running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Jumat, 01 Desember 2017

"TETAPLAH RENDAH HATI" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

TETAPLAH RENDAH HATI
Amsal 16:18, "Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan".
Ayat renungan mengawali bulan Desember ini mengingatkan kita agar tetap rendah hati. Jauhkan dua perilaku ini dari hidup kita, yaitu kecongkakan dan tinggi hati. Kecongkakan mengawali kehancuran dan tinggi hati mendahului kejatuhan. Apa itu congkak? Sikap sehari-hari akan tampak merasa diri paling hebat dan merendahkan orang lain, arogan, berpusat perhatian pada diri sendiri. Dirinya lebih berharga dan apa yang dilakukannya lebih hebat tiada banding. Tingginya penilaian atas dirinya membuat dirinya merendahkan orang lain. Kecongkakan selalu beriringan dengan tinggi hati. Sikap demikian biasanya menyisihkan orang lain, tidak menghargai orang lain dan sulit untuk bekerjasama dan jangan harap pernah menghormati orang lain dan akhirnya terjerumus oleh sikap dan lakunya sendiri.

Dalam bahasa Yunani kecongkakan berasal dari kata "hubris", keinginan hati manusia yang ingin sama dengan Allah, manusia meninggikan diri sehingga tak perlu tergantung kepada Allah. Inilah awal kejatuhan manusia dalam dosa. Thomas Aquinas berkata, bahwa ketinggian hati pertama kali muncul ketika Iblis berusaha menempatkan tempat duduknya di tempat tertinggi, karena keangkuhannya menganggap dirinya tidak tergantung kepada Allah (Yes 14:12-14). Iblis yg telah jatuh (Luk 10:18) menanamkan keinginan untuk menjadi sama seperti Allah ke dalam diri Adam dan Hawa (Kej 3:5). Akibatnya seluruh tabiat manusia dijangkiti ketinggian hati karena kejatuhannya (bnd Rm 1:21, 22). Jadi, sesungguhnya kecongkakan adalah usaha meninggikan diri karena dia telah jatuh teramat dalam.

Lawan kata dari "hubris" atau kecongkakan / tinggi hari adalah KERENDAHAN HATI, hal ini dilakukan oleh pribadi Yesus Kristus yang mengosongkan diriNya. Sekalipun Dia sangat tinggi dan Mahamulia, namun mau merendahkan diri dan mengambil rupa seorang hamba. Selengkapnya marilah kita baca penjelasan Paulus di Filipi 2:6-11, "yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,  supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,  dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa! "

Jadilah pribadi yang rendah hati, meneladani Yesus Kristus sang teladan yang rendah hati dalam hidup hidup ini. Jika ada prestasi atau karya kita haruslah syukuri karena Tuhan berkenan atas apa yang kita lakukan. Dari semua apa yang kita capai tetaplah merendah seperti filosopi padi, semakin berisi akan semakin merunduk. Sebagai pengikut Yesus Kristus, marilah kita senantiasa mengikut jejakNya yang selalu rendah hati. Jauhkanlah kecongkakan dan tinggi hati , tanamkan dan tumbuhkan karakter pribadi yang rendah hati. Amin.