running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Senin, 25 September 2017

"NYANYIKANLAH MAZMUR BAGI TUHAN" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

NYANYIKANLAH MAZMUR BAGI TUHAN

Mazmur 30:4, "Nyanyikanlah mazmur bagi TUHAN, hai orang-orang yang dikasihi-Nya, dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus!"

Ada dua hal yang diajak oleh renungan di pagi hari ini. Pertama adalah ajakan bagi orang-orang yang telah memperoleh kasih karunia untuk bermazmur bagi Tuhan. Kedua adalah ajakan bagi umat Allah untuk menyampaikan persembahan kepada Tuhan.

Mazmur atau 'mizmor' adalah nyanyian yang diiringi oleh alat musik. Syair lagu didendangkan sedemikian rupa dan diiringi oleh musik seperti kecapi, gambus, dll. Jadi dalam bermazmur ada syair pujian, ada suara indah, ada gerak tari dan bunyi musik. Di kalangan Yahudi tidak pernah disebut bermazmur tanpa musik. Sama seperti orang Batak, misalnya manorotor tapi tak ada gondang. Jika disebut manortor harus diiringi oleh gondang. Jadi mazmur ini tentu bermaksud agar orang-orang yang dikasihi Tuhan, orang-orang yang merasakan kasih karunia Tuhan dalam hidupnya ikut pada ajakan pemazmur: memuji dan memuliakan Tuhan. Ikutlah dalam barisan pemazmur yang bersukacita menyanyi bagi Tuhan, beribadah memuliakan nama Tuhan di baitNya yang kudus.

Ajakan kedua dari renungan di pagi hari ini adalah untuk memberikan persembahan bagi Tuhan.  Berikanlah persembahan yang terbaik bagi Tuhan. Dalam tradisi Israel mereka tak hanya diwajibkan untuk beribadah tetapi memiliki kewajiban untuk menyampaikan berbagai  jenis persembahan: berupa kurban bakaran, perpuluhan dan persembahan syukur dll.  Mereka semua melakukannya dengan taat bahkan dianggap sebagai hutang.  Seorang Yahudi akan merasa berhutang jika dia tidak pulang sekali setahun untuk ziarah (ibadah) ke Yerusalem. Beribadah dan memberikan persembahan telah menjadi bahagian dari hidupnya.

Di dalam memberi persembahan, kita diingatkan bahwa Tuhanlah sumber dari segala   karunia. Kita harus mengingat bahwa dalam memberi persembahan bukan Tuhan yang membutuhkan apa yang kita beri, tetapi hendak membuktikan bahwa kita adalah orang yang bersyukur karena apa yang kita miliki adalah pemberian Tuhan. Dari yang diberikan Tuhan, kita persembahkan untuk pelayanan bagi Tuhan. Ketika kita memberikan persembahan adanya pengakuan atas pemberian Allah dan kesediaan kita mempersembahkan yang kita miliki menjadi alat kemuliaan Allah.


Mari sambut renungan di pagi hari ini dengan ikut menempa diri menjadi orang yang bermazmur bagi Tuhan, beribadah di baitNya yang kudus dan ikut membawa persembahan yang harum bagiNya melalui buah-buah pekerjaan kita. Amin.