running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Jumat, 28 April 2017

"NEBUKADNEZAR TAKJUB" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

NEBUKADNEZAR TAKJUB:
Daniel DKK Tak Terbakar Oleh Api

Daniel 3:28, "Berkatalah Nebukadnezar: 'Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah mana pun kecuali Allah mereka".

Kisah Daniel dan kawan-kawan (Sadrak, Mesak dan Abednego) dalam pemerintahan Nebukadnezar menjadi inspirasi yang kuat, yang menyalakan motivasi bahwa sehebat apapun tantangan akan ada jalan keluar. Sehebat apapun sikon yang memenjarakan kita tak berkutik,  tetaplah berpengharapan bahwa situasi akan bisa berubah. Jangan larut pada keadaan, tetapi tetaplah setia dan beribadah kepada Tuhan. Esok akan ada perubahan.

Kaum Yehuda terbuang ke Babel di bawah pemerintahan Nebukadnezar. Selain diperbudak, kehidupan mereka sangat tertekan dan menderita. Bukan hanya derita fisik namun juga penderitaan rohani (spiritual) karena pemerintah melarang mereka beribadah dan memaksa untuk sujud pada patung dewa emas. Namun dalam penderitaan itu ada hikmat yang memotivasi bahwa Tuhan tidak membiarkan umatNya mengalami penderitaan itu sendirian, tetapi Dia ada dan hadir, menolong dan membebaskan hambaNya. Sadrak, Mesak dan Abednego: tiga orang Yahudi yang cakap yang lulus seleksi penetapan pegawai istana Nebukadnezaar. Mereka di istana cakap dan pandai, kepintaran mereka melebihi dari rata-rata. Kehidupan religious mereka taat dan setia kepada Allah Israel. Di istana rupanya ada persaingan dan  melihat ada titik lemah Daniel dkk: setiap kepada Allah dan tidak mau menyembah dewa yang diagungkan Raja Babel tersebut. Atas hal inilah ide untuk menjebak Daniel dkk sangat mantap dan jitu, yaitu dengan menetapkan titah raja agar  sujud dan menyembah patung emas yang dipuja dan disembah raja. Barang siapa yang tidak melakukan titah ini akan dihukum mati dengan dibakar hidup-hidup di perapian yang menyala-nyala.

Daniel dkk setia kepada Allah Israel dan tak mau sujud pada patung dewa emas buatan tangan itu. Hal ini membuat Nebukadnezar murka terhadap Daniel dkk dan memerintakan untuk di eksekusi.  Maka Daniel dkk pun dieksekusi untuk dibakar hidup-hidup. Mereka digiring dan dicampakkan ke perapian itu, dan karena sedemikian panasnya api itu orang yang ditugaskan mencampakkan mereka ke perapian mati terbakar, namun Daniel dkk tidak terbakar, sehelai rambut pun tak dimakan oleh api. Hal ini membuat Nebukadnezaar takjub dan luar biasa.  Tuhan menjaga mereka dan kejadian  itu disaksikan oleh raja Nebukadnezar sendiri: mereka yang tiga orang dicampakkan ke perapian menjadi empat. Tuhan mendampingi dan menemani hambaNya dalam penderitaan.

Atas kejadian itulah Nebukadnezar spontan memuji dan memuliakan Allah Israel: Allah yang disembah Daniel dkk.  Bukan  hanya memuji Allah tetapi Nebukadnezar menerbitkan titah baru yaitu kebebasan beribadah bagi Yahudi di Babelonia. Barang siapa yang menghina Allah yang disembah Daniel dkk akan dipenggal kepalanya dan rumahnya dirobohkan. Itulah hukum yang berat bagi kaum yang melanggar kebebasan beragama di Babilonia. Kaum Yahudi yang selama ini tertekan dan mengalami himpitan kebebasan beribadah akhirnya mendapatkan kebebasan. Daniel dkk mendapat promosi jabatan yang lebih tinggi di Istana Nebukadnezar.

Renungan harian ini menjadi inspirasi bagi kita: sehebat apapun kebencian orang yang hendak melihat kejatuhan kita tetaplah setia,  Tuhan tidak membiarkan orang percaya menjalani penderitaan itu sendirian, namun Dia ada dan hadir memberi pertolongan. Sebab kuasa Tuhan jauh lebih hebat dari kehebatan kejahatan. Amin.