running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Senin, 19 Juni 2017

"FANATISME BERLEBIHAN?" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

FANATISME BERLEBIHAN?

1 Korintus 2:5, "Supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah".

Fanatisme berlebihan adalah bibit permusuhan dan pupuk segar memelihara dan memperuncing pertentangan. Fanatik adalah baik, karena menanamkan ikatan perasaan, namun jika berlebihan akan menjadi bibit yang destruktif sebagaimana terjadi di jemaat Korintus. Mereka terpecah menjadi kelompok-kelompok fanatis yang berlebihan yang dibangun di atas idola pemberita Injil mereka masing-masing.

Fanatisme berlebihan inilah yang dikritisi Paulus di kalangan jemaat Korintus. Mereka mengidolakan pemberita Injil (missionaris) yang mereka kagumi dan mengabaikan tujuan utama dalam persekutuan gereja. Mereka terpesona dan  menyambut pemberita Injil yang dikagumi secara berlebihan. Ada yang mengidolakan Paulus, ada Kefas (Simon Petrus) dan Apolos. Paulus diidolakan oleh para non Yahudi, yang menekankan keselamatan adalah anugerah, keselamatan bukanlah pemenuhan Taurat, ini membanggakan bagi non Yahudi. Selain itu Paulus sangat bersemangat dalam Pemberitaan Injil dan tak berhenti mendirikan Gereja-gereja di Asia hingga Eropa (Roma) dan merangkul kalangan non Yahudi. Sebaliknya Kefas atau Simon Petrus diidolakan kalangan Yahudi karena keteguhannya memelihara tradisi Yahudi.  Simon Petrus sangat dikagumi atas keteguhannya setelah kebangkitan Kristus, berkotbah berapi-api dan membaptis 3000 orang setelah pencurahan Roh Kudus. Jika kita baca Injil, Petrus menerima tugas penggembalaan yang khusus dari Yesus (Yoh 21). Satu kelompok lagi adalah kaum Apolos, seorang Yahudi diaspora, sekalipun sudah lahir di Alexandria namun dia sangat tekun mempelajari kita suci. Apolos ini dikagumi Yahudi diaspora. Begitulah realitas jemaat Korint yang terbagi dalam fanatisme kelompok yang berlebihan di atas dasar pemberita Injil yang mereka idolakan. Fanatisme ini membuat mereka terpecah bahkan ada bibit-bibit menjelekkan kolompok lain. Bagi Paulus fanatisme berlebihan dalam jemaat Korint membuat mereka  lupa akan tujuan utama persekutuan jemaat. Persekutuan jemaat dibangun di atas iman, yaitu Yesus Kristus. Tidak ada dasar lain yang diletakkan di dalam persekutuan jemaat selain Yesus Kristus (1 Kor 3:11)

Paulus menegaskan bahwa dalam persekutuan iman janganlah dibangun di atas fanatisme yang berlebihan, itu adalah hikmat manusia, fanatisme yang dibangun atas perasaan berlebih pada seseorang. Persekutuan iman harus dibangun di atas landasan kekuatan Allah. Bagi Paulus, jika kita baca dalam 1 Kor.1:28, kekuatan Allah adalah pemberitaan tentang salib Kristus.  Salib Kristus menyatukan, membenamkan perbedaan dan merakit kebersamaan. Fanatik yang sehat dengan rasa sympatik boleh saja, namun fanatisme berlebihan atas ikatan apapun itu dalam persekutuan iman harus kita benamkan pada salib Kristus. Bagaimanapun perbedaan akan selalu ada, namun perbedaan itu akan menjadi kekuatan besar di saat semuanya disatukan di bawah salib Kristus, sebagaimana lagu KJ 368:1, "Pada kaki salibMu Yesus 'ku berlindung. Air hayat Golgata pancaran yang agung. SalibMu, salibMu yang kumuliakan. Hingga dalam sorga k'lak ada perhentian". Amin.