BANGKITLAH! JANGAN TAKUT
Yesaya 54:4, "Janganlah takut, sebab engkau tidak akan mendapat malu, dan janganlah merasa malu, sebab engkau tidak akan tersipu-sipu. Sebab engkau akan melupakan malu keremajaanmu, dan tidak akan mengingat lagi aib kejandaanmu"
Ada dua analogi yang dipakai oleh Yesaya dalam renungan pagi ini mengenai umat Allah dalam pembuangan: masa remaja dan kejandaan. Kedua istilah ini dipakai sebagai kiasan untuk menjelaskan sikap dan realitas bangsa Israel agar bangkit dari kekurangan dan kesalahan mereka, yang menyebabkan mereka dibuang ke Babel.
(1). Masa remaja adalah masa muda dimana sikap kekanak-kanakan, melakukan hal menjengkelkan dan sikap kurang dewasa. Mungkin juga sering membuat orangtua kesal karena usaha menunjukkan jati diri. Kadang merasa mampu padahal tak dapat berbuat apa-apa. Berani kritik, bicara yang ideal, namun belum dapat berbuat apa-apa yang membangun. Apa yang disampaikan oleh Yesaya di sini jika diteliti dari sudut psikologi, itu benar. Biarlah begitu. Dari diri Allah sendiri Yesaya menyatakan Tuhan maklum, bahkan Tuhan meneguhkan mereka agar tidak merasa malu atas segala sikap ketidak dewasaan mereka. Ketidak dewasaan mereka akan bertumbuh akhirnya bisa dewasa. Mereka masih dalam pertumbuhan, kelak setelah dewasa mereka akan belajar dari pengalamannya untuk berbuat yang lebih dewasa. Di sini Tuhan memahami dan berkenan mengampuni dan memaafkan sikap umatNya. Jadi jangan merasa malu atas segala sikap yang kurang dewasa selama ini. Mulailah berubah, Tuhan memakluminya.
(2). Janda adalah kemalangan yang luar biasa menurut kaum Yahudi. Alkitab mewarisi budaya patriakhal bahwa istri adalah milik suami. Maka seorang janda akan memiliki pergumulan berat, karena status kepemilikan hartanya tidak diwariskan padanya namun kepada saudara laki-lakinya. Seorang janda hanya diijinkan menikah dengan saudara suaminya, jika tidak ada yang mau baru keluarga terdekat. Pergumulan janda adalah sering hak-hak mereka diabaikan di tengah masyarakat. Maka Alkitab sangat menekankan agar jangan ada penindasan terhadap janda (Kel 22:22) dan kalau kita baca kitab nabi-nabi, mereka sangat keras menyuarakan perlindungan pada janda. Dalam status sosial demikian janda sering dianggap sebelah mata. Karena sikap-sikap masyarakat terhadap janda pada jaman itulah, maka Allah mengatakan "jangan takut". Tuhan sendiri menjadi Bapak bagi mereka. Allah pembelanya, Allah pelindung dan pemelihara bagi mereka, seperti diaebut di Yes 54:5, "Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi".
Renungan di pagi hari ini merupakan nasihat dan anjuran yang memotivasi kita agar bangkit berdiri. Bangkit dan mulailah beranjak dari ketidak dewasaan, dari kesalahan dan dari berbagai kekurangan untuk membuat perubahan. Jangan merasa malu atau takut sebelum bertindak. Orang yang takut dan tidak mau melakukan perubahan tidak akan pernah mengalami perubahan itu sendiri. Sama seperti seorang marketing, bagaimana publik tahu produknya ditolak orang, jika dia sendiri belum menawarkannya ke publik.
Ada juga keluarga, sudah bertahun-tahun tak bergereja, setiap diajak bergereja dia selalu menolak. Akhirnya tiba pada kesimpulan pada dirinya kalau orang tidak menghendakinya bergereja. Akhirnya rasa takut dinilai orang muncul. Padahal orang merindukannya untuk ikut berpartisipasi dalam ibadah gereja. Mari lakukan perubahan. Jangan takut salah dan jangan merasa malu. Semuanya bisa belajar. Tidak ada manusia yang sempurna, Tuhan akan menguatkan dan menyempurnakan. Amin.