running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Senin, 01 Mei 2017

"TUKANG PERIUK ATAS TANAH LIAT" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

TUKANG PERIUK ATAS TANAH LIAT

Yeremia 18:6, "Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!"

Jika Anda pernah berkunjung ke pengerajin tembikar, maka sangat mudah memahami teks renungan di pagi hari ini. Tembikar adalah berbagai karya yang terbuat dari tanah liat seperti: periuk,  kendi air,  pot bunga atau vas bunga, dan keperluan lainnya. Tukang tembikar memilih tanah liat, mengolahnya dan membentuknya sesuai dengan keinginannya. Jika tidak sesuai dia segera mememecahkannya dan mengulang lagi sampai sesuai dengan yang diinginkannya. Tembikar jadi menurut kehendak pembuatnya. Tidak ada tembikar yang menginginkan bentuknya yang begini dan begitu tetapi sepenuhnya tergantung kepada pembuatnya. Kuasa mutlak atau otoritas sepenuhnya tergantung pada tukangnya.

Demikianlah Yeremia membuat contoh bagi umat Allah dalam pembuangan. Seperti tukang periuk atau tembikar atas tanah liat demikian otoritas Allah membentuk umatNya. Jaman Yeremia hal sangat mudah dicerna, karena alat alat rumah tangga sepeti periuk, kendi air, dll masih banyak terbuat dari tanah liat. Semua peralatan ini dibentuk menurut kehendak tukang periuk: mulai dari memilih jenis tanah, menumbuknya sampai halus, membentuk melalui suatu seni khusus hingga pengeringan sehingga  menjadi  bentuk jadi. Menurut Yeremia, demikian umat Allah  yang tidak setia terus dalam pembentukan. Dengan contoh ini pembentukan Israel menjadi umat Allah dan Allah menjadi Allah mereka terus menerus terjadi, bukan hanya jaman bapak leluhur Abraham, Ishak dan Yakub, zaman Musa hingga raja-raja sàmpai ke pembuangan masih terus dalam upaya pembentukan umatnya yang sesuai dengan kehendak Allah.

Penjelasan Yeremia hal situasi pembuangan menimbulkan harapan baru, bahwa situasi ini adalah bahagian dari rencana Allah untuk membentuk umatNya seturut dengan kehendakNya. Pembuangan bukanlah penghangusan atas umat Israel. Dengan contoh ini pembuangan bukanlah kisah akhir perjalanan umatNya, tetapi bagian dari tahapan rencana Allah.

Apa yang menarik disini adalah marilah kita menyerahkan diri dibentuk oleh Allah. Allah telah mengasihi kita dan memilih kita menjadi umat pilihan, umat kesayanganNya. Jika kita memasuki situasi situasi baru, marilah kita serahkan sepenuhnya kepada Allah karena itu bahagian dari pembentukan rencana indah Allah. Amin.