PENGAMPUNAN itu harus lahir dari hati yang menyadari keterbatasan dan kekurangan diri. Yesus sadar bahwa manusia itu sifatnya sangat terbatas. Itulah sebabnya Allah menempatkan orang percaya di tengah duni ini, supaya boleh menjadi BERKAT dan TELADAN hidup yang benar. Bahwa pengampunan harus lahir dari hati yang dekat kepada Tuhan dan mengerti kehendakNya.
Bagi Yesus, satu-satunya jalan untuk pembebasan dari musuh adalah dengan mencintai musuh, berbuat baik kepada orang-orang yang membenci, dan berdoa bagi mereka yang memberikan perlakuan buruk (Luk. 6:27-28). Hukuman salib yang harus ditanggungYesus dan kematian-Nya adalah puncak gerakan anti-kekerasan yg Ia lakukan demi membela rakyat yg ditindas penguasa agama yang berkoalisi-berkonspirasi dengan penguasa politik sezaman-Nya. Salib adalah RISIKO tertinggi yg harus ditanggung Yesus dalam kesetiaan dan konsistensiNya membela rakyat yg diperlakukan tidak adil, dan diperas oleh tangan-tangan kotor penguasa agama dan politik pada zaman itu. Salib adalah KONSEKUENSI logis sikap Yesus dalam kerelaan memberi pipi kiri kepada penampar yg telah menghajar pipi kanan dalam rimba kebuasan manusia. Itulah bentuk perlawanan radikal yg memutus siklus kekerasan dan balas dendam dengan cara membawa perdamaian.
Oleh karena itu, siapapun yg pernah menyakiti, mengecewakan, mengkhianati kita, hendaknya kita AMPUNI. Karena pengampunan itu lahir dari hati yg dekat kepada Tuhan dan yg mengerti kehendakNya. Dan semoga kita bersedia membagikan KASIH kepada sesama yg menderita, karena dengan demikian kita dikenal oleh dunia ini sebagai pengikut Kristus. Kiranya PERTOBATAN kita meruntuhkan benteng pementingan diri yg selama ini membuat jarak antara kita dengan sesama atau dengan warga masyarakat umum. Amin.