running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Senin, 12 Juni 2017

"BERUSAHA TAK BERCACAT/TERNODA" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

"BERUSAHA TAK BERCACAT/TERNODA"

 2 Petrus 3:14-15, "Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia. Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya".

Dalam surat-surat Paulus dan surat-surat para rasul lainnya selalu dijelaskan bahwa kedatangan Tuhan sangat dekat. Di satu sisi pemahaman ini membuat orang percaya penuh semangat dalam menantikan Tuhan dengan tekun di dalam doa dan pengharapan. Bertahan dalam penderitaan karena semuanya akan segera berlalu. Namun tidak sedikit pula yang keliru memahaminya, karena hari Tuhan sudah dekat mereka tidak bekerja, menjual harta benda mereka dan menghabiskannya dengan berfoya-foya karena ketika Tuhan datang itu semua tidak bisa dinikmati lagi. Ini kekeliruan besar, sekalipun Tuhan datang besok, hari ini kita tetap bekerja, hari ini kita harus menabur kebaikan. Bahkan M. Luther mengatakan sekalipun besok Tuhan datang, hari ini saya akan menanam apel. Apa artinya itu? Teruslah menaburkan kebaikan. Selagi hari masih siang, sebelum Tuhan datang kita harus berkarya dan bekerja. 

Rasul Petrus dalam renungan hari ini mengingatkan jemaat mula-mula bahwa dalam menantikan Tuhan kita harus berusaha sempurna di hadapan Allah, berusaha tidak bercacat dan tidak bernoda sampai kedatanganNya.  Sehingga waktu kedatangan Kristus kita ditemukan tidak bercacat. Tidak bercacat suatu istilah dalam korban; setiap orang yang memberikan kurban persembahan harus memeriksa ternak kurban yang dipersembahkan dan memastikan benar-benar sempurna tidak berpenyakit. Sementara tidak bernoda adalah istilah pada perilaku manusia; memastikan bahwa perbuatannya tidak ada yang melanggar firman atau perintah Tuhan. Bagi Yahudi daftar perilaku yang seharusnya tidak dilakukan ada dalam hukum Levirat. 

Dari kedua istilah ini kita diingatkan bahwa dalam menantikan Tuhan kita tidak bercacat dan bernoda, namun mempersembahkan hidup ini menjadi persembahan yang harum di hadapan Tuhan. Hidup sesuai dengan kehendak Tuhan, ketika Dia datang kita menjadi orang yang berkenan dihadapanNya. Semua orang menjaga dan memelihara diri agar hidup seturut dengan kehendak Tuhan.

Selain bertanggungjawab dan berusaha tidak bercacat/bernoda, menantikan Tuhan dengan pemahaman yang lebih mendalam rasul Petrus mengatakan: anggaplah ini sebagai kesabaran Tuhan. Biasanya yang menanti membutuhkan kesabaran. Dalam hal ini tentu jemaat mula-mula yang dinasehati untuk bersabar. Namun di sini rasul Petrus menasihati jika Tuhan belum datang hingga hari ini baiklah itu kita pahami sebagai kesabaran Tuhan. Ini dapat diterima karena Tuhan menunggu atau menantikan buah pertobatan dari kita masing-masing. Tuhan masih sabar dan Dia panjang sabar menunggu kita.

Prinsip ini menjadi etos kerja orang percaya: kita melaksanakan tugas dan pekerjaan kita penuh dengan tanggung jawab. Hingga saat ini di Amerika, jabatan bendahara di perusahaan besar dan menteri keuangan selalu dipilih dari orang-orang/golongan Quaker. Golongan Quaker ini adalah komunitas Kristen yang setia melakukan firman, jujur dan memiliki integritas. Hidup orang percaya diseluruh dunia seharusnya seperti itu karena firman mengajarkan demikian.

Renungan pagi ini mengingatkan kita bahwa dalam setiap tugas dan tanggungnjawab yang kita emban, lakukanlah dengan penuh tanggungjawab, jujur dan berusaha dalam menyerah-terimakan tugas-tugas Anda semuanya sempurna dan ditemukan tidak bercacat/bernoda. Amin.