running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Jumat, 26 Mei 2017

“SEMBAHLAH DIA, SATU-SATUNYA ALLAH YANG MENCIPTAKAN LANGIT DAN BUMI” Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

“SEMBAHLAH DIA, SATU-SATUNYA ALLAH YANG MENCIPTAKAN LANGIT DAN BUMI”

Wahyu 14:7, "Dan ia berseru dengan suara nyaring: Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air."

Salah satu tujuan penulisan kitab Wahyu adalah meneguhkan jemaat mula-mula menghadapi penderitaan dan penganiayaan terhadap kekristenan. Kaisar Romawi semakin menunjukkan permusuhan besar terhadap kekristenan dan juga termasuk ekstrimis Yahudi seperti gerakan-gerakan Zelotis. Puncak kemarahan Kaisar Romawi adalah ketika Kaisar Nero yang memerintahkan pengepungan dan penghancuran Bait Suci Yerusalem tahun 70. Hal itu dilakukan untuk menghentikan perlawanan dari kelompok-kelompok yang dicurigai kepada pihak kelaisaran. Bait Suci akhirnya hancur dan semua orang Yahudi dan umat Kristen menjadi sasaran kebencian Kaisar. Bukan hanya itu tahun 80-90 muncul Kaisar Domitianus yang mengeluarkan perintah agar seluruh penduduk Romawi menyembah dia sebagai dewa orang Romawi. Perintah ini membuat penderitaan semakin lengkap karena Yahudi dan kekristenan tidak menyembah dewa. Konsekwensi penolakan penyembahan kaisar akan berat yaitu hukuman mati bahkan ada yang dimasukkan ke gua singa sebegai tontonan dan sebahagian dibakar hidup-hidup sebagai obor di jalan. Cara itu dilakukan sebagai peringatan bagi setiap usaha melawan perintah kaisar.

Pergumulan itulah yang dialami jemaat mula-mula dalam konteks renungan ini. Kitab Wahyu mengingatkan agar tidak mau tunduk pada kaisar dan menyembahnya. Orang percaya harus lebih takut kepada kepada Tuhan dari pada manusia. Hanya Tuhan satu-satunya yang harus disembah dan dipuja, yaitu Tuhan Allah yang menciptakan langit dan bumi, yang kita kenal di dalam nama Yesus Kristus. Dialah Tuhan dan Raja yang memberikan kehidupan. Dialah air hidup yang memberikan kehidupan yang kekal bagi setiap orang yang percaya kepadaNya.

Jangan takut, bertahanlah dan tetaplah setia dalam prinsip iman yang kuat itu karena malaikat memberitahukan bahwa tidak lama lagi penghakiman itu akan datang. Setiap orang akan dilucuti dan memberikan pertanggungjawaban hidupnya di hadapan Allah.  Lebih baik setia dan menahan dalam penderitaan karena upah orang setia akan memperoleh kehidupan kekal, dari pada menyangkal iman kehilangan pengharapan dan mendapat penghukuman kekal. Dalam ayat berikutnya malaikat memberitahukan bahwa tinggal sesaat lagi Babilonia itu akan runtuh. Istilah Babilonia itu ditujukan kepada Kaisar yang menganiaya kekristenan.

Ujian terhadap iman dan setia kepada Allah menjadi kunci pokok dalam renungan ini. Memang konsekwensinya sangat berat apalagi diperhadapkan dengan hukuman yang berat. Beriman, konsekwensinya taruhan nyawa, sama seperti pengalaman Daniel dkk di Babilonia yang dipaksa menyembah Nebukadnezar. Namun Tuhan melindungi dan menjaga Daniel dkk.

Kesetiaan kepada Allah Pencipta  dan kepada Yesus Kristus merupakan harga mati. Apalah artinya segala sesuatu dapat dimiliki di dunia ini namun kehilangan nyawanya? Firman ini menguatkan jemaat mula-mula agar tetap setia di dalam iman dan menyembah Allah saja, satu-satunya Allah yang harus dipuji dan disembah.

Tantangan iman kita tentu sangat berbeda dengan jaman kitab ini. Kita saat ini diuji bukan karena tekanan, namun lebih banyak karena godaan dan cobaan. Dalam setiap cobaan dan pergumulan yang kita hadapi setialah di dalam iman. Hanya Tuhan Pencipta langit dan bumi satu-satunya Allah yang kita sembah yang memberikan kehidupan bagi kita. Jangan sampai kehilangan pengharapan dan upah yang sudah dipersiapkan bagi orang yang percaya. Yaitu kehidupan yang kekal. Amin.