running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Jumat, 05 Mei 2017

"JANGAN MENINDAS ORANG MISKIN" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

JANGAN MENINDAS ORANG MISKIN

Ulangan 15:7b, "Maka janganlah engkau menegarkan hati ataupun menggenggam tangan terhadap saudaramu yang miskin itu"

Setiap orang pasti tidak menghendaki dirinya miskin, namun kemiskinan selalu ada dalam kehidupan ini. Itu suatu realitas dalam masyarakat. Satu hal yang dipastikan Alkitab adalah bahwa orang miskin harus mendapat jaminan kehidupan. Itulah sebabnya Alkitab sangat keras melarang menindas orang miskin  dan umat Allah harus belarasa bagi orang miskin. Berbela rasa bagi orang miskin adalah bentuk kredo atau pengakuan iman: "kami dahulu budak di Mesir..."  Kalimat ini selalu berulang-ulang dalam Alkitab. Oleh karena mereka dahulu miskin dan diperbudak, mereka harus selalu ingat Tuhan yang membebaskan mereka dari perbudakan. Semiskin-miskinnya orang, jika mereka menjadi miskin dan harta mereka tergadai dan terjual, kaum Yahudi harus membebaskan mereka dari segala hutang; harus bebas pada Tahun Yobel atau tahun ke luma puluh.

Ada dua istilah yang dipakai bersifat larangan dalam renungan di pagi hari ini:
(1)  Jangan menegarkan hati! Menegarkan hati sama dengan mengeraskan hati, orang yang sudah meminta pertolongan namun hatinya tak bergerak oleh belas kasihan, tidak perduli dan tidak mau tahu. Mereka yang meminta uluran tangan namun hatinya sama sekali tak tergerak untuk membantu dan menolong padahal orang tersebut sangat membutuhkan uluran tangan.

(2)  Menggemgam tangan! Ada banyak arti menggemgam tangan. Sika seseorang menggemgam tangan bagi kita bisa isyarat ancaman, seseorang menunjukkan kuasa dan kekuatannya untuk menekan dan mengancam. Disini ada fresshing atau tekanan.  Menggemgam tangan bisa juga dimaknai tangan tertutup, tidak mau mengulurkan tangan bagi orang yang membutuhkan. Ini kebalikan dari membuka tangan. Umat Allah dilarang  menggemgam tangan terhadap orang miskin.

Dengan larangan ini umat Allah hendak hidup dalam saling mengasihi, memperhatikan dan penuh dengan solidaritas terhadap sesama. Orang miskin harus mendapat jaminan dan perlindungan dari sesamanya. Kita harus menyadari bahwa kemiskinan bukanlah kehendak diri sendiri, kemiskinan bisa saja terjadi bagi setiap orang. Hal menarik adalah perintah ini disampaikan sebelum mereka memasuki tanah Kanaan. Perintah ini sangat visioner dan membentuk suatu solidaritas yang kuat diantara sesama umat Allah.

Renungan di pagi hari ini, PERTAMA mengingatkan kita akan berbagai sikap terhadap sesama. Sungguh   menegarkan hati dan menggenggam tangan terhadap orang miskin merupakan larangan. Ubahlah pandangam terhadap orang miskin, mereka adalah saudara kita; jangan menghina apalagi menindas mereka. Orang miskin adalah sesama yang membutuhkan uluran tangan. KEDUA, firman ini mengajak kita jangan miskin; terus di pihak yang menerima bantuan. Ketika Bantuan Langsung Tunai (BLT) digulirkan pemerintah, angka kemiskinan meningkat tajam, semuanya berlomba miskin agar mendapat dana BLT atau raskin, bahkan ada yang marah-marah terhadap petugas karena tidak masuk dalam daftar orang miskin. Padahal ada indikator yang dibuat akan hal itu. Mindset seperti ini harus kita rubah, jika mampu mengapa harus mendaftarkan diri sebagai orang miskin.

Renungan dipagi hari  i menyentuh hati kita untuk kepedulian terhadap sesama. Jika Anda bisa memberi mengapa harus menegarkan hati? Amin.