running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Sabtu, 22 April 2017

"MEMIKUL KEMARAHAN TUHAN" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

"MEMIKUL KEMARAHAN TUHAN"

Mikha 7:9, "Aku akan memikul kemarahan TUHAN, sebab aku telah berdosa kepada-Nya, sampai Ia memperjuangkan perkaraku dan memberi keadilan kepadaku, membawa aku ke dalam terang, sehingga aku mengalami keadilan-Nya".

Satu kritik nabi Mikha terhadap umat Allah adalah bagaimana kita menuntut Tuhan melakukan keadilan bagi kita, padahal kita sendiri meninggalkanNya? Mikha yang hidup di jaman Hizkia memiliki pandangan yang sama dengan nabi Amos dan Yesaya bahwa Tuhan akan memakai bangsa asing untuk menghukum umat Allah. Sekalipun Mikha adalah orang desa, namun sangat paham akan keadaan umat Allah dalam pemerintahan Hizkia, korupsi dan kealpaan pemimpin sebagai gembala. Baik imam dan raja bukan lagi sebagai gembala yang membawa kesejahteraan, perlindungan dan keamanan umat Allah. Atas realitas sosial inilah nabi Mikha menyampaikan bahwa Tuhan akan memghukum Yehuda melalui bangsa asing. Hukuman inilah yang disebut Mika dengan: memikul kemarahan Tuhan.

Seperti orang tua yang mengajari anaknya, marah atas perbuatan dan sikap yang tidak baik dari anak dapat diberi hukuman lewat berbagai cara: tidak memberi jajan atau mungkin harus kerja ekstra. Semua itu dilakukan agar anaknya menyadari kesalahannya dan tak berbuat kesalahan yang sama ke depan. Demikian Tuhan membimbing umatNya, marah atas semua dosa dan pelanggaran umat. Inilah yang disebut Mikha: umat Allah akan memikul kemarahan Tuhan.

Memikul kemarahan Tuhan. Kita tahu Allah itu maha baik dan bahkan amat baik, pengasih dan penyayang. Tuhan tidak membalaskan kejahatan kita, namun panjang sabar dan menunggu berbalik. Namun Tuhan itu juga adalah pemarah. Dia akan murka atas sikap dan perbuatan setiap orang yang loba dan melupakan Tuhan.  Tidak ada yang sanggup berdiri menghadapi kemarahan Tuhan. KemarahanNya seperti api yang menghanguskan dan sekejap mengubahnya menjadi debu.

Desakan bangsa asing sudah semakin terasa, Samaria telah jatuh ke tangan Assyur, Yehuda akan segera menyusul. Babelonia menjadi ancaman yang menakutkan. Dari mana akan datang pertolongan? Mengharapkan Tuhan menegakkan keadilan dan kebenaran wajar saja. Namun bagi nabi Mikha pertolongan Tuhan akan datang, keadilan akan ditegakkan atas musuh-musuhNya, tapi setelah menanggung kemarahan Tuhan. Umat akan menanggung kemarahan Tuhan lewat pembuangan Babel. Namun pembuangan bukan akhir dari segalanya. KasihNya akan datang untuk memulihkan, tetapi umat harus merasakan pelajaran dan ganjaran atas pelanggaran selama ini. Kasih Allah lebih besar dari amarahNya.

Inilah yang sangat perlu kita refleksikan dalam hidup ini. Bagaimana kita menikmati anugerah dan pengampunan, tetapi mengabaikan hukuman atas pelanggaran. Kita harus menyadari sepenuhnya bahwa Tuhan akan murka atas setiap dosa dan pelanggaran. Namun pengampunan selalu terbuka di hadapan Allah. AmarahNya akan dosa dan pelanggaran, hal ini mendorong kita agar semakin takut akan Tuhan. Amin.