SANG GEMBALA DAN HAKIM
Yehezkiel 34:22,
"Maka Aku akan menolong domba-domba-Ku, supaya mereka jangan lagi menjadi
mangsa dan Aku akan menjadi hakim di antara domba dengan domba".
Satu kritik sosial dari
Yehezkiel di tengah-tengah umat Allah adalah kealpaan para gembala, yaitu raja,
imam dan nabi. Raja diberi wewenang membawa kesejahteraan dan melindungi umat
Allah dari berbagai ancaman musuh. Namun kebalikannya yang terjadi, kebijakan
mereka hanya menambah beban umat Allah. Ancaman negara asing sangat mendesak
seolah tak ada pemimpin untuk memberikan kepastian perlindungan bagi umat
Allah. Jika kita baca fasal 25 Yehezkiel
menyerukan nubuatan terhadap bangsa-bangsa.
Krisis tak dapat diatasi hingga mereka terbuang ke Babel. Yehezkiel sendiri
ikut ke pembuangan Babel. Demikian halnya para imam, benar mereka menjalankan
tugas imam mendoakan kurban bakaran di bait Allah, namun tak pernah berpikir
bagaimana memotivasi dan menginspirasi agar spiritualitas umat bertumbuh.
Mereka hanya menanti di bait suci, menunggu kurban persembahan dan membiarkan
iman yang kerdil dan gersang. Atas hal itu Yehezkiel bersuara: "Kamu
menikmati susunya, dari bulunya kamu buat pakaian, yang gemuk kamu sembelih,
tetapi domba-domba itu sendiri tidak kamu gembalakan" (34:7)
Dalam keadaan demikianlah
Yehezkiel hadir menyuarakan bahwa Tuhan sendiri menjadi gembala bagi umatNya.
Sebagai gembala Tuhan akan menuntun mereka ke padang rumput yang hijau, ke air
yang tenang, memberikan ketenteraman dan kenyamanan. Dipastikan takkan ada
serigala yang memangsa kawanan domba. Tepat seperti ungkapan pemazmur, jika
Tuhan gembala kita, tak kan kekurangan sesuatu apapun (Mzm 23:1). Sebagai
gembala Tuhan akan melindungi dan meolong umatNya dari berbagai pergumulan dan
beban hidup mereka.
Selain sebagai gembala,
renungan di pagi hari ini meyakinkan bahwa Tuhan itu adalah hakim yang
memberikan ganjaran dan hukuman bagi para pelaku yang menindas dan memangsa
sesamanya. Sebagai hakim Tuhan itu adil, Dia mengetahui tindak tanduk setiap
orang bahkan niat di dalam hati yang tersembunyi sekalipun Dia mengetahuinya.
Tuhan akan bangkit, memberikan ganjaran dan hukuman bagi setiap orang menurut
perbuatannya. Tak ada yang luput dari penyidikanNya, semuanya akan terbuka di
hadapan Allah dan memberikan hukum masing-masing.
Dalam bagian ayat terakhir
disebut: 'hakim di antara domba dengan domba'. Di sini tugas sebagai Hakim
tentu Tuhan tidak hanya pemberi hukuman, namun berusaha mempertemukan domba
dengan domba untuk mendamaikan perselisihan, kesalah-pahaman dan kekeliruan
antara yang satu dengan yang lain. Ada orang berkonflik tanpa saling ada yang
salah, namun saling berbeda pemahaman dan penafsiran yang keliru karena praduga
dan kecurigaan yang menyesatkan. Kekaosan seperti itu bisa saja terjadi dalam
persekutuan orang percaya. Tuhan sebagai Hakim dan sekaligus sebagai Mediator
untuk mempertemuan dan mendamaikan umatNya.
Renungan pagi ini
memberikan jaminan bahwa:
(1). Tuhan itu Gembala
kita. Dia akan menolong, melindungi dan membawa kita kepada kebahagiaan dan
sejahtera. Karena itu mari dengarkan suara Tuhan sang Gembala yang baik. (2). Tuhan itu Hakim yg menghukum dan memberi
ganjaran kepada setiap menurut perbuatannya. Hukumannya pasti bagi setiap
orang. Tak satupun yang luput dari hukumanNya. Maka mari takut melakukan dosa
dan pelanggaran.
(3).
Tuhan itu adalah Mediator yang baik, yang mempertemukan orang-orang yang
berkonflik, selisih paham yang dapat menghantarkan kita kepada perseteruan dan
permusuhan. Tuhan sebagai Hakim berkenan mendamaikan kita semua. Karena itu
berkenanlah diperdamaikan oleh Tuhan. Amin.