running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Sabtu, 27 Mei 2017

"PERSEMBAHAN YANG MENGUBAH KEPUTUSAN TUHAN" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

"PERSEMBAHAN YANG MENGUBAH KEPUTUSAN TUHAN"

Kejadian 8:21, "Ketika TUHAN mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya: "Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan".

Dosa telah membuat Tuhan menyesal menciptakan manusia. "Allah menyesal" suatu kalimat yang sangat jarang ditemukan dalam Alkitab. Hanya satu kali dalam kitab Kejadian (6:6) dan 3 kali dalam kitab nabi-nabi (Yeremia 18:10; Amos 7:3,6). Konteksnya adalah Allah menyesal karena telah merencanakan hukuman bagi manusia. Hukuman itu karena dosa yang sudah keterlaluan. Dalam Kejadian 6 bahwa dosa telah merajalela, manusia memproduksikan dosa dan di dalam hatinya hanya kejahatan. Maka Tuhan menghukum manusia dan penghuni bumi. Hanya Nuh  dan keluarganya yang mendapat kasih karunia. Itu pun sudah mendapat tantangan dari masyarakat karena Nuh membuat perahu. Bagi yang binasa pekerjaan Nuh adalah sesuatu yang tak lazim, namun Nuh sebagai orang saleh dan berpegang pada perintah Tuhan tetap membuat bahtera sesuai perintahNya. Oleh perahu Nuh dan keluarganya selamat.

Jika oleh dosa, Allah telah mendatangkan murka, maka oleh persembahan yang harum dari Nuh Allah berjanji tidak mendatangkan hukuman kepada manusia lewat air bah. Persembahan Nuh disukai Tuhan. Hal ini mengingatkan kita bahwa hal yang dikehendaki Tuhan dari manusia adalah persembahan. Persembahan bukan hanya kurban ternak atau kurban bakaran di hadapan Allah namun persembahan dengan arti luas mempersembahan hidup ini untuk pelayanan dan kemuliaan Tuhan (Baca Rom 12:1)

Persembahan Nuh telah membuat keputusan penting Tuhan tentang jaminana keselamatan manusia dan penghuni bumi.  Setelah Nuh keluar dari bahtera hal pertama dilakukan oleh Nuh membangun altar persembahan, beribadah dan membakar korban persembahan bagi Tuhan. Atas korban yang harum itu Allah membuat suatu keputusan penting ditandai dengan bujur Tuhan bahwa tak akan mendatangkan air bah untuk menghukum manusia dan penghuni bumi ini. Bahkan ada kalimat penting, sekalipun hatinya jahat sejak kecil namun Tuhan tidak membinasakan mereka.

Namun tidaklah boleh disalah artikan bahwa Allah membiarkan manusia berhati jahat. Sama sekali tidak.  Penghukuman seperti masa air bah tidak akan pernah lagi. Tuhan panjang sabar dan penuh kasih karunia, tidak dibalaskanNya setimpal dengan apa yang kita perbuat. Sekalipun kasihNya tidak terukur namun tetap menghukum kejahatan dan puncak hukuman  itu adalah pada penghakiman kelak. Manusia berdiri dihadapan Allah mempertanggungjawabkan hidupnya.  Tuhan tidak menghendaki dosa. Upah dosa adalah maut. Namun Allah sendiri telah menggantikan  hukuman itu dengan kasih karunia. Yesus telah mati di kayu salib untuk.menggantikan kita manusia berdosa. Sesungguhnya dosa kitalah yang ditanggungNya sehingga kita dibenarkan dan beroleh kasih karunia di hadapan Allah.

Apa yang menarik dari renungan ini? Sungguh besar peran orang yang mendapat kasih karunia. Tuhan berkenan atas kurban Nuh. Tuhan menetapkan  tak akan mengutuk bumi dan membinasakan manusia seperti hukuman air bah. Demikian halnya dengan Abraham, ketika Tuhan hendak menjatuhkan hukuman terhadap Sodom dan Gomora, seolah ada tawar menawar Abraham dengan Tuhan sebelum menjatuhkan hukuman. Namun hal Sodom dan Gomora tak terelakkan lagi. Orang benar dan yang mendapat kasih karunia dari Tuhan sangat berperan menjadi berkat bagi sesama dan bagi dunia ini. Marilah menyampaikan doa syafaat untuk kebaikan bangsa dan negara kita. Mari kita menyampaikan permohonan untuk kesatuan dan persatuan bangsa kita, agar Tuhan tidak mendatangkan murkaNya atas perilaku dan perbuatan segelintir orang yang merusak kedamaian dan ketenteraman kita. Amin.