running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Selasa, 13 Juni 2017

"MENCARI TUHAN DALAM PENDERITAAN" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

"MENCARI TUHAN DALAM PENDERITAAN"

Ayub 5:8-9, "Tetapi aku, tentu aku akan mencari Allah, dan kepada Allah aku akan mengadukan perkaraku.
Ia melakukan perbuatan-perbuatan yang besar dan yang tak terduga, serta keajaiban-keajaiban yang tak terbilang banyaknya".

Benarkah apa yang ditabur orang itu yang dituai? Secara umum orang sering memahami tabur tuai ini dalam menelisik ziarah kehidupan. Nasihat ini memang benar untuk menasihati kita menjauhkan diri dari perbuatan jahat atau fasik. Namun dalam melihat penderitaan yang dialami seseorang kita mesti hati-hati; karena tidak semua penderitaan yang dialami oleh manusia merupakan buah dari perbuatan atau akibat dosa dan kesalahannya sendiri. Ada penderitaan yang dialami seseorang bukan karena kesalahan sendiri namun agar kehendak Tuhan nyata atas kehidupannya. Inilah kehadiran kitab Ayub. Penderitaan harus dijalani dengan tabah, karena Tuhan akan memberi kekuatan dan kemenangan di akhir jalan.

Dalam renungan pagi ini ada sahabat Ayub bernama Elifas,  setelah melihat kesengsaraan yang dialami oleh Ayub dia mencoba memberikan saran kepada Ayub agar berseru kepada Tuhan dalam semua kesusahannya. Saran itu didasari atas asumsi atau prasangka bahwa penderitaan Ayub adalah buah perbuatannya. Selanjutnya Elifas menasihatkan agar Ayub memeriksa lagi apa betul ia tak bersalah dalam hidupnya sehingga harus mengalami derita yang tak terkatakan ini. Elifas yakin bahwa jika kita mencari Tuhan dan berseru kepadaNya Dia pasti menolong. Tuhan itu Mahakuasa dan tak akan membiarkan orang dikasihiNya menderita. Tuhan penuh kuasa dan mampu melakukan perbuatan-perbuatan ajaib di mata kita. Apa yang disampaikan oleh Elifas ini benar adanya dan itu dapat kita lihat dalam perjalanan kehidupan umat Allah. Ketika mereka sengsara dan ditindas bangsa asing mereka berseru-seru memohon pertolongan Tuhan. Tuhan pun mendengar doa umatNya dan mengutus para hambaNya membebaskan umatNya. (Band Musa dan Hakim-hakim).

Ayub masih menerima bahwa kita harus percaya akan kemahakuasaan Allah dan senantiasa mencari Tuhan. Dan dalam penderitaannya itu pula Ayub mencari Tuhan. Jalan Tuhan sungguh jauh tak terselami, kita tidak dapat memastikan apa rencana Tuhan dalam hidup ini sebagaimana dialami oleh Ayub. Namun waktu akan menjawab apa rencana Tuhan dalam setiap masalah, dan ini membutuhkan kesabaran dan ketabahan.  Namun hal menilai penderitaan, Ayub sungguh tidak berterima karena penderitaannya bukanlah karena kutuk atau balasan Tuhan atas dosa dan pelanggarannya.  Ayub sungguh tak bersalah, namun ia juga menunjukkan selain  tidak bersalah ia tetap setia kepada Tuhan. Dalam penderitaannya, Ayub masih mencari Tuhan. Ayub percaya akan kemahakuasaan Tuhan dalam hidup manusia termasuk ketika menjalani penderitaan.

Seorang Rabbi Yahudi bernama Harold Khusner menulis buku yang sangat terkenal: WHEN BAD THINGS HAPPEN TO GOOD PEOPLE. Ini pengalamannya melepaskan anaknya yang menderita sakit langka, satu dari sejuta kasus penyakit. Anaknya Aaron harus meninggal di usia 14 tahun. Apa dosa anak seusia itu sehingga harus mengalami sakit genetik yang langka? Anjuran Harold Khusner dalam buku ini: kita tidak menentukan hidup ini bahagia atau menderita, tugas kita adalah menjalani kehidupan yang ditentukan Tuhan. Tuhan sendiri menentukan akhir dari perjalanan hidup kita.  Dalam setiap penderitaan dan pergumulan, benar kita harus mencari kehendak Allah, apa rencana Tuhan dalam segala apa yang kita alami.

Mencari Tuhan dalam setiap keadaan yang kita alami adalah satu potensi yang dimiliki oleh orang percaya. Kita tidak mengutuki diri atas penderitaan yang kita alami, namun berseru dan mencari kehendak Tuhan. Kita berkewajiban mendorong orang agar lebih percaya kepada Tuhan dalam  segala pengalaman pahit, bukan malah menghakiminya dengan mengatakan bahwa itu adalah buah dari perbuatannya. Amin.