running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Jumat, 08 September 2017

"MELIHAT ALLAH" (Matius 5:8) Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

MELIHAT ALLAH (Matius 5:8)

"Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah".

Dapatkah kita melihat Tuhan? Dalam tradisi Perjanjian Lama (PL) Allah itu kudus, agung dan mulia, tak ada yang sanggup berdiri di hadapan Allah wajah ke wajah. Contoh: Musa harus menanggalkan kasutnya ketika hendak menghadap Tuhan yang maha kudus. Musa menutup mukanya karena takut melihat Tuhan (Kel 3:5-6 ). Demikian dengan Yesaya ketika Tuhan menampakkan diri padanya, "Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam." (Yes 6:5). Dua contoh ayat tersebut bahwa dalam konsep PL ada pemahaman bahwa manusia tak sanggup melihat Tuhan. Dalam beberapa narasi PL,  Allah menampakkan diri kepada manusia lewat penampakan, kehadiran malaikat atau mimpi.

Manusia tidak dapat melihat Allah karena Dia kudus, agung dan mulia. Bukan hanya itu, bagi seorang Yahudi menyebutkan tulisan Ibrani YHWH saja tidak bisa dan setiap menemukan kata YHWH mereka harus membacanya menjadi 'Adonai'. Inilah konsep kaum Yahudi tentang Allah yang maha kudus dan manusia tak sanggup melihat Allah. Namun agak berbeda dengan kehadiran Yesus, Allah itu kita pahami sebagai Allah yang Imanuel. Allah yang hadir dan beserta manusia (basa Mat 1:23), namun sejak kenaikan Yesus Kristus kita tidak pernah lagi melihatnya sampai kedatanganNya dalam kemuliaanNya. Namun kita harus percaya sekalipun tidak melihat. (Yoh 20:29). Maka menjadi pertanyaan, apakah yang dimaksudkan oleh Yesus dalam Mat 5:8 tentang melihat Tuhan?

Berbahagialah orang yang suci hati. Ada sukacita dan bahagia bagi orang yang suci hatinya.  Suci berarti bersih, "pure" atau murni. Disatu sisi kita tahu bahwa manusia telah jatuh ke dalam dosa. Dosa telah merusak hubungan manusia dengan Allah, sesama dan dirinya sendiri. Kita disucikan atau dikuduskan hanya melalui darah Yesus Kristus. Manusia tidak dapat memurnikan hatinya lewat puasa, bertapa atau lewat askese. Kemurnian hati juga tidak diperoleh melalui ketaatan atas peraturan-peraturan dan pantangan-pantangan tertentu hingga mencapai tahapan spiritualitas tertinggi. Kemurnian hati hanya diperoleh karena darah Yesus Kristus. Di dalam Yesus Kristus kita dimurnikan dan disucikan. Kemurnian hati orang percaya dipelihara oleh Roh Kudus. Bagi Paulus kemurnian hati adalah harta yang indah bagi orang percaya (2 Timotius 1:14).

"Melihat Allah" dalam konteks Mat 5:8 bukanlah dimaksudkan  dengan melihat dengan mata berhadapan mata dengan Allah. Melihat Allah lebih lebih bertujuan pada mengetahui dan mengenal kehendakNya. Orang yang suci hatinya, dalam keadaan apapun dapat menimbang dan melihat apa yang benar dan apa kehendak Allah. Hati nurani kita akan menggerakkan apa yang harus kita lakukan dalam hidup ini.  Masalahnya adalah, orang sering mengabaikannya, mengambil keputusan karena berbagai faktor dan kepentingan.

Inilah kelebihan orang percaya dalam dunia yang abu-abu dan samar-samar. Orang percaya tidak dapat diperdaya oleh apapun. Namun oleh iman yang murni, orang percaya mengetahui dan mengenal kehendak Allah di dunia ini. Dalam keadaan tak berdaya dan tak bertenaga sekalipun, nurani yang murni akan memberitahu apa yang berkenan bagi Tuhan.

Renungan di pagi hari ini mengingatkan kita untuk senantiasa memelihara kemurnian hati, obyektif berpikir dan meminta tuntunan Roh Kudus sehingga kita tahu apa kehendak Allah dan melakukan apa yang benar bagiNya. Tuhan memberkati! Amin.