running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Senin, 29 Mei 2017

"KEBERANIAN MENGHAMPIRI TAKHTA KASIH KARUNIA" Renungan Harian Pdt.T.B.Pasaribu, S.Th

"KEBERANIAN MENGHAMPIRI TAKHTA KASIH KARUNIA"

Ibrani 4:16, "Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya".

Beriman butuh keberanian, itu suatu kesimpulan yang kita temukan dalam renungan hari ini. Keberanian untuk menghampiri takhta kasih karunia yang dianugerahkan oleh Allah kepada manusia di dalam diri Yesus Kristus. Yesus Kristus telah mendamaikan kita dengan Allah. Dia adalah Imam Besar yang mendamaikan manusia dengan Allah. Pada pihak Allah, Allah telah mau berdamai dengan manusia, melupakan dosa dan pelanggaran kita. Allah menggantikan tuntutan dengan anugerah. Pada pihak manusia, memasuki realitas baru yaitu hidup baru di dalam kasih karunia. Bukan lagi Adam yang diasingkan dari Eden, namun yang telah dirangkul oleh kasih karunia di dalam diri Yesus Kristus.

Mengapa manusia butuh keberanian menghampiri Allah? Hal ini sangat menarik untuk dipahami bahwa dosa membuat manusia takut kepada Tuhan. Lihatlah ketika Adam jatuh ke dalam dosa. Adam bersembunyi dihadapan Allah. Demikian dengan Kain yang membunuh adiknya Habil memiliki ketakutan. Sekalipun dia mencoba membohongi Allah, pada akhirnya mengakui di hadapanNya. Kemudian Allah memberi tanda bagi Kain dan jaminan tak akan ada yang membunuhnya. Dosa telah membuat kita takut berhadapan muka dengan Allah. Namun oleh Yesus Kristus Kristus kita telah menerima pengampunan dan pendamaian. Kita dipanggil bukan untuk dihukum melainkan untuk diselamatkan dan memperoleh anugerah.

Demikianlah penulis kitab Ibrani ini mengajarkan agar kita memiliki keberanian untuk menghampiri takhta anugerah. Kita harus percaya bahwa kita telah dibenarkan di dalam diri Yesus Kristus. Dosa kita telah dihapusNya dan kita harus berani menghampiri takhta kasih karunia.

Mungkin pernah Anda mendengar kisah telor rajawali dierami oleh induk ayam. Setelah menetas rajawali tak terbang namun seperti anak ayam lainnya, mengais dan ikut induknya. Setelah ada rajawali terbang di atas dia, lama kelamaan ia sadar bahwa dia juga burung raja wali yang bisa terbang dan setelah dicobanya ia pun bisa terbang.  Benar atau tidak kisah itu boleh juga dicoba. Namun menurut saya itu hanya contoh  mengingatkan bahwa kita adalah anak-anak terang, anak-anak yang diberi kasih karunia, maka harus berani meninggalkan hidup lama dan memasuki kehidupan baru di dalam kasih karunia Kristus. Selagi kita hidup tidak berubah dan memasuki kehidupan baru tentu kita tidak merasakan manfaat dan pertolongan Tuhan dalam hidup kita yang mendapat kasih karunia. Amin.