running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Rabu, 13 Desember 2017

"SEMAKIN MENGENAL ALLAH" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

SEMAKIN MENGENAL ALLAH

Yehezkiel 20:12, "Hari-hari Sabat-Ku juga Kuberikan kepada mereka menjadi peringatan di antara Aku dan mereka, supaya mereka mengetahui bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan mereka".

Kita pasti tahu akan ungkapan "tak kenal maka tak sayang, setelah kenal maka sayang!". Ungkapan ini muncul dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat. Sesudah saling kenal bisa saling menyapa dimanapun ketemu. Idealnya relasi seseorang semakin akrab jika saling kenal, yang pada akhirnya bisa menjadi sahabat. 

Namun lain halnya dengan apa yang disampaikan oleh Yehezkiel dalam renungan di pagi hari ini. Ia berdialog dengan tua-tua Israel yang meminta petunjuk kepadanya tentang apa yang harus mereka perbuat agar krisis yang dialami bangsa itu pada masa-masa akhir raja-raja Yehuda. Yehezkiel berbicara tentang sejarah pengalaman bangsa Israel: dalam susah dan senang dan dalam berkat dan kutukan yang mereka alami; umat Allah telah lupa dan mengabaikan perbuatan Allah dalam sejarah bangsa Israel. Mereka tidak mengenal Allah dari sejarah yang mereka lalui. Lihatlah, bukankah Allah telah membebaskan mereka keluar dari perbudakan Mesir dengan tangan yang kuat? Siapakah mereka sehingga bisa keluar dari raja Firaun yang keras kepala itu? Kalau bukan Tuhan niscaya umat itu tidak bisa berbuat apapun terhadap Firaun. Tuhan juga menuntun mereka di gurun dan memberi perintah dan ketetapan-ketetapan agar mereka menunjukkan kehidupannya sebagai umat Allah. Mereka ditetapkan beribadah setiap Sabath: berhenti melakukan aktifitas dan beribadah kepada Tuhan. Tuhan menguduskan dan mentahirkan bangsa itu berbeda dari bangsa-bangsa lain di dunia ini karena mereka adalah milikNya. Namun apa yang terjadi? Mereka tegar tengkuk, mereka tak setia, berhala masih di pelihara dan tidak sungguh-sungguh beribadah dan berbakti kepada Allah.

Dialog Yehezkiel dengan para tua-tua Israel ini menarik, umat itu seolah menuntut haknya sebagai umat Allah yang semestinya memperoleh keselamatan, jaminan pemeliharaan sebagaimana janji Tuhan kepada Abraham, Ishak dan Yakub. Bukankah mereka umat Allah, namun mengapa krisis dan tekanan dari bangsa-bangsa asing semakin membuat mereka terpuruk? Yehezkiel sendiri menubuatkan pembuangan bangsa Israel sebagai hukuman Tuhan atas ketidak setiaan mereka memelihara perintah dan ketetapan-ketetapanNya.

Semestinya dari seluruh pengalaman sejarah yang terjadi, pemberian ketetapan dan perintah yang mereka terima harus semakin mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah-ibadah mereka. Pengalaman mereka bersama menyaksika mujizat dan perbuatan besar Allah semestinya membuat mereka semakin takut dan takjub.  Penetapan Sabath atau peristirahatan seharusnya membuat umat Allah berhenti dari berbagai aktifitasnya dan mengkhususkan diri beribadah: memuji dan memuliakan Tuhan dan memohon berkatNya.

Renungan ini mengajak kita untuk semakin mengenal Allah lewat pengalaman kita.  Jika kita sadari, kita pasti bersyukur: apa adanya hidup kita saat ini semua itu adalah karena kasihNya dan karena berkatNya. Karena itu jangan lupa diri, seperti "kacang lupa akan kulitnya". Tetapi dari semua yang kita terima mari semakin mengenal dan mendekatkan diri kepadaNya. Allah itu baik,  penolong dan pemelihara kita. Allah melakukan lebih dari apa yang kita butuhkan dalam hidup ini. Seperti syair lagu Josh Groban: "you raise me up more than I can be."
Mari sampaikan syukur terima kasih atas segala kebaikan Tuhan! Amin.