running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Sabtu, 09 Desember 2017

"MENELADANI KRISTUS" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

MENELADANI KRISTUS

Filipi 2:5, "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus"

Mungkin kita pernah melihat stiker yang ditempelkan di belakang mobil yang bertuliskan: "FOLLOW ME, I HAVE JESUS".  Stiker ini pastilah dituliskan oleh orang Kristen untuk menganjurkan bagi siapa yang membacanya agar mau mengikut Yesus. Namun mungkin Anda akan berpikir ulang, jika sang pengemudi mobil tersebut ugal-ugalan, melanggar rambu-rambu lalu lintas dan membuang sampah dari kaca mobil? Sungguh orang yang melihatnya akan geram dan marah. Maksud hati mengajak orang lewat stiker tertempel, namun justru membuat orang memiliki penilaian yang negatip bagi pengikut Yesus. Jadi pengikut Yesus harus mencerminkan sikap dan pribadi Yesus. 

Renungan di pagi hari ini merupakan ajakan Paulus agar orang percaya mengikuti teladan Yesus Kristus.  Gaya hidup pengikut Yesus harus sungguh-sungguh meneladani hidup Yesus Kristus. Dalam gereja mula-mula, ketertarikan orang menjadi Kristen adalah karena gaya hidup mereka yang bersekutu, masing-masing milik kepunyaannya menjadi milik bersama, adanya solidaritas dan menopang yang satu dengan yang lain.  

Bagaimana kita menaruh pikiran-pikiran dan perasaan yang terdapat juga di dalam Kristus Yesus? Yesus Kristus adalah teladan bagi setiap orang: hidupNya, perkataanNya, perbuatanNya dan kesetiaanNya hingga mati di kayu salib. Dia rela berkorban dan menyerahkan hidupNya untuk tebusan banyak orang. Kemanapun  Yesus pergi selalu melakukan pelayanan kasih: menyembuhkan, memberikan motivasi bagi orang remuk hati, memberi pengampunan bagi yang berdosa dan mendidik orang mengenal Kerajaan Allah.  Seluruh hidupNya diabdikan untuk memenuhi missi Allah: menyelamatkan manusia (Baca Yoh 3:16). Jika Paulus menyerukan, hendaklah kamu menaruh pikiran dan perasaan di dalam Yesus Kristus ini berarti, hidup kita: sikap, kata dan perbuatan sepadan dengan karakter Kristus.

Apakah itu karakter Kristus? Jika kita baca Filipi 2 ditekankan tentang kesediaan 'mengoskngkan diri'. Mengosongkan diri diterjemahkan dari 'kenosis' (Yunani): bersedia meyangkal keberadaan dirinya dan menerima adanya status dan keberadaan baru bagi dirinya. Meninggalkan segala kelebihan dan kemuliaannya masuk pada status baru. Seperti kisah seorang raja dari istana yang blusukan menjadi rakyat biasa, hidup dan tinggal bersama rakyat biasa, merasakan apa yang mereka rasakan tanpa diketahui oleh rakyat. Lebih dari itu Yesus Kristus yang turun ke bawah, meninggalkan kemuliaanNya dan mengambil rupa seorang hamba, agar dia dapat menyelamatkan manusia. Allah yang Mahatinggi berkenan  turun ke dunia. Suatu sikap rendah hati dan berkorban, setia melakukan missiNya hingga mati di kayu salib. Kesediaan mengosongkan diri dengan merendahkan diri menjadi sama dengan manusia membuat Yesus Kristus ditinggikan diatas segala nama (Filipi 2:9).

Panggilan untuk meneladani Kristus pada renungan pagi ini mengingatkan kita sebagai pengikut Yesus harus mengikuti jejakNya. Hendaklah kamu menaruh perasaan dan perbuatan yang ada di dalam Kristus adalah panggilan bagi kita semua agar meneladani Kristus untuk rendah hati, mengabdikan diri dalam pelayanan kasih, rela berkorban, mengampuni dan memaafkan, tidak pernah membalaskan serta setia kepada missi dan kehendak Allah. Apa yang dilakukanNya adalah untuk mendatangkan sukacita dan keselamatan bagi setiap orang. Kenosis Kristus, Kristus yang mengosongkan diri menjadi sumber motivasi yang kuat bagi kita untuk selalu menempa diri rendah hati dan melakukan kasih yang tulus tanpa pamrih. Amin.