running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Jumat, 15 September 2017

"KASIHNYA TAK BERKESUDAHAN" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

KASIHNYA TAK BERKESUDAHAN

Yeremia 18:14-15, "Masakan salju putih akan beralih dari gunung batu Siryon? Masakan air gunung akan habis; air yang sejuk dan mengalir? Tetapi umat-Ku telah melupakan Aku, mereka telah membakar korban kepada dewa kesia-siaan; mereka telah tersandung jatuh di jalan-jalan mereka, yakni jalan-jalan dari dahulu kala, dan telah mengambil jalan simpangan, yakni jalan yang tidak diratakan".

Puncak pegunungan tertinggi di Indonesia adalah Puncak Jaya di Papua. Sampai sekarang di puncak Jaya ada gumpalan salju membuatnya putih dan pegunungan di bawahnya menjadi subur karena tetesan salju terus mengaliri tanah dibawahnya. Demikianlah Pegunungan Libanon, atau disebut juga Gunung Batu Siryon, selain putih karena batu kapur namun pegunungan ini berada pada titik 3.000 Meter atau lebih di atas permukaan air laut. Karena ketinggian demikian secara alamiah pada puncuknya ada salju putih yang bertahan lebih dari enam bulan. Selain pemandangan indah, salju di atas akan terus mengalir dan membuat pohon di bawahnya tumbuh subur. Pohon yang lebat akan menahan air dan menjadi sumber air yang terus bertahan sepanjang tahun. Ungkapan inilah yang dipakai oleh Yeremia tentang kasih Allah yang tak berkesudahan, seperti  gunung Libanon tak akan kehabisan sumber air. Air akan terus mengalir sepanjang tahun dan tak akan pernah habis. Itulah sebabnya Yeremia memakai istilah: "masakan salju putih akan beranjak dari gunung batu Siryon (Lebanon)?"

Air yang tak berkesudahan dari pegunungan Libanon, demikianlah kasih Allah yang tidak berkesudahan atas umatNya. Sekalipun umatNya sendiri telah melupakan Tuhan dan mereka memberikan korban bakaran kepada Baal yang dianggap mereka dapat memberikan kehidupan. Allah tidak langsung menghukum  seturut dengan pelanggaran kita. Namun Dia mengampuni dan memaafkan. Dia menjauhkan dosa dan pelanggaran kita sejauh timur dari barat, Dia tidak akan mengingat-ingat kesalahan kita. Dalam naungan kasihNya Tuhan merangkul kita dengan penuh cinta kasih.  Allah itu penuh kasih setia, dan rahmatNya tak berkesudahan bagi umatNya.

Yeremia memgingatkan umat Allah dan juga kita saat ini. Jika kasih Tuhan itu tak berkesudahan, mengapa harus menghabiskan waktu kepada hal yang tidak berguna dengan menuruti ilah lain? Jika Tuhan itu merangkul kita dengan kasihNya dan melindungi kita dari segala bahaya yang mengancan kehidupan, mengapa pergi memohon petunjuk dan perlindungan dari kekuatan dunia ini? Inilah renungan yang mendalam dari Yeremia: Berbaliklah kepada Allah karena Dia penuh kasih karunia. Jika terjadi hal sulit dan memasuki pergumulan jangan berputus asa, Tuhan itu seperti tukang periuk menempa tembikar. Tukang periuk akan membentuk tembikar seturut kehendak pembuatnya. Demikian Tuhan membentuk kita seturut dengan bentuk dan keadaan yang dikehendaki olehNya. Jika hal sulit terjadi dalam hidup kita bukan berarti Tuhan melupakan kita, namun dalam segala keadaan Tuhan akan menunjukkan kasih setiaNya. Amin.