running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Rabu, 07 Juni 2017

KEFASIKAN AKAN HILANG SEPERTI ASAP

Mazmur 68:2 , "Seperti asap hilang tertiup, seperti lilin meleleh di depan api, demikianlah orang-orang fasik binasa di hadapan Allah".

Dalam berbagai hal, ada perasaan yang tidak adil dalam hidup ini. Orang fasik yang telah melakukan kejahatan dielu-elukan, disanjung dan mendapat pujian. Sementara orang yang jujur, pekerja keras dan bertanggung jawab selalu mendapat tantangan, hambatan bahkan diperlakukan tidak adil. Jika ada pengalaman seperti itu jangan bersedih hati, pengalaman pemazmur membuktikan bahwa kebenaran akan menang, orang fasik akan berakhir. Tidak ada jalan orang fasik yang bertahan di hadapan Allah, semuanya akan binasa. Sementara orang-orang benar akan mengikuti arak-arakan kemenangan karena Tuhan tidak membiarkan ketidak adilan. Waktunya akan tiba orang benar bersorak-sorai merayakan kemenangan dan sukacita. Sastra hikmat seperti Ayub, Mazmur, Amsal dan Pengkotbah sangat banyak membahas hal ini.

Ada dua istilah/gambaran menarik yang dipakai oleh pemazmur mengenai akhir jalan orang fasik.

PERTAMA: Orang fasik akan tertiup seperti asap. Jika kita melihat peristiwa kebakaran maka akan kita tahu bagaimana asap tertiup dan hilang dari pandangan mata. Memang awalnya akan mengepul, hitam dan bergulung-gulung dan tampak seram. Namun itu hanya sekejap tertiup dan hilang diatas awan. Demikian gambaran yang dipakai pemazmur akan akhir kefasikan. Gambaran ini menekankan bahwa jalan orang fasik hanya sesaat, segera akan tertiup dan berlalu seketika.

KEDUA: Akhir jalan orang fasik akan hancur seperti lilin yang meleleh. Memang lilin biasanya bersifat positip dalam gambaran Alkitab karena berbicara soal terang. Namun aspek lain dalam lilin ini digambarkan oleh pemazmur bahwa perlahan batang lilin akan meleleh. Lilin yang menyala tak akan bertahan lama, batangnya akan meleleh. Apapun ceritanya batang lilin tidak akan bertahan terhadap api. Gambaran ini menunjukkan bahwa kefasikan akan berproses menuju akhir kebinasaannya. Sehebat apapun kefasikan meredam dan membungkan kebenaran, kebenaran akan menang dan terbukti. Sebaliknya kefasikan akan meleleh menuju kebinasaannya. Gambaran ini menunjukkan adanya suatu proses agar kita bersabar menantikan tindakan Tuhan yang tidak membiarkan kebenaran ditelan jalan orang fasik. Waktunya semuanya akan terungkap dan menerima ganjarannya.

Kita geram melihat jalan orang fasik, sombong dan congkak dalam dunia sekitar kita. Sudah salah dan jalannya selalu buat onar namun dielu-elukan  orang lain. Tetaplah mengurut dada dan suarakan bahwa kebenaran waktunya akan tiba. Cepat seperti hilangnya asap di depan mata, atau lambat berproses seperti batang lilin yang meleleh, demikian jalan hidup orang fasik di hadapan Tuhan. Sebaliknya orang yang benar, setia di jalan Tuhan jikalaupun tantangan terlalu berat dan himpitan menyesakkan percayakan semuanya kepada Tuhan. Waktunya akan tiba kita akan berjalan dalam suatu arak-arakan dalam barisan yang mengelu-elukan kemenangan Tuhan.

Puncak kemenangan kebenaran terhadap kejahatan adalah kematian dan kebangkitan Kristus. Kristus telah mati untuk mengalahkan dosa dan kematian ( 1 Kor 15). Dan kita diberi kekuatan di dalam iman untuk mengalahkan kejahatan sebagaimana tertulis dalam surat Yohanes:  "sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita" (1 Yoh 5:4).

Jangan sesat dan jangan iri melihat kehebatan orang fasik, yang seolah-olah kemujuran demi kemujuran menghampiri hidupnya. Waktunya akan tiba bahwa setiap orang yang berjalan dalam kefasikan akan berakhir dalam kebinasaan, cepat atau lambat. Bertekunlah di jalan orang benar dan setia di jalan Tuhan, sebab kebahagiaan telah menanti di depan kita. Amin.