kita untuk menjalani hidup satu minggu ke depan.

Amang/Inang yang baik,
Firman Tuhan pada hari Minggu ini adalah berbicara tentang sedikit dari pergumulan Rasul Paulus saat beliau menjalani waktu melayani memberitakan Injil. Sebagaimana Paulus, kita juga pernah bahkan ada yang mengatakan sering bergumul dalam hidup. Memang sebagai orang Kristen, bergumul atau menghadapi pergumulan itu adalah merupakan hal yang tidak asing lagi buat kita. Hal tersebut pernah diingatkan Tuhan Yesus kepada murid-muridNya di Yoh. 16, 33b, yang mengatakan “Di dunia kalian akan menderita. Tetapi tabahkan hatimu! Aku sudah mengalahkan dunia”. Berarti sejak dahulu, pada zaman Tuhan Yesus kita sudah diingatkan bahwa penderitaan itu sudah menjadi ‘milik’ pengikut Tuhan. So, jangan terkejut kalau kita bergumul dalam hidup ini. Untuk tetap bertahan menghadapi penderitaan tersebut ingat saja bahwa Tuhan Yesus tidak pernah meninggalkan kita dan Dia selalu menyertai kita (lih. Mat. 28,20b) dan perlu juga diingat bahwa Tuhan telah mengalahkan dunia agar kita tidak mudah untuk dikalahkan dunia ini. Oleh karena itu ‘bersahabat’lah dengan pergumulan bahkan dengan penderitaan agar jangan itu membuat kita gagal sebagai orang yang percaya.
Kembali ke laptop… uppss… maksudnya kembali ke nats renungan.

Kunjungan Sakit dan Ulaon Nabadia, tu kel. Mangitua Tambunan / br.Togatorop (Sektor Cip. Asam)




Sabtu, 08 September 2018

Renungan Harian - Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu


Renungan, 08 September 2018
Efesus 4:32; “Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.”

"Alai gabe na basar ma hamu sama hamu, angka parasiroha; masisesaan dosa ma hamu, songon panesa ni Debata di dosamuna di bagasan Kristus."

Sering kita mendengar perkataan "hamba Tuhan". Sebutan ini bukan hanya sebagai nama atau sebutan saja. Tetapi dalam hal ini harus menunjukkan sebagai "jati diri" ataupun identitas. Identitas itu tentu harus dapat dilihat dalam kehidupan setiap hari atau sesuai dengan nama tersebut. Hal itu harus ditunjukkan dengan berusaha untuk melakukannya.

Teks ini adalah bagian dari nasehat Paulus kepada jemaat di Efesus yang disebutnya sebagai identitas mereka sebagai manusia baru. Dalam nasehatnya Paulus mengatakan agar mereka tidak lagi hidup seperti orang yang tidak mengenal Allah. Karena Yesus menyelamatkan dan menebus manusia agar hidup sesuai kehendak Allah, yang berbeda dari kehidupan orang yang tidak percaya. Identitas baru yang akan menjadikan mereka menjadi manusia baru memang merupakan sebuah perubahan radikal dari cara hidup yang terpisah dari Kristus ke cara hidup yang memuliakan Allah. Maka manusia baru harus menjauhi dusta dengan berkata jujur serta tidak boleh berkata kotor. Manusia baru harus menggunakan kata-kata yang baik, yang dapat membangun orang lain. Manusia baru juga mesti mampu mengendalikan amarah. Bila marah, jangan sampai kemarahan itu membuat berdosa, sehingga memberi kesempatan kepada Iblis untuk menghancurkan hidup dan hubungan kita dengan sesama. Hal lain yang tidak boleh dilakukan adalah mencuri. Manusia baru harus melakukan pekerjaan yang baik dan bekerja keras agar dapat berbagi dengan mereka yang berkekurangan.
Manusia baru kiranya tidak mendukakan Roh Kudus dengan perbuatan yang tidak berkenan kepada Tuhan. Kita harus hidup menurut pimpinan Roh Kudus. Kita juga harus menjauhi segala hal yang dapat merusak karakter dan pertumbuhan rohani kita atau yang mungkin menghilangkan damai dan sukacita kita. Inilah gambaran kehidupan yang hidup ramah, penuh kasih mesra, dan saling mengampuni sebagaimana Kristus telah mengampuni kita.

NHKBP Sutoyo mendapatkan juara 4 di lomba PS di HKBP Gading Serpong


Jumat, 07 September 2018

Renungan Harian - "Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang"


Renungan Harian Jemaat ⛪HKBP Sutoyo

Jumat, 07 September 2018

Bacaan Firman Tuhan:
📖 1 Tesalonika 5 : 15 "Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang".

Jemaat yang dikasihi Yesus Kristus,

Kita bertemu lagi dalam renungan harian HKBP Sutoyo,.. Horas... Selamat Pagi dan Shalom,

“....Petrus... berkata kepada Yesus: Tuhan sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku...dst Yesus menjawab tujuh puluh kali tujuh kali. Tujuh puluh kali tujuh kli mengandung arti: tidak ada batasnya! Rasul Petrus berpikir mengampuni itu ada batasnya: cukp beberapa kali saja. Pendapat seperti itu masih tetap ada sampai pada zaman modern sekarang ini. Bahkan mengampuni satu kali pun masih sulit sekali. Tidak aneh bila perkataan “tidak ada maaf bagimu” menjadi terkenal. Tuhan menghendaki supaya kita tidak bersifat egois/mementingkan diri sendiri saja. Kalau kita mau diampuni oleh Tuhan, kita pun sudah seharusnya mengampuni orang lain yang bersalah kepada kita. Kalau kita baca dengan seksama nats diatas suatu perintah yang sangat mudah dilaksana akan tetapi sangat sulit dilakukan dalam kehidupan kita karena begitu sakitnya apa yang telah dilakukan orang terhadap kita sehingga membuat hati membara ingin membalas sakit hati kepada orang telah menyakiti hati kita ataukah kita mengikuti Perjanjian lama  mata ganti mata, gigi ganti gigi ( Hukum Pembalasan ) tentu tiada lagi kedamaian dalam kehidupan kita, bagaimana orang telah menyakiti hati kita lalu kita berdoa semoga musuh kita mendapat malapetaka, kalau kita dengar lagi berita di TV maupun di radio terjadi pembunuhan karena sakit hati atau istilah balas dendam tega menghilang nyawa orang.

Acara pangapulion sian Huria HKBP Sutoyo (atas meninggalnya Amang MA. Gultom / br. Aruan), tu Kel. Gultom / St. M. br. Pasaribu & Kel. St. P. Sitorus / br. Gultom




PS Kasih Ester menjenguk dan Perjamuan Kudus kepada inang Ny. St. Sidabutar Marice br. Pardede (Sektor SMA/SMEA)




Kamis, 06 September 2018

Renungan harian - “HIDUP SEBAGAI TELADAN”


Renungan Harian HKBP Sutoyo

Kamis, 06 September 2018

“HIDUP SEBAGAI TELADAN”

“Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan  kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah,   tetapi juga kepada yang bengis.. [I Petrus 2 : 18 ]

Horas. Selamat pagi, selamat bertemu kembali dalam renungan harian HKBP Sutoyo.

Semoga hari ini kita jalani dengah  sukacita. Hari yang membawa berkat bagi seluruh jemaat.

Masih segar diingatan kita, di jaman Orde Baru, setiap tahun tepatnya  17 Agustus,  Presiden Suharto selalu memberikan penghargaan bagi rakyat yang menjadi panutan dan tauladan bagi orang lain, misalnya guru teladan, dokter teladan, supir teladan, siswa teladan, dosen teladan, dll. Mereka dipanggil ke istana dan mendapat penghargaan.

Apakah pentingnya sebuah keteladanan? sebuah teladan hidup yang baik adalah khotbah yang terbaik yang dapat disampaikan kepada semua orang. Melalui teladan hidup itulah orang bisa melihat dengan nyata bagaimana teladan hidup anak-anak Tuhan bukan hanya sekedar sebuah teori, bukan hanya sekedar suatu pemahaman teologi, melainkan nyata dalam kehidupan pribadi demi pribadi. Teladan bukanlah hal yang sembarangan, melainkan merupakan suatu faktor ampuh yang bisa dipakai untuk membawa orang kepada Kristus. Teladan hidup, teladan berjemaat merupakan suatu harta karun, suatu keseriusan, suatu perjuangan, dan suatu komitmen untuk mau membawa orang kepada Tuhan.

Jemaat yang diberkati Tuhan.
Keteladanan hidup bukan datang dalam sehari, bukan dibangun berdasarkan satu perjuangan yang remeh, tetapi merupakan perjuangan yang disertai jutaan tetesan air mata. Keteladanan juga dibentuk dari berbagai macam ketajaman/kepekaan diri dan kewaspadaan diri. Kita tidak bisa menjadi teladan hanya dengan lenggang kangkung dan sekedar berkata-kata melainkan kita perlu masuk ke dalam perjuangan yang terus menerus. Gereja adalah wajah dimana pemerintahan Tuhan ada di muka bumi ini. Gereja adalah wajah dimana kasih Allah dinyatakan di dalam dunia ini. Gereja adalah suatu eksistensi yang sedang diperhatikan oleh seluruh dunia bahkan juga iblis. Berarti kita sebagai anak-anak Tuhan bukan sekedar ada di tempat ini sebagaimana kita ada, tetapi banyak mata yang sedang memperhatikan dan melihat bagaimana kita hidup didalam pengajaran yang kita jalani.
Nilai Keteladanan apakah yang harus ada dalam hidup sebagai orang percaya?

1.Dalam Perkataan
Paulus menghendaki Timotius dapat menjadi teladan bagi orang-orang percaya dalam perkataan. Perkataan dalam bahasa Yunani “Logos” yang memiliki makna yaitu: perkataan, pembicaraan, pemberitaan, firman, khotbah,. Menyatakan bahwa kita selalu berkata-kata jujur dan penuh kasih. Menjadi teladan dalam perkataan kita harus berkata jujur, mengucapkan kata-kata yang membangun, dapat memberi semangat atau dorongan kepada orang lain.

Rabu, 05 September 2018

Renungan Harian - "Rancangan orang jahat adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi perkataan yang ramah itu suci."


Renungan harian HKBP Sutoyo

Rabu, 05 September 2018

"Rancangan orang jahat adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi perkataan yang ramah itu suci."
(Amsal 15:26)

Dalam menjalani kehidupan ini, ada realitas yang kontras kita jumpai. Hingga kita diperhadapkan dengan pilihan, dan pilihan itu mengandung konsekwensi. Untuk itu kita harus bijak dalam membuat keputusan dalam memilih. Misalnya : pemarah atau sabar, bijak atau bebal, rajin atau malas, fasik atau benar, positif atau negatif, mendengar didikan atau mengabaikannya dan lain sebagainya.

Demikian nas kita ini, untuk memilih pada statement :

1. Rancangan orang jahat adalah kekejian bagi Tuhan.
Bapak Ibu, Saudara/i  dalam Yesus Kristus....
Ingat dengan cerita Alkitab saudara-saudara Yusuf yang merencanakan niat jahat terhadap dirinya, menjualnya ke Mesir untuk menyingkirkan dirinya (Kej 50:20). Abang dan saudaranya merancang, merencanakan niat jahat yang bermaksud menyakiti serta bermaksud buruk.
Perilaku seperti itu adalah kekejian bagi Tuhan !
Kata "kekejian" adalah prihal berciri keji, keburukan dan kehinaan, kekejaman. Itu berarti rancangan orang jahat adalah perilaku yang sangat dibenci Allah dan sangat melukai hatiNya, Allah kejam terhadap orang yang merancang kejahatan. Meskipun belum terlaksana tetapi Allah sangat membenci karena rancangan itu timbul dari hati (Mat.15:19) "Karena dari hati timbul segala pikiran jahat". Hati yang jahat muncul karena motivasi-motivasi yang jahat. Allah mengenal hati manusia dan apa yang keluar dari hati bahkan Allah mengenal relung- relung hati yang terdalam.

Selasa, 04 September 2018

Pelayanan mangongkal holi kel. Aruan di Pemakaman Cip. Asam




Renungan Harian - Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu


Renungan Harian HKBP Sutoyo

Selasa, 04 September 2018

“Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu”.  (Efesus 4:2)

Horas Amang/Inang yang dikasihi Tuhan...

Selamat Pagi. Sudah siap menikmati hari Tuhan untuk hari ini? Hari ini kita disapa oleh Firman Tuhan yang sangat luar biasa. Mengapa? Melalui nats hari ini kita diingatkan bagaimana kita bersikap sebagai orang Kristen yang memiliki nilai – value hidup yang berbeda dengan orang lain. Tentunya kita ingat akan visi gereja HKBP bukan? Ya... visi HKBP adalah menjadi berkat bagi dunia. Dengan visi ini diharapkan agar setiap warga HKBP berusaha untuk menjadi berkat di mana pun dia berada. Dan inilah panggilan kita sebagai warga gereja yang notabene warga kerajaan Allah.

Hari ini kita diingatkan Rasul Paulus akan 3 (tiga) hal yang sebisa mungkin menjadi suatu kebiasaan hidup sebagai orang yang terpanggil. Yaitu: rendah hati, lemah lembut dan sabar. Paulus sadar bahwa ketiga hal ini pastilah tidaklah gampang, butuh proses untuk melakukannya. Itu sebabnya Paulus memulai dengan kata ‘hendaklah’. Kata ‘hendaklah’ adalah suatu himbauan atau ajakan kepada setiap orang yang bersedia atau mau menjadi orang Kristen yang benar. Himbauan atau ajakan ini diharapkan menjadi ciri yang bisa dirasakan oleh orang lain yang ada di sekitar kita, agar orang lain merasa nyaman berinteraksi atau berteman/bersahabat bahkan bekerjasama dengan kita. Akan ketiga perilaku yang diingatkan Paulus ini tentunya kita juga menginginkannya dari orang lain. Akan tetapi oleh Paulus menginginkan agar pihak yang lebih dahulu melakukannya adalah kita. Karena kita adalah orang yang terpanggil dan yang telah dipilih untuk melakukan yang Tuhan inginkan.

Amang/inang yang baik...

Senin, 03 September 2018

Renungan Harian - Hiduplah dalam keramahan dan kelemahlembutan




Renungan Jemaat HKBP Sutoyo, Senin, 03 September  2018

Hiduplah dalam keramahan dan kelemahlembutan
Titus 3 : 2
Janganlah mereka memfitnah, janganlah mereka bertengkar, hendaklah mereka selalu ramah dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang

Menjadi orang yang percaya bagi sebagian orang hanya sederhana saja, yaitu dibaptis, mengaku iman, rajin ke gereja dan rajin berdoa dan sebagainya, tanpa pernah memikirkan bagaimana hubungannya dengan orang di luar dari dirinya sendiri. Singkatnya kekristenan hanya untuk diri sendiri. Padahal sebagi umat kristen harus dapat membina hubungan yang benar dengan Allah dan juga dengan sesama manusia. Sesuai dengan ini Paulus menekankan kesetiaan dan komitmen jemaat. Karena pada saat itu jemaat sudah berada dalam konsidi darurat kesetiaan. Jangankan setia kepada Allah, dengan sesama jemaatpun sudah tidak saling setia lagi, saling berbohong, menindas sesama hanya untuk keuntungan dirinya saja dengan mengorkankan orang lain.

Dalam hal ini Paulus menekankan untuk melakukan dua hal, yaitu kesetiaan pada pemerintah dan juga kesetiaan kepada para sesama. Dalam teks renungan ini disampaikan supaya setia kepada sesama dengan tidak memfitnah, tidak bertengkar namun harus selalu bersikap ramah dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang. Umat yang percaya seharusnya berpikiran dan berkeyakinan, ketika berbuat kepada sesama adalah salah satu upaya dan usaha untuk menghadirkan kerajaan Allah dalam keseharian kita. Paulus menekankan agar senantiasa melakukan perilaku yang baik kepada semua orang. Yaitu dengan bersikap ramah dan lemah lembut. Bersikap ramah dan lemah lembut adalah kebalikan dari keras kepala dan kesombongan. Janganlah kita menganggap bahwa keramahan dan kelemahlembutan itu merupakan kelemahan belaka. Namun itu merupakan kekuatan yang paling dashyat. Kelemahlembutan akan membuat kita menjadi orang yang terhormat.

Minggu, 02 September 2018

Renungan Harian - Hidup dalam kemurahan hati


Renungan Jemaat HKBP Sutoyo, Minggu, 02 September  2018
Nats: 1 Rajaraja 17: 7-16
Topik: Hidup dalam kemurahan hati

“ Maka pergilah Elia ke Sarfat. Ketika tiba di pintu kota itu, ia melihat seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Lalu kata Elia kepada janda itu, “ Ibu tolong ambilkan sedikit air minum untuk saya”( ayat 10 )

Jemaat yang dikasihi Yesus Kristus...

Selamat hari Minggu dan Shalom, Melalui Nats ini kita belajar dari dua tokoh yang sangat menarik yaitu Elia dan janda di Sarfat. Kedua tokoh ini mengajarkan kita untuk memiliki sikap yang positif dalam mengahadapi kehidupan ini. Elia diajarkan harus memiliki ketaatan yang sederhana ( simple obedience). Elia harus melakukan apa yang diperintahkan dan harus percaya pada pemeliharaan Allah. Pemeliharaan tersebut kadang tidak sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Bagaimanapun kita harus percaya pada pimpinan Allah. Seperti Elia yang ketika Allah memimpinnya pada sesuatu yang akan mengering ia tetap taat, Dan seperti janda di Sarfat juga memiliki karakter yang baik, ia bersedia untuk mendengar dan taat, mengutamakan Tuhan, berani mempercayai firman Tuhan, dan memiliki sikap yang murah hati.

Sabtu, 01 September 2018

Renungan Harian - Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus


Renungan Harian HKBP Sutoyo

Sabtu , 01 September 2018

“Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus ”. [Galatia 3 : 2 ]

Syalom!!  Selamat pagi, selamat bertemu kembali dalam renungan harian HKBP Sutoyo.
Semoga hari ini kita jalani dengah  sukacita. Hari yang membawa berkat bagi seluruh jemaat.

Menurut hukum Romawi yang berlaku ketika kitab Galatia ini ditulis, seorang anak adopsi memiliki hak yang sah secara hukum terhadap segala sesuatu milik ayah angkatnya. Ia tidak diperhitungkan sebagai anak kelas dua, tetapi setara dengan anak kandung lainnya. Oleh sebab itu, ketika jemaat Galatia menerima dan membaca surat Paulus ini, mereka benar-benar mengerti apa artinya menjadi anak Allah. Setiap orang yang percaya kepada Kristus bukan saja telah ditebus dari dosa dan diadopsi ke dalam keluarga Allah, melainkan juga memiliki hak penuh sebagai anak perjanjian (3:29).

Setiap dari kita yang telah diterima dalam keluarga Allah mungkin akan mengatakan bahwa penerimaan tersebut merupakan peristiwa terindah dalam hidup kita. Ketika mempercayai Kristus sebagai Juruselamat kita, kita menjadi anak-anak Allah, dan Dia menjadi Bapa Surgawi kita. Alkitab memberikan kepastian kepada kita, “Kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus” (Gal. 3:26).

Sebagai anak yang diadopsi ke dalam keluarga Allah, kita mempunyai saudara-saudara seiman—saudara laki-laki dan perempuan di dalam Kristus—dan kita semua mendapat bagian dalam warisan yang kekal (Kol. 1:12). Lebih dari itu, Roh Yesus mendiami hati kita dan memampukan kita untuk berdoa dalam nama Abba, Bapa (Gal. 4:6)—bagaikan seorang anak yang memanggil ayahnya, “Papa.”