running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Jumat, 31 Agustus 2018

Rapat koordinasi ketua Parartaon, Pimpinan Jemaat dan Pekerja Gereja dan Satpam

pic: St. HPM Silaban

Renungan Harian - Dan rendahkan lah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus


Renungan Harian HKBP Sutoyo, 31 Agustus 2018

"Dan rendahkan lah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus"
(Efesus 5:21)

Masioloan ma hamu sian biar ni rohamuna muda Kristus.

Pada nas ini Rasul Paulus memberikan nasihat-nasihatnya mengenai kewajiban-kewajiban dalam hubungan satu sama lain sebagai anak-anak terang. Adapun dasarnya adalah salingerendahkan diri, merendahkan hati untuk saling menanggung beban, tidak meninggikan diri juga tidak saling ingin menguasai.
Sikap merendahkan diri kepada orang lain adalah sikap yang tidak menganggap diri lebih penting, lebih terhormat atau lebih berharga dari pada orang lain.
Maka dengan sikap seperti ini kita tidak kan pernah memperlakukan orang lain sewenang-wenang meskipun bagaimana status atau kedudukan sosialnya. Hingga tercipta hubungan yang harmonis, kondisi yang rukun, dan damai bahkan orang lain dapat ikut memuliakan Bapa.

Kamis, 30 Agustus 2018

Renungan Harian - HORMATILAH SEMUA ORANG

Renungan hari ini:

HORMATILAH SEMUA ORANG

1 Petrus 2:17 (TB) "Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!"

Selamat pagi amang/inang Jemaat Tuhan..
Menghormati semua orang adalah wujud kasih yang nyata dari TUHAN. Orang yang mencintai TUHAN pastilah menghormati semua orang. Jika kita membenci orang maka sebenarnya kita tidak punya iman dan cinta kepada TUHAN. Dari sejak kecil kita selalu dididik baik di sekolah maupun di rumah, dengan memberikan hormat kepada guru-guru di sekolah dan orang tua dan orang yang lebih tua dalam keluarga kita.
Firman Tuhan hari ini mengajarkan kita orang Kristen untuk menghormati semua orang yang dilanjutkan dengan kalimat 'kasihilah saudara-saudaramu'. Kata “saudara” ini bukan cuma untuk hubungan dalam keluarga tapi melainkan perlakuan kita untuk semua orang sebagai kerabat dekat yang patut kita kasihi.

Ada empat hal penting di mana kita akan belajar untuk memberikan hormat, antara lain:
Pertama, hormatilah semua orang.
Sering kali kita mendengar, hanya karena orang itu lebih rendah posisinya, atau tidak sekaya kita, atau kurang pandai, kita memiliki kecenderungan untuk memandang rendah orang tersebut. Ataupun jika orang tersebut berbeda pandangan dengan kita, kita cenderung kurang menghargainya. Firman Tuhan mengajarkan kita untuk memerlakukan semua orang dengan hormat.
Kedua, kasihilah keluargamu.
Ini berbicara mengenai hubungan antar-keluarga maupun teman-teman kerja maupun pelayanan yang kita anggap ”keluarga.” Kita perlu mengembangkan kasih dan persaudaraan di antara mereka. Berikan penghargaan di mana perlu, kata-kata yang menguatkan, pujian, serta melayani satu dengan yang lainnya. Saling menjaga hati masing-masing dan mengemukakan pendapat dengan cara yang membangun.

Rabu, 29 Agustus 2018

Renungan Harian - Damai Sejahtera Tanpa Batas


"Damai Sejahtera Tanpa Batas”
Epesus 2 : 17

Ia datang dan memberikan damai sejahtera kepada semua kamu yang “jauh” dan damai sejahtera kepada mereka yang “dekat”.

Dungi ro ma Ibana, mamaritahon dame di hamu angka na dao, dame nang di angka na donok.

Biasanya orang akan berdamai dengan sesama manusia yang dia kenal dan yang kelihatannya baik dalam tingkah laku setiap hari. Sungguh sangat sulit manusia berdamai dengan yang dia tidak kenal dan yang jauh serta yang berkelakuan tidak baik. Dalam bagian ini Rasul Paulus menyampaikan tentang hak-hak yang akan diterima oleh setiap manusia. Paulus menunjukkan bahwa mereka yang dahulu bermusuhan, sekarang akan diperdamaikan. Perdamaian antara Yahudi dan bukan Yahudi, yang dulunya mempunyai jarak ataupun jurang pemisah, demikian pula antara Allah dan setiap orang yang belum diperbaharui. Sekarang Yesus Kristus menjadi damai sejahtera bagi manusia. Ia mengadakan damai sejahtera dengan cara mengorbankan diri-Nya sendiri dan datang untuk memperdamaikan antara orang berdosa, baik Yahudi maupun yang bukan Yahudi. Dosa melahirkan perselisihan antara Allah dan manusia. Kristus datang untuk mengatasi perselisihan tersebut serta mengakhirinya. Ini dilakukan melalui salib, dia menjadi korban.

Selasa, 28 Agustus 2018

Alto Sopran Tenor Bass by NHKBP Sutoyo

Renungan Harian


Renungan Harian HKBP Sutoyo

Selasa, 28 Agustus 2018

“Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suaraKu dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala”

Adong dope angka biru-birungKu na asing,na so sian bara on. Ingkon dohot do angka i togihononKu;tangihononnasida do soarangKu,dungi gabe sada punguan ma i jala sada ma parmahan ( Yohannes 10:16 )

Jemaat Yang dikasihi Yesus Kristus..
Hubungan kita dengan Tuhan digambarkan seperti gembala dan domba.  Ada banyak lagu yang digubah menjadi kidung-kidung pujian  yang indah yang menggambarkan Tuhan adalah gembala kita. Salah satu yaitu karangan dari Bornok Hutauruk  “ Tuhan adalah gembalaK; Tenanglah kini hatiku (Joseph H.Gilmore) dan masih banyak lagi. Pada ayat sebelumnya (ayat11) dikatakan Yesus adalah gembala yang baik. Tugas seorang gembala  adalah penjaga. Ia akan maju paling depan saat bahaya menjelang. Serigala, harimau, macan dan beruang bukanlah halangan. Nyawapun rela melayang demi domba-domba tersayang. Dan jika domba tersayang nakal lari ke jurang, maka gembala yang baik akan lari mengejar dan menyelamatkan. Ini namanya jaminan perlindungan. Kedua, seorang gembala adalah penuntun. Rupanya domba-domba ini adalah binatang yang bodoh. Mereka tidak bisa mandiri mencari makan sendiri, apalagi untuk jalan pulang ke kandang seringkali mereka nyasar ke seberang. Itu sebabnya gembala yang baik akan senantiasa berjalan di depan, menuntun mereka ke padang yang berumput hijau agar mereka dapat makan sampai kenyang, dan ke sungai yang berair jernih dan tenang agar domba-domba dapat minum sampai segar. Ini berbicara tentang jaminan pemeliharaan. Ketiga, gembala juga adalah penghibur, yang akan menyanyikan lagu-lagu, memetik kecapi, atau memainkan seruling saat ia menjaga domba-domba gembalaannya itu. Ini namanya jaminan penghiburan.

Senin, 27 Agustus 2018

Renungan Harian - Berbahagialah orang yang membawa damai karena mereka akan disebut anak-anak Allah


Renungan Harian HKBP SUTOYO

Berbahagialah orang yang membawa  damai  karena mereka akan disebut anak-anak Allah  (Mateus 5 : 9)

Syalom..Selamat pagi dan selamat bertemu kembali seluruh jemaat HKBP Sutoyo,  yang diberkati Tuhan. Selamat bertemu kembali dalam pelayanan renungan harian HKBP Sutoyo, hari ini, Senin, 27 Agustus 2018. Topik yang  kita bahas hari ini tentang “pembawa damai”

Dalam Matius 5:9 tertulis “Berbahagialah orang yang membawa damai”. Kata “membawa” dalam terjemahan lain adalah “membuat”. Dalam bahasa Yunani bisa diterjemahkan sebagai peacemaker (membuat damai). Orang Kristen yang benar dalam Kristus sajalah yang bisa membawa damai. Bukan mencintai damai, suka damai, atau belajar damai saja, tetapi membuatnya. Martyn Lloyd-Jones, pengkhotbah terkenal abad ke-20 di Westminster Chapel di London, Mengatakan orang yang membuat damai adalah orang yang:  tidak memikirkan keuntungan diri sendiri dan kedudukan dan faedah untuk diri sendiri, tetapi memiliki motivasi atau perhatian untuk kemuliaan Allah. Orang pembawa damai, senantiasa dalam segala perkara dan situasi memandang masalah dari segi terang Injil dan melihat sisi positifnya.

Jemaat yang diberkati Tuhan

Ditengah dunia yang penuh dengan dendam dan permusuhan ini, orang percaya seharusnya menjadi pembawa damai. Menjadi pembawa damai bisa dimulai dari dalam lingkup yang kecil dulu, yaitu di dalam keluarga. Selanjutnya kita bisa menajdi pembawa damai di lingkungan tempat tinggal, gereja, tempat kerja, dan dalam masyarakat luas.
Seorang pembawa damai adalah seorang yang bisa membawa diri dengan baik, dan menciptakan suasana menyenangkan, sehingga tidak menimbulkan kebencian dan permusuhan. Matius 5:9 berbunyi “ berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” beberapa ayat firman Tuhan menegaskan bahwa Tuhan adalah sumber damai sejahtera, artinya di dalam Dia ada damai sejahtera. Galatia 5:22 juga menyebutkan bahwa damai sejahtera merupakan salah satu segi dari buah Roh.

Minggu, 26 Agustus 2018

Renungan Minggu - "Supaya mereka menjadi satu"


Renungan Minggu, 26 Agustus 2018

Ev : Yoh.17:20-23 "Supaya mereka menjadi satu"

Biasanya memperbesar jurang perbedaan lebih mudah daripada mencari kesamaan. Ini sudah menjadi hal yang lumrah di jaman sekarang. Perpecahan demi perpecahan terus saja terjadi. Tidak saja terhadap orang-orang duniawi tetapi juga di kalangan anak Tuhan. Tidak jarang kita menjumpai perpecahan di tubuh Gereja bahkan adapula yang sampai menyebabkan permusuhan antar Gereja. Ada yang menyebut Gerejanya lah yang benar dan menganggap Gereja lainnya sesat. Saling mengejek, merendahkan, memojokkan, menganggap dirinya yang benar dan lainnya salah. Tentu hal ini sangat menyedihkan. Bagaimana kita mau menjadi berkat jika di antara kita pun sudah saling menyalahkan ? Bukannya menghargai atau menghormati perbedaan malah sibuk mencari jurang perbedaan ? Bukannya semakin dekat malah semakin jauh. Padahal perbedaan adalah juga ciptaan Tuhan. Dimana letak kasih ?

Jangan mimpi untuk bisa mengasihi orang lain jika kepada saudara seiman saja kita tidak mampu mengaplikasikannya. Jangan mimpi untuk mengubah dunia menjadi lebih baik jika yang sudah baik saja terus tergrogoti. Tata cara peribadatan pun akhirnya menjadi celah bagi iblis untuk mengobok-obok kita, dan ironisnya kita mengijinkannya hingga rentan dengan perselisihan dan perpecahan.

Sabtu, 25 Agustus 2018

Renungan Harian - Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku; siapa yang jujur jalanya, keselamatan yang dari Allah akan kuperlihatkan kepadanya


Renungan Harian HKBP Sutoyo

Sabtu, 25 Agustus 2018

“Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku; siapa yang jujur jalanya, keselamatan yang dari Allah akan kuperlihatkan kepadanya”

“Manang ise na mamelehon hamuliateon, ido na pasangap Ahu, jala mambahen lapang, asa hupatuduhon di ibana hatuaon ni Debata" ( Mazmur 50:23 )

Bapak/ibu, jemaat yang dikasihi Yesus Kristus

Tuhan menciptakan manusia dengan kemampuan untuk mengucap syukur kepadaNya. Sebenarnya Tuhan tidak membutuhkan ucapan syukur kita itu,tanpa itu juga Dia tetap Tuhan. Namun sebagai ciptaan Tuhan mempersembahkan syukur itu perlu bagi kita, karena dengan itulah kita dapat berkembang menjadi manusia yang utuh. Bila kita mengucap syukur kepada Tuhan maka Tuhan akan merasa senang. Sama dengan bila kita memberikan kado kepada seseorang yang berulang tahun. Sering terjadi bahwa kado yang kita bawa itu tidak sebanding dengan kemampuan teman kita itu, karena dia mempunyai banyak uang untuk membeli yang bahkan lebih mahal dari pemeberian kita itu. Tetapi dengan pemberian itu, dia akan merasa senang. Tugas kita adalah menyenangkan hati Tuhan. Karena itulah Nas ini mengajarkan kita “ Siapa yang mempersembahkan i syukur sebagai korba, ia memuliakan Aku. Hal ini menunjukkan kepada kita salah satu cara untuk menghormati Tuhan yaitu dengan memberikan persembahan. Dari kita diharapkan agar selalu di dalam kerendahan hati mempersembahkan persembahan syukur kepada Tuhan. Sebab apa yang kita persembahkan kepada Tuhan sesungguhnya adalah pemberian Tuhan kita.

Retreat Remaja & Naposo Sektor Kampung Baru

Retreat Remaja & Naposo Sektor Kampung Baru, tanggal 25-26 Agustus 2018
Tema : Yang Muda Yang Teladan
Tempat : Villa Puncak (Villa Amang St. Sigalingging)




Jumat, 24 Agustus 2018

Renungan Harian - Janganlah Saling Menghakimi


Renungan Harian HKBP Sutoyo

Jumat, 24 Agustus 2018

Janganlah Saling Menghakimi
Roma 14 : 13
"Karena itu janganlah kita saling menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini: Janganlah kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung!”

"Onpe, unang be hita masiuhumuhuman! On ma tahe timbangi hamu: Unang ma binahen partuktuhan manang pargasipan tu dongan”.

Membangun kerukunan di antara manusia, tidaklah mudah. Karena kita berhubungan dengan manusia yang beragam karakter, sifat dan perilaku. Ada manusia yang kuat dan lemah, pintar dan bodoh, kaya dan miskin dan sebagainya. Sehingga terkadang banyak manusia yang menghakimi sesamanya yang lemah, yang bodoh dan yang miskin. Seakan-akan menuduh mereka yang hidup dalam keterbatasan disebabkan oleh karena perilaku mereka sendiri.
Memang begitu mudahnya manusia menghakimi sesamanya. Tetapi dalam teks ini Rasul Paulus menekankan dan mengingatkan pihak yang “kuat” dan yang “lemah” supaya saling menerima serta tidak saling menghakimi. Juga pihak yang kuat tidak menjadi batu sandungan bagi yang lemah. Paulus mengatakan cukuplah sampai di sini melakukan kesalahan, jangan melakukannya lagi. Itulah yang dikatakan Paulus “janganlah kita”, ungkapan ini menyatakan bahwa dia melibatkan diri di dalamnya. Dengan pemahaman supaya mereka meninggalkan. Sepertinya ada ajakan Paulus, supaya mereka lebih baik menganut pandangan ini dengan tujuan supaya tidak membuat saudara kita tersandung atau terjatuh.

Kamis, 23 Agustus 2018

Pemeriksaan keadaan mobil Dinas Pendeta Resort oleh Ketua Parartaon

pic: St. J. Lbn Tobing

Renungan Harian - Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku aku tidak goyah


Renungan Harian Jemaat HKBP Sutoyo,

Kamis, 23 Agustus 2018

“ Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku aku tidak goyah”

Tongtong do hubahen Jahowa tu jolongku, ai molo disiamunhu Ibana, ndang tagamon humordit ahu
( Mazmur 16:8 )

Jemaat yang dikasihi Yesus Kristus...

Kita sering mendengar kata-kata bijak: Badai pasti berlalu, ada hikmat dibalik peristiwa. Bila mana terjadi musibah, nasihat ini menambah spirit atau semangat hidup, tidak perlu menyesali apa yang sudah terjadi tetapi berharap memetik hikmatnya. Dalam perjalanan hidup ini, tentu kita harus bersedia menghadapi berbagai persoalan hidup yang dapat menggoyahkan kita. Lalu bagaimana supaya kita mampu mengalahkan berbagai persoalan hidup yang dapat mengoyahkan kita. Pemazmur dalam nas hari ini berkata bahwa “Aku senantiasa memandang kepada Tuhan;karena Ia berdiri di sebelah kananku aku tidak goyah”. Memandang kepada Tuhan berarti melakukan perintah Tuhan, kesiapan menerima yang Tuhan nyatakan atas kehidupan umatNya. Umat Tuhan boleh percaya, bahwa kehidupan anak-anakNya berada dalam penyertaanNya.

Rabu, 22 Agustus 2018

Kujungan ke RS. Medistra jemaat sakit dari sektor Condet Ny. Napitupulu br. Sirait

Kujungan ke RS. Medistra jemaat sakit dari sektor Condet Ny. Napitupulu br. Sirait (mama Laura Napitupulu, Guru Sekolah Minggu HKBP Sutoyo).



Renungan Harian - Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat


Renungan Harian HKBP Sutoyo

Rabu, 22 Agustus 2018

“Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat” (Roma 12 : 10)

Selamat pagi, selamat bertemu kembali dalam renungan harian HKBP Sutoyo. Sebelum kita memulai aktivitas  dan rutinitas kita hari ini, Bapk/ibu/Sdr/I akan diberkati melalui Firman Tuhan hari ini.  Topik kita hari ini adalah Saling mengasihi dan saling mendahului dalam memberi hormat.

Manusia adalah mahkluk sosial, artinya tidak bisa hidup sendiri tanpa memiliki hubungan dengan orang lain. Itu berarti seseorang akan menikmati dan menjalani kehidupanya sebagai manusia yang wajar jika ia memiliki hubungan dengan orang lain. Inilah yang membedakan antara manusia dan binatang.

Hidup mengasihi orang lain adalah ciri khas umat Allah. Perintah Allah yang utama adalah saling mengasihi, bukan semata-mata untuk menegaskan bahwa manusia itu adalah mahkluk sosial, tetapi karna Allah adalah kasih. Supaya dapat saling mengasihi secara baik dan benar, Yesus meminta umat-Nya untuk senantiasa mendasarkan diri pada hubungan yang erat dengan diri-Nya. Sebab Allah Sendiri melalui Yesus Kristus telah mengasihi umat-Nya dengan memberikan nyawa-Nya

Seseorang yang menerima Yesus sebagai Juruselamat, pribadinya akan menghidupkan kehidupan yang diubahkan, yang berarti memfokuskan kembali kasih – dari dirinya sendiri, kepada kasih kepada Allah dan kasih kepada orang lain.

Selasa, 21 Agustus 2018

Bantuan Hewan Kurban

Gereja HKBP Sutoyo memberikan bantuan hewan kurban sebanyak 3 ekor, kepada pengurus warga sekitar Gereja. Diberikan oleh Seksi Kemasyarakatan dan di dampingi oleh Ketua Dewan Diakonia dan Pendeta Resort serta warga sekitar.




Pic: St. J. Lbn Tobing.

Renungan Harian - " Menjadikan orang-orang asing sebagai saudara"


Renungan Harian HKBP Sutoyo

Selasa, 21 Agustus 2018

" Menjadikan orang-orang asing sebagai saudara"

3 Yohanes 1:5
"Saudaraku yang kekasih, engkau bertindak sebagai orang percaya, di mana engkau berbuat segala sesuatu untuk saudara-saudara, sekalipun mereka adalah orang-orang asing."

Kehidupan orang beriman/orang percaya mencerminkan kasih Kristus dalam setiap gerak kehidupannya dimana pun berada dan dalam kondisi apapun. Sebab karena kasih Kristus lah orang beriman dapat menampakkan gaya hidup yang benar hingga memperlakukan semua orang sebagai saudara. Meskipun orang lain atau orang asing yang belum kenal sebelumnya dan yang tidak diikat oleh pertalian darah atau yang berbeda dengan dirinya dapat menjadi saudara baginya, yang perlu dikasihi dan diperhatikan.

Demikian perbuatan Gayus yang dimaksud oleh Yohanes pada nas ini. Gayus seorang  percaya/beriman  melakukan perbuatan yang benar, begitu berkesan dan menyentuh dengan ambil bagian dalam pelayanan kepada Yesus, yaitu para Pengkhotbah (Penginjil keliling yang berangkat dari satu tempat ke tempat lain tanpa mendapatkan bantuan apa pun dari orang-orang yang tidak mengenal Allah). Ketika Para Penginjil ini tiba ditempat Gayus, mereka mendapat bantuan dari Gayus dan jemaatnya. Perbuatan Gayus ini bukanlah sekali saja atau peristiwa kebetulan tetapi perbuatan yang berulang karena pengetahuan Gayus tentang kasih yang dari Yesus Kristus.
Para Penginjil itu menceritakan perbuatan Gayus di hadapan jemaat dan di dengar oleh Yohanes. Perbuatan Gayus itu menjadi contoh nyata dan menjadi pengalaman atau memori orang lain sehingga diapresiasikan dalam bentuk kesaksian kepada banyak orang. Itu berarti kebaikan Gayus  bukan saja kepada orang yang dikenalnya, orang-orang dekatnya justru kepada orang-orang asing. Gayus tidak terikat pada primordialisme dan tidak tahan untuk tidak berbuat yang benar dalam kasih.  Hal ini dapat terjadi karena iman yang sudah dimilikinya dalam Yesus Kristus.

Senin, 20 Agustus 2018

Kunjungan Team Doa/Seksi Zending ke keluarga, Alm. Sihombing/Alm. br Simanullang

Puji Tuhan, malam ini Team Doa/Seksi Zending HKBP Sutoyo, yang dipimpin Amang Pdt Resort dan inang Pdt br. Sinaga mengunjungi keluarga, Alm. Sihombing/Alm. br Simanullang; dari Sektor Gang 45. Keluarga Sihombing  ini meninggalkan 4 orang anak (3 wanita dan 1 pria) yg sudah yatim piatu. Kita doa-kan dan menolong keluarga ini, semoga Tuhan membukakan bantuan bagi Saudara/i yang kemalangan ini.



Renungan Harian - "Hidup Yang Menjadi Berkat"


Renungan Harian HKBP Sutoyo

Senin, 20 Agutus 2018.

"Hidup Yang Menjadi Berkat"

Yeremia 29:7;  "Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu".

"Ringkoti hamu huhut hasonangan ni huta habuanganmuna na hubahen i, jala tangiangkon hamu nasida tu Jahowa, ai molo marhasonangan huta i, marhasonangan ma dohot hamu".

Hidup dalam pembuangan adalah hal yang tidak menyenangkan. Karena mengalami penderitaan yang sangat mendalam. Hidup dalam tekanan serta tidak dapat menentukan arah dan tujuan kita. Namun dalam teks ini dengan tegas dikatakan untuk memikirkan kesejahteraan kota tempat pembuangan.
Pembuangan ke Babel adalah keputusan Allah, Yehuda akan diam di sana selama tujuh puluh tahun. Yeremia meyakinkan umat di pembuangan untuk menerima keadaan tersebut, dengan percaya bahwa itu adalah rancangan damai sejahtera Allah untuk mereka bukan rancangan kecelakaan. Hanya dengan menerima hajaran Allah untuk menuntun mereka kepada pertobatan, mereka dapat kembali merasakan tangan kasih dan penyertaan-Nya. Mereka akan mengalami pemulihan yang berasal dari Allah sendiri.

Minggu, 19 Agustus 2018

Renungan harian - "Indahnya Kebersamaan”


RENUNGAN HARIAN HKBP SUTOYO

Minggu 19 Agustus 2018.

"Indahnya Kebersamaan” Kejadian 17 : 15 - 27

Memiliki iman bukanlah persoalan yang mudah. Karena manusia beriman sekaligus juga menjadi manusia yang mempunyai pikiran yang dalam hidup setiap hari lebih sering dikedepankan untuk menghadapi persoalan hidup. Sehingga dapat saja menjadikan orang yang beriman menjadi ragu-ragu tentang imannya sendiri. Memang tidak ada salahnya ketika manusia ragu. Karena dengan keraguannya, berarti manusia mempunyai kemampuan untuk memilih mana yang terbaik. Karena manusia diciptakan Allah bukan untuk menurut saja, tetapi harus mempunyai daya kritis. Keraguan bukan untuk tidak memercayai apa yang telah Tuhan janjikan.

Demikian halnya teks kotbah minggu ini. Allah telah mengikat perjanjian dengan Abraham, akan menjadikannya menjadi bangsa yang besar, memberkati dan akan menjadi berkat (Kej. 12). Dalam pasal ini Allah kembali mengingatkan janji-Nya kepada Abraham, bahwa Allah akan memberikannya seorang anak laki dari istrinya Sarai. Hal ini diawali dengan menggantikan nama Sarai menjadi Sarah. Tuhan akan memberkatinya dan akan menjadi ibu bagi bangsa-bangsa dan akan melahirkan raja-raja. Abraham meminta kepada Tuhan memilih Ismael. Tetapi Tuhan menyatakan dengan tegas bahwa yang lahir dari Sarah yang akan menjadi pewaris.

Sabtu, 18 Agustus 2018

Renungan Harian


Renungan Harian Jemaat HKBP Sutoyo

Sabtu 18 Agustus 2018

Garam memang baik, tetapi  jika garam menjadi hambar dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain ( Markus 9:50 )

Jemaat yang dikasihi Yesus Kristus

 Kita telah memperingati Hari Kemerdekaan Bangsa Kita Indonesia, rasa haru pasti akan menerpa setiap putra Indonesia saat menyambut dan merayakan HUT Prokalamasi Republik Indonesia tercinta ini. Ir.Soekarno atau Bung Karnoa memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia adalah penggali Pancasila. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. Satu Hal yang menarik dari Bung Karno ini ia dijuluki “singa podium. Suaranya yang meraung,menggelegar, mengguntur di atas mimbar. Gayanya gagah dan perkasa bagaikan singa. Bapak/ Ibu saudara, tahukag Anda, apa julukan Anda? Julukan semua orang percaya? Julukan ini bukan saya yang memberikannya, tetapi Yesus sendiri. Menurut Yesus pengikut-pengikutNya adalah “ garam” dan “ terang”. Pertanyaannya, apakah yang ditonjolkan oleh Yesus dengan julukan itu. Bila kita membaca Alkitab dengan teliti, maka yang hendak ditonjolkan oleh Yesus mengenai “garam” itu adalah: Kegunaannya, manfaatnya, faedahnya bagi orang lain. Oleh karena itu, yang diprihatinkan oleh Yesus mengenai orang Kristiani, mengenai kita semua, adalah bila kita tidak berguna dan tidak berfaedah lagi bagi orang lain. Tidak mampu menjadi berkat dan pembawa damai.

Jemaat Yang dikasihi Yesus Kristus
Orang  Kristen yang tidak mampu menjadi berkat bagi orang lain, dimisalkan oleh Yesus  sebagai garam yang tidak asin (hambar). Garam yang tidak asin itu tidak berguna. Ia akan dibuang dan di injak-injak orang. Jadi yang penting bagi Yesus bukanlah apakah kita ini orang Kristiani, tetapi apakah kita ini orang Kristiani yang berguna, yang bermanfaat yang membawa berkat.

Parheheon Naposobulung HKBP Sutoyo, tgl. 25 Agustus 2018

Undangan Acara Puncak Parheheon NHKBP Sutoyo 25 Agustus 2018, lebih jelasnya dapat dilihat pada link video ini:

 

Jumat, 17 Agustus 2018

Renungan Harian - “Langkah orang ditentukan oleh TUHAN,tetapi bagaimanakah manusia dapat mengerti jalan hidupnya”.


Renungan Harian HKBP Sutoyo

Jumat, 17 Agsts 2018

“Langkah orang ditentukan oleh TUHAN,tetapi bagaimanakah manusia dapat mengerti jalan hidupnya”.
[Amsal  20 : 24 ]

Syalom!! Selamat pagi, selamat bertemu kembali dalam renungan harian HKBP Sutoyo. Hari ini Jumat 17 Agustus 2018, kita merayakan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 73. Sebagai warga gereja sekaligus warge negara, saya menyapa saudara dengan ucapan Merdeka..merdeka..merdeka. Sekali merdeka tetap merdeka !

Bapk/ibu/Sdr/I  diberkati  Tuhan.  Berbicara tentang  kemerdekaan, dalam firman Tuhan  Galatia 5 : 13  “Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.  Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Tuhan, di situ ada kemerdekaan. II Korintus 3:17. Kita percaya  kemerdekaan itu adalah  anugerah dan pemberian Tuhan bagi bangsa kita.

Saudara/i yang diberkati Tuhan !
Kita yang telah mempercayakan diri kepada Tuhan Yesus Kristus diberikan Tuhan Roh-Nya yang kudus tinggal dalam kita dan yang memimpin kita langkah demi langkah dalam hidup ini. Roh itu mengarahkan kita ke kiri atau ke kanan. Yang kita perlukan ialah berusaha mengerti kehendak Tuhan dan peka terhadap pimpinan Roh itu agar kita selalu melangkah dengan iman.
Kita tidak selalu dapat mengerti mengapa kita disuruh Tuhan melangkahkan langkah itu, urusan kita adalah tetap mempercayakan diri kepada-Nya. Itulah hidup beriman yang menyukakan Tuhan.

Saudara/i yang dikasihi Tuhan !
Orang yang bijaksana memiliki perencanaan yang baik dalam hidupnya, berbeda dengan orang bodoh, mereka  hidup tanpa tujuan. Namun tentu saja tidak semua yang kita rencanakan berjalan mulus, karena kadang-kadang Tuhan mengejutkan kita di tengah-tengah perjalanan. Bagaimana saudara menyikapi hal ini? Respon yang bisa muncul adalah kecewa dan stres.
Salomo dalam Amsal yang ditulisnya berkata langkah orang ditentukan oleh Tuhan, tetapi bagaimanakah manusia dapat mengerti jalan hidupnya? Artinya setiap hal yang terjadi dan kita lewati dalam hidup telah diatur dan ditentukan oleh Tuhan. Salomo pun memiliki  hidup yang tidak berjalan mulus. Salomo raja yang besar juga pernah gagal. Bahkan kegagalan yang kemudian berakibat fatal bagi pecahnya kerajaan Israel. Dan akhirnya Salomo memahami bahwa sesungguhnya manusia terbatas dalam memahami jalan hidupnya. Tetapi Tuhan yang tidak terbatas mengetahui jalan seperti apa yang kita tempuh karena Ia sudah menentukannya sejak semula.

Kamis, 16 Agustus 2018

Renungan Harian - Biarlah hidup yang kita hidupi senantiasa rukun sesuai kehendakNya


Renungan harian HKBP Sutoyo

Kamis, 16 Agustus 2018

"Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus" ( Roma 15 : 5)

Apakah  kita sudah hidup rukun, satu dengan yang lain ? Antara orangtua dengan anak, abang adik di keluarga ? Rukun berkeluarga, Rukun bertetangga ? Apakah rukun tidak pernah terjadi perbedaan atau selalu mengalah, atau lebih baik didiami ??  Kerukunan terjadi justru karena keragaman. Sebab bila hidup seragam hanyalah keterpaksaan. Kerukunan yang sejati hanya bersumber  dari Allah.

Rasul Paulus mengajak jemaat Roma yang berlatar belakang Yahudi untuk lebih peka pada perasaan orang lain, yaitu mereka yang non Yahudi.Karena berbeda asal dan latar belakang, yang Yahudi mulai membedakan bahkan menganggap remeh saudara lain yang berbeda dengan mereka.
Padahal perbedaan dan keragaman adalah karya cipta Allah yang menjadi kekuatan dan keindahan. Oleh sebab itu Paulus mengharapkan dan menghimbau agar jemaat di Roma itu hidup dalam kerukunan.
Kerukunan yang dimaksud mengandung unsur :
- "sehati-sejiwa" dan mempunyai tujuan yang sama
- "sehati-sepikir". Dalam hal ini maksud Paulus, bahwa perbedaan itu bukan untuk dihapus tetapi diatasi dengan cara menolong maupun menopang  sehingga kompak.

Rabu, 15 Agustus 2018

Renungan Harian - Tuhan Yesus adalah Kasih


Renungan Harian HKBP Sutoyo

Rabu,15  Agustus 2018

“ Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya”  On do patik na tajalo sian Ibana: Na mangkaholongi Debata, i ma na mangkaholongi nang donganna”  1 Yohanes 4:21

Jemaat yang dikasihi Yesus Krisus
Kita berjumpa lagi  untuk renungan hari ini, Rabu 15 Agustus 2018, Pusat dan inti  pengajaran Tuhan Yesus adalah Kasih. Hukum yng pertama dan yang terutama befokus pada kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama manusia ( bnd. Mat. 22:37-39). Ke dalam hukum itulah tergantung segala perintah Hukum Taurat dan kitab para Nabi . Yesus berkata kepada murid-muridNya: Aku memberikan perintah kepada kamu yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama sperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-muridKu, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.

Jemaat yang dikasihi Yesus Kristus...
Jadi, tanda pengenalan  orang Kristen adalah Kasih. Yang membedakan orang orang Kristen dari orang lain yang bukan Kristen hanya satu, yaitu kasih. Yang membuat orang Kristen spesial dan dan khas adalah Kasih. Yang membuat orang bukan Kristen terpesona, terpukau dan tertarik adalah Kasih. Kasih itulah yang telah dinyatakan Yesus kepada dunia ketika Dia tergantung di Kayu Salib, dimana Dia mendoakan para musuh dan eksekutor yang menyalibkan diriNya: Bapa, ampunilah mereka,sebab mereka tidak tahu apa mereka perbuat.

Selasa, 14 Agustus 2018

Renungan Harian - "Mengasihi Dengan Ikhlas”


Renungan Harian HKBP Sutoyo

Selasa, 14  Agustus 2018

"Mengasihi Dengan Ikhlas”

1 Petrus 1 : 22; "Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu".

Dalam kekristenan sering kita dengar dengan istilah lahir baru. Tidak sedikit orang yang dengan bangganya menyatakan lahir baru. Bahkan dengan beraninya menuduh orang di luar dirinya belum lahir baru. Sehingga terkadang tidak membutuhkan bimbingan dan nasehat lagi. Bukanlah demikian halnya. Lahir baru atau dilahirkan kembali bukanlah untuk dirinya sendiri, tetapi bagaimana dia untuk orang lain. Demikianlah Petrus menasehati supaya setiap orang yang sudah disucikan dapat menjalin kasih persaudaraan mengingat bahwa hidupnya sudah lahir baru.

Orang yang disucikan adalah umat pilihan yang harus menjalin kasih persaudaraan. Petrus mengharapkan bahwa Injil yang sudah diterima dan dimiliki, akan senantiasa menyucikan jiwa umat. Dengan ungkapan lain bahwa Injil telah menghasilkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas. Karena itu harus dilanjutkan dan ditingkatkan yaitu mengasihi dengan sungguh-sungguh satu sama lain dengan hati yang murni, bukan dengan kepura-puraan. Mengasihi harus didorong oleh pemahaman akan firman Tuhan. Firman Tuhan yang menyucikan orang berdosa. Roh Allah yang memberikan pengertian dan pemahaman akan firman-Nya. Pertolongan Roh Allah yang menggantikan upaya manusia sendiri. Karena memang setiap umat yang percaya harus dimurnikan sebelum dapat mengasihi satu sama lain. Karena dalam diri manusia masih ada saja keberpihakan. Sehingga tanpa anugerah dan Roh kita tidak dapat saling mengasihi dengan ikhlas.

Senin, 13 Agustus 2018

Team Doa dan Seksi Zending mengunjungi Jemaat yang Sakit Menahun

Mengunjungi keluarga Amang Siagian/Br Nainggolan dari sektor Gang 45 ditemani St Sektor, inang St PM Br Simanullang


Renungan Harian - Menegur dengan Kasih


Renungan Harian HKBP Sutoyo

Senin,13 Agustus 2018

 “Janganlah engkau keras terhadap orang yang tua, melainkan tegorlah dia sebagai bapa. Tegorlah orang-orang muda sebagai saudaramu, perempuan-perempuan tua sebagai ibu dan perempuan-perempuan muda sebagai adikmu dengan penuh kemurnian.” 1 Timotius 5:1-2

Jemaat Yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus...

Segala tindak tanduk orang Kristen harus didasari oleh kasih, apakah itu dalam pelayanan, pekerjaan, bersosialisasi maupun dalam hal menegur. Teguran yang di sampaikan harus di bungkus oleh kasih. Orang yang salah boleh ditegur asal tetap dalam koridor kasih. Mengapa banyak sekali kita temukan orang yang menegur malah akhirnya bertengkar dengan orang yang ditegurnya? Itu karena teguran yang diberikan adalah teguran yang diluar koridor kasih. Hal ini sering kita temukan di dunia pekerjaan. Seorang atasan sering menegur bawahannya dengan suka-suka. Akibatnya bawahannya melakukan perlawanan yang akhirnya terjadilah pertengkaran. Paulus memberikan nasihat praktis kepada Timotius tentang bagaimana memperlakukan saudara seiman. Secara khusus, Paulus menyoroti tentang etika menegur (1-2). Paulus menasihati Timotius agar menegor orang tua sebagai bapa, orang muda sebagai saudara, wanita tua sebagai ibu, dan perempuan muda sebagai adik (1-2). Timotius diharapkan menegur mereka dengan kasih yang murni sebagaimana ia memperlakukan anggota keluarganya.

Minggu, 12 Agustus 2018

Acara Temu Pisah Pendeta Fungsional HKBP Sutoyo

Acara Temu Pisah Pendeta Fungsional HKBP Sutoyo, Pdt. Nasip Parulian Nainggolan, S.Si.Teol. yang bertugas di HKBP Resort Agave Sigalingging Distrik VI Dairi Sidikalang digantikan dengan Pdt. Mei Marulak Siahaan, S.Th. dari HKBP Resort Pulo Asam sebagai Pendeta Fungsional di HKBP Sutoyo dipimpin oleh Pdt. Chrisvandoli Harahap (Pendeta HKBP Resort Sutoyo), Seusai Kebaktian dilaksanakan acara ramah tamah.





Renungan Harian - “KASIH SEBAGAI PENGIKAT YANG MEMPERSATUKAN”


Renungan Harian HKBP Sutoyo

Minggu, 12 Agustus 2018

“KASIH SEBAGAI PENGIKAT YANG MEMPERSATUKAN”
 Kolose 3 : 12 - 14

Selamat pagi dan selamat hari Minggu, selamat bertemu kembali dalam renungan harian HKBP Sutoyo. Mari kita mempersiapkan diri untuk datang ke rumah Tuhan melalui ibadah Minggu hari ini, agar kita merasakan damai dan sukacita dari Allah.

Bapk/ibu/Sdr/I akan diberkati melalui Firman Tuhan hari ini.

Hari ini kita mau membahas tentang “Kasih sebagai pengikat yang mempersatukan” Saudara yang kekasih, di gereja kita HKBP Sutoyo dalam acara Martumpol (perjanjian nikah} selalu ada kedua calon pengantin saling bertukaran cincin sambil mengucapak : “anu..aku sematkan cincin ini ke jari manis mu sebagai pengikat dan lambang cinta kasihku kepadamu” Apa artinya ?  Kedua calon pengantin sudah berjanji dan mengikat diri dalam cinta dan kasih untuk membangun suatu rumah tangga dikemudian hari.
Ada banyak definisi kasih yang disampaikan oleh orang-orang bijak dan pintar. Salah satunya disampaikan Carl Menninger, katanya bahwa “Cinta menyembuhkan orang, baik mereka yang memberi ataupun yang menerimanya.” Secara logika, pengertian ini mungkin bisa kita terima. Tapi pernah nggak kamu bertanya, kalau menurut pandangan Tuhan sendiri apa sih arti cinta atau kasih itu? Dalam Yoh 3 : 16 “..karena begitu besar kasih Allah pada dunia ini maka Dia memberi AnakNya…..agar tidak binasa melainkan memperoleh hidup yang kekal. Allah mengasihi kita dengan cara mengorbankan darah Kristus, darah Kristuslah yang menjadi bukti kasih Tuhan pada  kita. Kasih merupakan komitmen bagi kehidupan seorang pengikut Kristus. 1 Yohanes 4: 16b bahwa, “Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.” Dan inilah perintah itu, yaitu bahwa kamu harus hidup di dalam kasih, sebagaimana telah kamu dengar dari mulanya.” (2 Yohanes 1: 6b).

Sabtu, 11 Agustus 2018

Renungan Harian - "Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan"


Sabtu, 11 Agustus 2018

"Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan"
(2 Korintus 3:17)

Tema : Roh Tuhan menyertai setiap orang percaya.

Sesudah Yesus naik ke Surga, Roh Kudus turun dan bekerja tanpa dibatasi ruang, tempat maupun waktu. Roh Tuhan hadir dimana saja, tidak terbatas, dapat hadir dimana saja "Omni present/maha hadir". Dia selalu ada bersama dengan kita.
Paulus menyebut : Tuhan adalah Roh dan dimana ada Roh Allah disitu ada kemerdekaan.

Kemerdekaan yang dimaksud bukanlah kemerdekaan melakukan apa saja yang diinginkan (1 Kor. 10:23-24) Mis : menutupi kejahatan, membenarkan pertengkaran (Yak.4:1-2; 1 Pet 2:16-25) tetapi kemerdekaan/kebebasan untuk melakukan apa yang harus dilakukan yaitu bebas dari perbudakan dosa, maut dan tuntutan Hukum Taurat.

Paulus dalam nas ini menjelaskan pekerjaan Roh Kudus, bahwa Roh Kuduslah yang sudah membebaskan kita untuk taat kepada Allah, membuat kita optimis hidup dalam kasih, damai sejahtera, mencintai yang baik dan benar, membenci kejahatan walaupun masih harus menghadapi berbagai tantangan dan pergumulan hidup.Tidak tolirir dengan kejahatan. Kita dapat melihat peluang dibalik persoalan. Kita sanggup menjalani resiko dari pilihan yang kita ambil.
Dalam hidup terpancar karakter Kristus, yang semakin lama semakin menyerupai Kristus, dan dengan sukacita melakukan kehendak Allah.

Jumat, 10 Agustus 2018

Renungan harian - Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka

Renungan harian Jemaat HKBP Sutoyo

Jumat, 10 Agustus 2018

Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.

(Molo dipalua Anak i hamu, na malua situtu ma hamu) – Yohanes 8, 36

Horas...
Syalom buat amang dan inang yang dikasihi Tuhan.

Bagaimana kabar pagi ini, masih semangat? Sebelum menjawabnya mari kita perhatikan dan membaca sekali lagi Firman Tuhan hari ini dari Yohanes 8 ayat 36 tadi yang mengatakan, “Jadi, apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka”. Ada yang mau kita sadari dan ketahui dari nats ini, yaitu: pertama, kalimat ini adalah kalimat yang langsung disampaikan oleh Tuhan Yesus kepada orang banyak, kala itu... pada zaman Yesus... Akan tetapi saat ini kalimat tersebut adalah untuk saya, amang, inang dan kita yang telah dipilih menjadi umatNya. Ingat, untuk kita. Kedua, nats ini mengingatkan kita bahwa kita sudah dimerdekakan Tuhan - AnakNya. Merdeka dari apa? Merdeka dari dosa. Kita telah diberi Kuasa untuk melawan dan menaklukan dosa. Itu artinya bahwa sebenarnya kita, umat yang percaya kepadaNya sudah bebas dari dosa karena kita berkuasa mengalahkan dosa yang selalu mengganggu dan ingin menghancurkan/merusak kehidupan kita. Bagaimana caranya? Baptisan kudus. Bukankah kita semua sudah dibaptis? Dibaptis di dalam Nama Bapa, AnakNya Tuhan Yesus Kristus dan Roh Kudus. Orang yang sudah dibaptis akan menyatu dengan Dia, sehingga ketika kita mengingat baptisan yang telah kita terima hendaklah kita mengingat juga bahwa kita telah menyatu dengan Dia yang Maha Kuasa. Ketiga, jangan ragu dengan Kuasa yang telah diberikanNya kepada kita. Dikatakan, ‘kamu pun benar-benar merdeka’. Merdeka betulan lho... bukan ecek-ecek (bahasa Medan: main-main/sembarangan) karya Tuhan yang diberikan kepada kita. Jangan ragu akan hal itu!

Oleh karena itu, bersemangatlah hari ini. Jangan ragukan KuasaNya! Pakailah itu agar kita dapat menikmati perjalanan waktu kita dalam aktifitas satu hari ini. Jadilah berkat buat banyak orang khususnya yang ada di sekelilingmu. Berbuat baik lah dan selalu optimis bahwa Tuhan sudah menyediakan berkatNya buat kita hari ini untuk kita nikmati bersama dengan orang yang kita cintai. Tuhan mengasihimu. Amen.

Doa:
Ya Tuhan, berkatilah kami dalam satu hari ini. Ajari kami mempergunakan kemerdekaan yang telah Engkau berikan kepada kami untuk kemuliaan Nama Tuhan. Jadikan kami umatMu ini agar selalu menjadi berkat bagi banyak orang. Ya Tuhan, kasihanilah kami. Amen. Ch.Hrp

Kamis, 09 Agustus 2018

Renungan harian - Kristus telah memerdekakan kita

Syalom, renungan pagi hari ini amang dan inang.

Galatia 5:1."Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.”
Kemerdekaan adalah kerinduan setiap orang, baik sebagai bangsa maupun sebagai pribadi. Bukan hanya kerinduan manusia, melainkan terutama maksud dan kehendak Allah. Karena itu, kemerdekaan itu sesungguhnya merupakan anugerah Allah paling mulia yang dikaruniakan kepada makhluk manusia. Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang paling mulia adalah karena kemerdekaan dan kebebasan yang diberikan Allah. Manusia menjadi lebih mulia bahkan daripada malaikat, karena memiliki kebebasan untuk memilih dan kemerdekaan untuk menentukan diri sendiri. Itulah martabat manusia.
Sebagai seorang pengikut Kristus, kita sudah menjadi anak-anak Tuhan yang telah dianugerahkan kemerdekaan. Itulah yang kita terima di dalam Tuhan Yesus. Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Yesus telah memerdekakan kita dari ikatan dosa dan kuasa Iblis yang menindas kita. Penindasan dosa dan kuasa Iblis jauh lebih serius daripada segala ikatan dan penindasan lainnya, karena telah merampas semua hak dan kebebasan kita selaku anak-anak Allah. Itulah sebabnya Paulus mengingatkan jemaat di Galatia supaya mereka yang telah dimerdekakan dari dosa, jangan menyalahgunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kembali hidup dalam dosa. Jika Kristus telah memerdekakan kita, jangan mau lagi terikat kembali dengan dosa yang akan membawa kita kepada kebinasaan, yakni: percabulan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh dsb. Tinggalkanlah semuanya itu! Amin.  NPN

Rabu, 08 Agustus 2018

Renungan Harian - Kemerdekaan yang sejati hanya ada di dalam Dia


Renungan Harian Jemaat HKBP Sutoyo

Rabu, 08 Agustus 2018

“Tetapi sekarang kamu telah dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal” ( Roma 6:22 )

Jemaat Yang dikasihi Yesus...
Dr T.B. Simatupang pernah mengatakan bahwa orang-orang Kristen di ndonesia menerima dua proklamasai kemerdekaan.
Proklamasi kemerdekaan I: Prokalamasi Kemerdekaan dari dosa dan maut oleh penebusan Kristus.
Proklamasi Kemerdekaan II: Proklamasi Kemerdekaan RI yang adalah pemberian Tuhan yang ikut diperjuangkan orang-orang Kristen yang sudah dimerdekakan oleh Kristus.
Manusia jatuh kedalam dosa, melalui Adam, upah dosa adalah maut/kematian dan manusia tidak dapat melepaskan diri dari maut. Dalam Kristus Yesus manusia diselamatakan dan ini adalah karunia Allah semata-mata

Jemaat yang dikasihi Yesus Kristus...
Dalam dunia ini, manusia hidup dengan kebebasan untuk melakukan pilihan. Tuhan memberikan kehendak bebas kepada manusia untuk memilih hidup dalam dosa atau hidup dalam kebenaran. Kehidupan yang berada di bawah kasih karunia Allah adalah kehidupan dalam kemerdekaan, tidak sama seperti kehidupan yang berada di bawah hukum Taurat, dimana manusia terikat dengan peraturan dan syarat yang sangat berat, bahkan membuat manusia cenderung tidak sanggup melakukannya. Jika kita menghendaki untuk hidup dalam kemerdekaan, maka pilihan itu hanya ada di dalam Tuhan Yesus Kristus, yang telah mati di kayu salib Golgota, untuk membebaskan kita dari hukuman atas segala dosa dan kejahatan kita di hadapan Allah. Tidak ada kemerdekaan yang sebanding dengan kemerdekaan yang Yesus berikan. Kemerdekaan yang sejati hanya ada di dalam Dia. "Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan" (Galatia 5:1). Pergunakanlah setiap tubuh kita menunjukkan kekudusan hidup. Artinya bukan hanya tubuh ini saja tapi semua bagian-bagiannya baiklah dipakai menunjukkan kehendak Allah. Sebagai anak Allah harus mampu dan berani tampil beda. Sekalipun kehidupan dosa yang ada disekeliling kita menggocang-goncang kita dengan kuatnya, tapi anak Allah tidak akan jatuh karena Allah yang selalu menolongnya. Amin ( HPS )

Doa: "Terima kasih Tuhan Yesus buat kemerdekaan yang telah Kau berikan lewat pengorbanan-Mu di kayu salib. Tolonglah kami untuk menjaga kemerdekaan dari-Mu. Amin."

Selasa, 07 Agustus 2018

Renungan Harian - “Dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu”


Renungan Harian HKBP Sutoyo

Selasa, 7 Agustus 2018

“Dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu” (Johanes 8 : 32)

Selamat pagi, selamat bertemu kembali dalam renungan harian HKBP Sutoyo. Sebelum kita memulai aktivitas  dan rutinitas kita hari ini, Bapk/ibu/Sdr/I akan diberkati melalui Firman Tuhan hari ini.  Hari ini kita mau membahas tentang kebenaran dan kemerdekaan.  Apakah saudara/i  telah mengerti  arti dari kebenaran ?  dan juga kemerdekaan ? Apakah saudara termasuk orang yang  sudah merdeka ? Apakah saudara sudah dimerdekan ?
 Kamus bahasa Indonesia memberikan beberapa pengertian dari kebenaran:, sesuatu yang sungguh-sungguh (benar-benar ada, suara hati, kejujuran, izin, persetujuan, perkenan, dan sebetulnya).  Secara etimologi teologi, kebenaran memilki kata dasar benar.. Yesus adalah kebenaran itu. Yesus membenarkan orang-orang berdosa untuk layak masuk kerumah Bapa. Kata membenarkan suatu istilah yang hanya dimiliki oleh iman Kristiani. Dibenarkan oleh  karena Sola Gratia, Sola fide, sola scriptura.

Kebenaran menurut bahasa Ibrani adalah tsadaq, sedangkan dalam bahasa Yunani adalah dikaioo, yang berarti mengumumkan suatu keputusan yang menyenangkan, atau menyatakan benar. Konsep ini tidak berarti menjadikan benar tetapi menyatakan kebenaran. Perihal menyatakan kebenaran merupakan konsep dalam persidangan, sehingga membenarkan berarti membubuhkan keputusan yang benar. Perhatikan perbedaan antara membenarkan dengan menyatakan salah dalam Ulangan 25:1 dan 1 Raja-raja 8:32 dan Amsal 17:15.

Bapak/ibu/sdr/i yang diberkati Tuhan !
Kebenaran dalam bahasa Inggris memakai kata true, yang berarti benar, betul, sejati, sebenarnya, pas / menjadi, kenyataan, mematuhi, impiannya terkabul, setia, tulus, yang sesuai dengan kenyataan. Dan dalam kamus Indonesia-Inggris, Inggris-Indonesia, kata true diterjemahkan sungguh, nyata, betul, memberikan tempat yang tepat, dan mencocokkan hingga tepat sekali.

Dari kutipan diatas dapat diketahui bahwa Yesus adalah kebenaran itu, memang itulah fakta yang sebenarnya yang sesuai dengan kenyataan. Tuhan Yesus adalah kebenaran bagi mereka yang percaya kepada-Nya (Yoh. 14:6). Dosa manusia telah dibayar dengan lunas diatas kayu salib dan hal itu dihitung sebagai suatu kebenaran (1 Kor. 6:20; 7:23). Hanya melalui Dialah manusia berdosa dibenarkan, bukan melalui amal dan kesalehannya sendiri (contohnya Kornelius dalam Kisah para rasul 10). Manusia yang berdosa hanya dapat dibenarkan oleh Yesus Kristus (Rm. 3:20-26). Yesus rela mati dikayu salib dan itu adalah kenyataan, “kematian terhadap dosa bukanlah sekedar harapan melainkan realita, sebab Kristus telah mati bagi dosa dan kita diikut sertakan dengan Dia dalam kematian-Nya.” Inilah kebenaran yang diberitakan Yesus, Dia berkata: “Akulah kebenaran dan hidup (Yoh. 14:6).

Sebagai penerapan dalam kehidupan saya secara khusus dan umumnya kepada manusia atau orang percaya. Hendaklah didalam kehidupan kita berusaha senantiasa mewujudnyatakan sikap hidup yang benar, baik dalam tutur kata, tabiat, dan dalam tingkah laku. Karena Kristus telah mati dan bangkit bahkan naik ke sorga, Ia telah menyatakan kebenaran-Nya dalam setiap apa yang dikatakan dan diperbuat-Nya. Terkhususnya Ia telah membenarkan hidup kita yang berdosa sehingga beroleh kasih karunia dihadapan Tuhan, karena itu hidup kita telah dibenarkan. Sebagai anak Allah kita juga harus memberitakan kebenaran itu yang telah tertulis dalam firman Tuhan kepada setiap umat manusia tanpa terkecuali. Amin (BN)
Tuhan Yesus memberkati.

Senin, 06 Agustus 2018

Renungan Harian HKBP Sutoyo


Renungan Harian HKBP Sutoyo

Senin, 06 Agustus 2018

Bacaan Firman Tuhan  diambil dari: Yesaya 58 :6.
"Bukan ! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk"

Umat Israel mementingkan aturan agamawi dalam menunaikan puasa tetapi melalaikan hakikat berpuasa yang dikehendaki Allah. Sebab penindasan, pemerasan, kelaliman terhadap orang asing, kaum lemah tetap mereka lakukan.  Itu berarti kesalehan atau ibadah yang palsu, berisi kemunafikan. Padahal hakikat puasa adalah umat belajar untuk memiliki kesungguhan hati dan merendahkan hati agar diri terlepas dari keinginan untuk menindas orang lain, terlepas dari sikap egois dan serakah. Berpuasa diberi arti juga bertobat yaitu meninggalkan cara hidup lama dan memiliki hidup yang baru sesuai dengan kehendak Allah ; peduli dan membela hak yang lemah, memberi makan yang lapar ; menegakkan keadilan dan menjadi berkat kepada orang lain.

Ada 7 dasar dan makna puasa bagi orang Kristen, yaitu :
1. Puasa adalah suatu bentuk latihan rohani yang bersifat teosentris. Tujuannya melatih iman, kesetiaan dan berpengharapan hanya kepada Tuhan.
2. Puasa bersifat personal terhadap Allah. Tidak untuk dipamerkan atau diumumkan sehingga orang lain tahu sedang puasa.
3. Puasa bukan sekedar kegiatan untuk memenuhi syarat ritual.
4. Tidak boleh dijalankan dengan pura-pura, sekedar untuk menjadi topeng atau tampak luar agar dilihat orang dan disebut saleh/ suci atau sekedar ikut-ikutan.
5. Puasa melatih kerendahan hati.
sehingga melayani sesama dari hati dengan solidaritas sosial terutama terhadap orang yang berkekurangan.
6. Melatih hati yang murni, tulus dihadapan Allah. Jadi tidak licik maupun licin.Tidak untuk menyelamatkan orang dari dosa.
7. Puasa dilaksanakan secara spontan karena penyesalan dan keprihatinan yang mendalam.

Yang dikehendaki Allah, adalah tindakan atau perbuatan konkrit untuk memerdekakan setiap orang yang terbelenggu, sebagaimana Yesus datang untuk memberitakan tahun Rahmat Tuhan sudah datang (Lukas 4:18-19).

Jadi inilah saatnya kita berbuat secara konkrit untuk pembawa kebebasan dengan peduli dan prihatin kepada orang kecil, lemah dan miskin. Sia-sialah ibadah kita kalau masih melindungi kepentingan diri sendiri. Hidup kita berguna bagi orang lain dan ciptaan Tuhan.
Amin.

Selamat Pagi dan Selamat berkarya. Tuhan berkati.
Pdt. SL. br. Sinaga

Kunjungan Jemaat yang Sakit oleh Seksi Zending & Team Doa

Mengunjungi 2 keluarga ruas di Sektor Perdatam yang menderita sakit menahun, yaitu:
1. Amang Tambun:



2. Amang Ambarita / br. Simbolon:

Minggu, 05 Agustus 2018

Renungan Harian

Selamat hari Minggu, selamat pagi, selamat berjumpa kembali amang inang, selamat beribadah dan salam terkasih dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus. Nats khotbah buat kita hari ini, Minggu tgl 05 Agustus 2018 diambil dari Keluaran 13:16 (11-16)  Hal itu harus menjadi tanda pada tanganmu dan menjadi lambang di dahimu, sebab dengan kekuatan tangan-Nya TUHAN membawa kita keluar dari Mesir."

Thema:
Dengan tangan yang kuat Tuhan membawa umat-Nya keluar dari Mesir.
     Segala apa yang telah diperbuat oleh Allah dalam perencanaanNya adalah menjadi tanda pada tangan mereka dan menjadi lambang pada dahi mereka. Kemana pun dan dimana pun mereka berada akan tetap diingat dan tidak terlupakan. Tempat dan situasi kondisi keadaan tidak akan mengubah hati dan pikiran untuk berubah. Walau pun harus mengalami banyak kesulitan, mungkin saja itu akan terjadi yang tidak bisa dipungkiri. Namun segala sesuatunya yang telah diperbuat oleh Allah itu akan selalu menjadi pedoman dan  dorongan untuk berbuat yang lebih baik lagi dan menjadi kemuliaan bagi nama Tuhan.

Parheheon NHKBP Sutoyo (Mars NHKBP & Salmo 150) (Minggu, 5 Agustus 2018)

Parheheon NHKBP Sutoyo (Pukul 15:30 & 18:00)

Baptisan Kudus

Baptisan Kudus :     
Hari ini Minggu tgl. 05 Agustus 2018 pada kebaktian pukul 07.00 wib dilaksanakan Baptisan Kudus di gereja kita. Jumlah anak yang akan dibaptis  5 Orang yakni :
1. Oliver Jadon Pandapotan Siahaan, anak dari Sahat Siahaan dan Ibu Bella Friska br. Sirait alamat, Sektor Cipinang Bali.
2. Kaindra Naserep Samosir, anak dari Erwin Samosir dan Ibu Mei Early Valerie br .Nababan, alamat : Sektor Pondok Kelapa / Pondok Bambu.
3. Cathleen Alexa  Tampubolon, anak dari Manahan Tampubolon dan Ibu Espi Wati br. Simangunsong, alamat : Sektor Kampung Baru.
4. Reuven Adams Sitanggang, anak dari Robin Septavyn Sitanggang dan Ibu Rismayuni br Sitorus, alamat : Sektor Parserahan Bekasi.
5. Hoger Marx Porhas Sianturi anak dari Jupriadi Sianturi dan Ibu Natalia  Fransiska br.  Silalahi, alamat : Sektor Perdatam.

Sabtu, 04 Agustus 2018

Renungan Harian

Selamat pagi, selamat akhir pekan, selamat berjumpa kembali amang, inang dan salam terkasih dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus. Nats Renungan buat kita hari ini Sabtu tgl 04 Agustus 2018 diambil dari Roma 12:3 Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.

Thema:
Yang kita pikirkan harus sesuai dengan yang kita lakukan.
     Jika lebih besar pasak daripada tiang maka tiang itu akan pecah dan tidak akan berguna lagi. Berdasarkan kasih anugrah yang diberikan oleh Allah, itulah sebabnya Paulus mengatakan tentang keterbatasan pikiran supaya jangan ada yang menganggap dirinya lebih tinggi daripada orang lain. Tidak ada yang diperhamba atau yang dipertuan, semuanya itu sama dihadapan Allah dan tidak ada yang berbeda.

Jumat, 03 Agustus 2018

Renungan Harian

Renungan Jemaat HKBP Sutoyo,

Jumat 03 Agustus 2018

Kesudahan Segala sesuatu sudah dekat.Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang,supaya kamu dapat berdoa ( 1 Petrus 4:7 )

Selamat Pagi, Kita berjumpa lagi Renungan Pagi Hari ini Shalom bagi kita semua.Jemaat Yang dikasihi Yesus..

Petrus mengingatkan;Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Dunia dengan Segala Sesuatunya akan berakhir,Tuhan Yesus akan segera datang.Jemaat hendaknya saling mengasihi (ayat 8 ).
Dengan dekatnya akhir segala sesuatu itu kepada orang Kristen/Jemaat hendaknya hidup dalam menguasai diri dan jadilah terang di tengah kehidupan yang tidak menguntungkan dari dunia hendaklah mereka menguasai diri dan menjadi terang.
Hidup mereka tetap dikuasai Firman Tuhan Yesus yang terang dunia (Yoh 8:12)

Kamis, 02 Agustus 2018

Renungan Harian


Renungan Harian HKBP SUTOYO

Kamis, 2 Agustus 2018

Suap  janganlah kauterima, sebab suap membuat buta mata orang-orang yang melihat dan memutarbalikkan perkara orang-orang yang benar.
(Keluaran 23 : 8)

Bacaan Pagi : Kis 5 : 16 – 26
Bacaan Malam: Amsal  11 : 7 - 18

Jemaat,  yang diberkati Tuhan. Selamat bertemu kembali dalam pelayanan renungan harian HKBP Sutoyo, hari ini, Kamis 2 Agustus 2018.
Hari ini kita membahas tengang SUAP. Masih segar diingatan kita kasus Gayus Tambunan, kasus eKTP, BLBI, kasus Aqil Muhktar, bahkan akhir-akhjir ini banyak kepala daerah yang tertangkap tangan olek Komisi Pembrantasan Korupsi.  Tidak asing lagi bagi kita dimana media indonesia memberitakan  OTT  (orang tertangkap tangan) oleh KPK  karena melakukan praktek suap, baik kepala daerah, wakil rakyat, penegak hukum, pengusaha, dll, banyak yang terlibat dalam praktek suap. Praktek suap ribuan tahun yang lalu merupakan suatu perbuatan yang dilarang Tuhan. Suap merupakan kejahatan yang luar biasa yang mana kebenaran dan keadilan dihilangkan, bukan hanya itu suap termasuk perilaku kejahatan yang menyengsarakan orang banyak, suap sangat dibenci oleh Tuhan.

Berbicara tentang suap bukanlah hal yang tabu, baru atau mengejutkan lagi di negeri ini, bahkan bisa dikatakan bahwa praktek suap-menyuap sudah membudaya di berbagai aspek kehidupan dan sukar diberantas. Hari ini firman Tuhan dengan keras memperingatkan kita agar tidak terlibat dalam hal suap-menyuap ini. Apa pun alasanya praktek suap itu tidak berkenan dan sangat dibenci oleh Tuhan.

Kunjungan jemaat sakit amang Galingging di RS UKI




Pic: Pdt. B. Napitupulu

Rabu, 01 Agustus 2018

Renungan Harian


Renungan Harian, Rabu 01 Agustus 2018

"Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam."
(Maz.1:1-2)

Hidup bahagia adalah dambaan setiap orang. bahagia itu ibarat candu yang terus menerus kita cari dan ingin kita rasakan terus menerus.
Di saat kita bahagia segalanya terasa indah dan hati pun terasa tentram, damai dan menyenangkan.
Namun hidup bahagia bukan berarti tanpa masalah, pencobaan, penderitaan dan pergumulan di setiap gerak kehidupan kita. Memang secara umum manusia menganggap bahwa bahagia itu tidak ada masalah, tanpa penderitaan, bebas dari cobaan dan selalu dalam kelimpahan. Dan ada orang memahami kebahagiaan sebagai moment/saat berhasil meraih dan menerima sesuatu.
Ada juga yang memahami kebahagiaan adalah saat kita bisa berbagi dan bermakna atau menjadi berkat bagi orang lain. Dan bagi kita suku Batak (Sebelum kekristenan) orang yang berbahagia adalah orang yang mempunyai keturunan (hagabeon), Kaya (hamoraon) dan terhormat (hasangapon).