running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Sabtu, 16 September 2017

"AJARLAH KAMI BERDOA" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

AJARLAH KAMI BERDOA

Lukas 11:1, "Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya: "Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya."

Doa adalah bahagian yang tidak terlepaskan dari kehidupan orang beragama. Perhatilanlah, setiap orang beragama ada disiplin dalam doa. Bagi orang Kristen tradisi berdoa banyak diwariskan dari tradisi kaum Yahudi. Tradisi doa kaum Yahudi dapat kita temukan dalam kitab Mazmur: doa pagi, siang dan malam dan juga doa-doa yang bersifat kasual, doa pribadi dan doa umat yang disampaikan secara bersama-sama. Kaum Yahudi sangat ketat dalam hal berdoa. Yesus juga mengikuti disiplin doa secara teratur. Jika kita membaca kitab Injil kita akan menemukan aktifitas Yesus yang senantiasa berdoa: berdoa di saat subuh, sebelum melakukan pekerjaan, setelah melaksanakan pekerjaan dan sebelum istirahat malam.

Keindahan praktek doa yang dilaksanakan oleh Yesus mendorong murid-muridNya meminta agar Yesus mengajari mereka berdoa. Permintaan ini juga berkaitan dengan apa yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis yang mengajarkan murid-muridnya berdoa dan hidup dalam disiplin rohani sebagai komunitas Eseni. Komunitas Eseni adalah kelompok masyarakat yang hidup tahun 1 sebelum Masehi  dan masih ada zaman Yesus. Salah satunya adalah Yohanes Pembaptis.  Golongan Eseni ini hidup mengasingkan diri dari keramaian (retreat), mereka meninggalkan harta benda mereka dan hidup beraskese di gua-gua dan hutan. Dalam prakteknya mereka hidup selibat, berpuasa dan terus berdoa membaca kitab suci dan menantikan Mesias. Praktek hidup kaum Eseni ini banyak ditemukan dalan naskah-naskah Qumran (naskah-naskah Laut Mati). Naskah Qumran ini paralel dengan Alkitab diperkirakan dituliskan oleh kaum Eseni ini. Kelompok Eseni memusatkan hidupnya di dalam doa dan askese.

Ajarlah kami berdoa! Permintaan ini dikabulkan oleh Yesus dengan mengajarkan murid-murid berdoa. Doa yang diajarkan oleh Yesus adalah Doa Bapa Kami. Dengan pengajaran ini Yesus hendak mengajarkan kepada murid-muriidNya untuk berdoa: namun berdoa bukan seperti kaum Eseni meninggalkan dunia dan beraskese. Yesus mengajarkan kita bagaimana kita hidup di dunia ini memohon kekuatan dan penyertaan Tuhan. Yesus mengajarkan murid-murid berdoa melalui Doa Bapa Kami. Dalam doa  yang diajarkan Yesus ini kita menemukan bahwa: (1) berdoa adalah mengakui dan menerima Allah dalam hidup kita. (2) permohonan akan kebutuhan hidup dan (3) pujian dan kemuliaan bagi Tuhan.

Dalam perikop lain Yesus mengajarkan hal berdoa (Mat 6:5-7). Hal berdoa bukan mau menunjukkan kesalehan diri. Itulah sebabnya Yesus mengkritik orang yang berdoa di muka umum, di pinggir jalan seperti orang Farisi agar dilihat orang. Sekali lagi, berdoa bukanlah bertujuan agar dilihat orang atau agar dinilai orang sebagai orang saleh. Berdoa adalah berkomunikasi dengan Tuhan. Berdoa adalah kualitas hubungan pribadi dengan Tuhan.

Di dalam persekutuan jemaat, Yesus juga mengajarkan agar doa tidak berteletele atau lewat ungkapan-ungkapan kata-kata yang enak di- dengar. Berdoa bukanlah untuk dipuji orang, tujuan doa bukanlah telinga  orang yang mendengarkannya, berdoa adalah bertujuan kepada Allah, Bapa yang senantiasa membuka diri atas segala permohonan kita.

Renungan di pagi ini merupakan permohonan kita bersama: Tuhan ajarlah kami berdoa, sekaligus mengarahkan aktifitas hidup kita agar menjadi pendoa. Seperti murid-murid Yesus yang hidup disiplin di dalam doa, demikian hendaknya kita agar tetap berdoa. Doa adalah nafas hidup kita. Mari senantiasa berdoa meminta kekuatan dan petunjuk akan apa yg hendak kita kerjakan dalam hidup ini. Amin.