running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Sabtu, 13 Mei 2017

"SUKACITA MEMPELAI" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

SUKACITA MEMPELAI

Yohanes 3:29, "Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh".

Sukacita paling bahagia bagi seseorang sering digambarkan pada hari pernikahan (wedding day). Pengantin sangat bersukacita karena sukacitanya telah dipenuhi, mereka dipersatukan dalam cinta kasih. Sukacita pengantin itu digambarkan dengan ungkapan "raja sehari" untuk pengantin pria dan "ratu sehari" buat pengantin perempuan. Bukan hanya pengantin yang bersuka namun seluruh keluarga, sahabat, mereka berpesta penuh dengan sukacita. Pengantin biasanya diampingi oleh sahabat khusus yang disebut pendamping pengantin. Pendamping pengantin sangat membantu sukacita pengantin: apa yang diinginkan dan diperlukan pengantin dengan penuh sukacita didengar dan dilakukan dengan baik demi kebahagiaan sang pengantin.

Hubungan pengantin dan pendamping pengantin itulah yang dianalogikan oleh Yohanes Pembaptis dengan Yesus Kristus. Yohanes Pembaptis dan Yesus adalah dua rekan kerja yang saling melengkapi. Mereka bersahabat dan saling menghormati dan saling melengkapi tugas masing-masing. Yohanes Pembaptis sejak awal menyebutkan dirinya bukan Mesias, namun yang datang kemudian.  Yohanes Pembaptis adalah perintis jalan suara yang berseru-seru di padang gurun, menyuarakan pertobatan dan membaptis sebagai kesiapan menerima mesias. Yesus sendiri sangat menghargai dan menghormati Yohanes Pembaptis, Dia datang ke sungai Yordan untuk memberi diriNya dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Keduanya adalah dua rekan yang saling memahami tugas masing-masing. Yohanes Pembaptis mengenal Yesus, khususnya setelah dia membaptis Yesus, langit terbuka dan melihat merpati turun dari sorga dan berseru: inilah AnakKu yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan."

Setelah Yesus tampil melayani dan membaptis, ada saja murid yang gagal paham akan missi gurunya. Seorang Yahudi, murid Yohanes Pembaptis gusar dan khawatir akan popularitas gurunya karena semakin banyak orang yang datang kepada Yesus. Hal itu membuat dia menanyakan kepada Yohanes Pembaptis perihal pelayanan Yesus yang membaptis seperti gurunya. Maka Yohanes Pembaptis menjelaskan bahwa sukacitanya telah dipenuhi. Sama seperti sukacita pendamping pengantin: dia berkenan mendengar dan iklas melakukan pekerjaannya sebagai pendamping pengantin, dan dia bersukacita karena sukacita pengantin telah dipenuhi. "Dia harus semakin besar dan aku harus semakin kecil" (Yoh 3:30). Demikianlah sukacita Yohanes Pembaptis terhadap berita pelayanan Yesus karena apa yang selama ini dinantikan telah dipenuhi di dalam diriNya.

Inilah kelebihan Yohanes Pembaptis yang sadar sepenuhnya akan tugas dan tanggungjawabnya, rendah hati dan paham akan apa yang dikerjakan. Dia tidak merivalkan dirinya dengan Yesus, namun menganalogikan hubungannya dengan Yesus seperti sukacita pengantin dan pendamping pengantin. Dia bersuka cita atas pelayanan Yesus telah dimulai.

Marilah ikut bersukacita seperti sukacita Yohanes Pembaptis yang memahami dan mengenali pelayanan Yesus untuk memenuhi missi keselamatan Allah untuk dunia ini. Yesus telah datang ke dunia ini untuk memenuhi janji keselamatan Allah.

Jangan seperti murid Yohanes Pembaptis, gagal paham akan apa tugas dan missi gurunya sehingga mendatangkan konflik, gusar dan galau. Padahal Yohanes sendiri sangat bersukacita bahkan sukacitanya telah terpenuhi. Yesus menginginkan kita bersukacita, karena untuk itulah Dia datang, mengorbankan diriNya demi sukacita kita. Marilah bersukacita bersama Yesus dalam segala aktifitas kita. Sukacita kita juga telah digaransi oleh Yesus yang akan bersama-sama menikmati perjamuan di dalam Kerajaan Sorga. Amin.