running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Kamis, 01 Juni 2017

"WASPADAI PERKATAAN YANG MEMECAH BELAH" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

"WASPADAI PERKATAAN YANG MEMECAH BELAH"

1 Samuel 24:9, "Lalu berkatalah Daud kepada Saul: "Mengapa engkau mendengarkan perkataan orang-orang yang mengatakan: Sesungguhnya Daud mengikhtiarkan celakamu?".

Dalam berbagai kasus ada konflik tanpa mengetahui akar permasalahan yang sesungguhnya. Dua sahabat bisa saling membenci dan bahkan saling menyakiti. Marah dan membenci karena prasangka atau data yang failed yang disampaikan orang ketiga. Tanpa membenarkan konflik, tentu kita semua tak berterima jika difitnah dan dijelek-jelekkan orang lain. Kadang tanpa berpikir panjang langsung naik darah, emosi dan menimbulkan pertengkaran hingga kebencian mendalam. Padahal hanya ulah "sipahit lidah" orang ketiga sengaja memprovokasi dan membuat gaduh.  Dalam bahasa Batak tipe orang ini disebut dengan: "dila pamolamola" artinya lidah yang pemecah-belah yang menyebarkan gosip dan fitnah. Lidah pemecah-belah ini biasanya: menangkap perkataan orang dan menyampaikan perkataan dengan maksud agar seseorang itu membeci yang dimusuhinya bahkan jika perlu mengarang cerita yang macam-macam. Banyak korban perselisihan bahkan hingga perceraian keluarga karena ulah semacam itu. Benar apa yang disampaikan oleh Yakobus bahwa agar hati-hati terhadap lidah (Yakobus 3). Jagalah perkataan yang membuat orang lain tersinggung atau perkataan atau cerita yang membuat orang membenci orang lain.

Perselisihan Saul dan Daud begitu mendalam hanya karena perkataan orang. Awalnya tidak ada permusuhan dari mereka berdua, namun perkataan orang yang memuji Daud ketika mengalahkan Goliat, dimana para perempuan menyanyikan:  "Saul mengalahkan musuh beribu-ribu, namun Daud berlaksa-laksa." Nyanyian itu membuat Saul geram dan marah pada Daud. Jika kita telisik, sebenarnya Daud telah hadir sebagai penolong dan pembantu Saul. Daud mengalahkan Goliat yang membuat Saul gemetar dan ketakutan. Ketika Roh Tuhan undur sari Saul, mengalami goncangan kejiwaan, namun Daud memainkan kecapi dan menyanyikan Mazmur sehingga pikirannya tenang.

Selain nyanyian yang membuat Saul geram itu, rupanya ada juga disekitar Saul yang meracuni pikirannya bahwa Daud adalah musuh bahkan berencana membunuh Saul. Saul pun makin geram hingga mengejar dengan tiga ribu pasukan untuk menangkap dan membunuh Daud.  Suatu ketika Saul memasuki padang gurun En Gedi, masuk ke gua. Tanpa disadari Saul, Daud memotong punca jubahnya. Sebagai simbol sesungguhnya nyawanya telah di tangan Daud jika dia mau. Namun Daud tidak menjamah Saul karena Daud sadar bahwa Saul adalah orang yang diurapi Tuhan. Pengikut Daud mendesak hendak membunuh Saul namun Daud tampil memerintahkan agar tak menyentuh Saul yang diurapi itu. Ketika Saul hendak beranjak,   Daud menyampaikan kekeliruan Saul terhadapnya: mengapa mendengar perkataan yang menghasut dan memfitnah Daud. Hingga Saul terperdaya bahwa Daud musuhnya yang berikhtiar mencelakainya. Atas peristiwa ini Saul menyesali dirinya, menangis dan menyesal. Daud telah melakukan yang baik pada dirinya padahal dirinya selalu merencanakan kejahatan dan upaya mencelakainya.

Anda pernah difitnah, dihasut dan mungkin disakiti oleh orang lain. Tidak ada kesempatan membela diri atau menjelaskan perkara yang sebenarnya. Bersabar dan berdoa, waktunya akan tiba sesuai dengan rencana Tuhan bahwa kebenaran akan terungkap secara terang benderang seperti kisah Daud di atas. Itu pelajaran PERTAMA dari nas renungan ini.  Pelajaran KEDUA dari renungan hari ini mengingatkan kita agar lebih hati-hati berbicara apalagi sikap dan perbuatan yang dapat membakar kebencian dan amarah. Ada banyak kebenaran yang perlu kita tahu, namun tak perlu disampaikan pada orang lain jika itu dapat membakar amarah seperti menyulut api pada bensin. Bahkan kita harus menjadi orang yang membawa kesejukan, merajut dan mempertebal kebersamaan dan persahabatan. Jauhkanlah diri dari "dila pamolamola"  (lidah pemecah-belah), namun jadilah pembawa kesejukan dan kedamaian bagi sesama. Amin.