running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Selasa, 30 Mei 2017

"MISSI PEMBEBASAN" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

MISSI PEMBEBASAN

Yesaya 42:7, "Untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara".

HKBP salah satu gereja di Sumatera Utara memiliki satu lembaga sosial (panti karya) yang disebut dengan HEPATA. Tempat ini para penyandang disabilitas (buta dan lumpuh) dilatih untuk memiliki berbagai keterampilan; kerajinan tangan, bertani dan juga seni, sehingga mereka dapat mandiri dan hidupnya produtktif. Hingga saat ini lembaga ini terus melakukan pelayanan sebagai praksis pembebasan bagi penyandang disabilitas. Nama HEPATA diangkat dari perkataan Tuhan Yesus ketika menyembuhkan seorang yang tuli dan bisu dalam narasi Markus 7:34. Ini salah satu contoh gereja yang melaksanakan tugas mulia dalam pelayanan untuk membebaskan saudara kita yang dari beban hidup yang dialami. Gereja (baca: orang percaya) dipanggil untuk ikut berperan membebaskan sesama dari berbagai bentuk yang menghambat dan membebani hidupnya.

Dapat kita bayangkan bagaimana rindunya seorang buta. Dunia ini gelap dan oleh kebutaannya dia terbatas ruang geraknya. Demikian dengan seorang tahanan yang rindu  mendapat gratia pembebasan. Dikungkung dan dibatasi oleh terali dan tembok-tembok. Dalam Perjanjian Lama, penjara bagi tahanan berat dibuat di ruang bawah tanah agar semakin sulit dibebaskan. Ruangan yang sangat gelap hanya satu titik cahaya yang didesain sedemikian rupa. Dalam kondisi buta dan tawanan satu-satunya kerinduan dan harapannya adalah pembebasan; bebas dari kebutaan dan bebas dari tahanan. Demikianlah kehadiran Allah untuk menyelamatkan manusia. Apa yang membatasi, membebani dan memenjarakan diri seseorang dibebaskan oleh Tuhan.

Orang percaya yang telah menerima keselamatan dipanggil untuk missi pembebasan. Hal itu dilakukan sebagai ungkapan syukur atas keselamatan yang Tuhan berikan. Amanat ini disampaikan oleh nabi Yesaya bahwa umat Allah dipanggil dan diselamatkan untuk menjadi terang bagi bangsa-bangsa, membuka mata orang buta, melepaskan mereka yang tertawan dan membawa mereka yang duduk di dalam kegelapan (Yes 42:6-7). Bagaimana mereka bisa melakukan ini sementara mereka berada dalam pembuangan Babel? Inilah mental pembuangan. Seolah membebaskan diri dulu baru melakukan bagi orang lain. Mentalitas pembebasan adalah dalam segala keterbatasan diri kita dapat melakukan sesuatu bagi orang lain. Memang benar jauh lebih sulit membebaskan diri sendiri. Sekalipun demikian nabi Yesaya dalam renungan ini mengatakan bahwa
Tuhan telah menyelamatkan kita dan memanggil kita untuk menjadi terang bagi bangsa-bangsa.

Tentu masih bayak disekitar kita yang "buta" dan "terpenjara". Buta karena gelap mata tak melakukan kebaikan. Matanya terbuka namun tak tergerak melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Buta yang demikian jauh lebih parah dari buta fisik. Demikian dengan manusia yang terdera oleh berbagai kepentingan, hutang, ambisi dan obsesi diri. Jangan biarkan hidupmu diikat dan didera oleh berbagai perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak Allah. Sesungguhnya kita telah dibebaskan dan dimerdekakan Kristus, karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi diperhamba oleh dosa (band. Gal 5:1). Kita dapat beranjak dari berbagai hak yang membatasi dan memenjarakan kita dalam hidup ini.

Renungan  harian in mengingatkan kita akan tugas orang percaya. Kita dipanggil untuk meretas segala belenggu dosa, belenggu penindasan dan belenggu yang menghambat dan membatasi manusia untuk hidup dalam kasih karunia Tuhan. Jika lembaga/panti karya Hepata membebaskan orang buta dan lumpuh hingga produktif dalam hidupnya, tentu masih banyak yang dapat kita lakukan terhadap sesama agar terbebas dari belenggu hidupnya. Amin.