running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Rabu, 13 September 2017

"TUNJUKKANLAH JALANMU" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

TUNJUKKANLAH JALANMU

Mazmur 32:8, "Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu".

Ada satu lagu dari D'Lyoid yang mengisahkan lagu yang hampir-hampir putus asa, tak sanggup lagi menjalani hidup yang penuh penderitaan. Satu-satunya pertolongan adalah mengadu dan memohon petunjuk dari Tuhan agar ada jalan yang dapat ditempuhnya mengakhiri semua derita yang terjadi dalam kehidupannya:

Haruskah hidupku terus begini
Dengan derita yang tiada akhir
Kemanakah jalan yang harus ku tempuh
Agar ku bahagia

Oh Tuhan berikan petunjukMu
Untuk ku jadikan pegangan hidupku
Katakan salahku dan apa dosaku
Sampai ku begini

Aku tak sanggup lagi
Menerima derita ini
Aku tak sanggup lagi
Menerima semuanya

Oh Tuhan berikan petunjukMu
Untuk ku jadikan pegangan hidupku
Katakan salahku dan apa dosaku
Sampai ku begini

Syair lagu di atas terjawab oleh renungan di pagi hari ini. Tuhan senantiasa memberikan jalan. Seperti pengalaman pemazmur mengakui bahwa  Tuhan tak akan membiarkan orang-orang yang dikasihiNya tenggelam oleh derita dan pergumulan yang menimpanya. Tuhan selalu memberikan jalan yang kita tempuh mengakhiri pergumulan kita.  Jangan katakan tak sanggup lagi, namun dalam beban yang terberat sekalipun,  jalanilah menurut petunjuk yang diberikan Tuhan.

Bagaimana kita mengetahui petunjuk dari Tuhan? Mazmur ini menjawab: "mataku tertuju kepada Tuhan". Ini suatu kesaksian bahwa  pertolongan baginya hanya dari Tuhan. Pemazmur hanya memandang Tuhan, pemazmur tidak tergoda akan jalan alternatif yang mengingkari imannya.

Ada banyak yang tak sanggup mengakhiri beban hidupnya dengan 'exit permit" atau lari dari tanggungjawab dan bahkan hingga bunuh diri. Satu bulan lalu berulang kali ditayangkan media teve hal penjualan bayi dengan alasan adalah hanya ekonomi, tak sanggup membiayai dan faktor hubungan gelap yang tidak bertanggungjawab dll. Tahun lalu di Sumut pertistiwa mengagetkan masyarakat seorang mahasiswa berprestasi bunuh diri karena ditinggal pacar? Dan mungkin masih banyak kasus-kasus lain yang menunjukkan jalan sempit yang ditempuh orang untuk mengakhiri beban dan derita. Ini adalah jalan sempit hidup yang tidak berpengharapan. Tuhan itu baik dan memberikan jalan keluar atas apa yang kita alami. Bahkan lewat derita yang kita pikir dapat menjadi kesaksian bagi orang lain. Contoh seorang pendeta di P Siantar yaitu Pdt Balosan Rajagukguk (alm) mengalami gagal ginjal, dia harus cuci darah 3 kali seminggu. Dalam beberapa kali berjumpa dengan beliau dia begitu semangat menceritakan pengalamannya memotivasi orang lain. Dia terus menjalaninya dengan semangat bahkan menjadi motivatior bagi orang lain yang cuci darah, pemberi semangat dan membuat orang lain bisa senyum dan tertawa menjalani hari-harinya yang sudah menunggu ajal. Beliau meninggal setelah menjalani cuci darah hampir sepuluh tahun.

Renungan di pagi hari ini memberikan semangat bagi kita untuk senantiasa berpengharapan kepada Tuhan. Tuhan itu baik dan selalu memberi jalan bagi kita. Amin.