running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Jumat, 22 September 2017

"PEGANGLAH APA YANG BAIK" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

PEGANGLAH APA YANG BAIK

1 Tesalonika 5:21, "Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik"

Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. Satu nasihat realistis dari Paulus kepada jemaat Tessalonika, memberikan kebebasan dan memfilter segala sesuatu dalam hidup ini.  Paulus tidak membuat batasan mana yang baik dilakukan melalui peraturan boleh ini dan  boleh itu. Paulus memberikan kebebasan kepada mereka untuk menguji segala sesuatu, tetapi ingatlah untuk apa melakukan ini dan itu. Mari mengambil kesimpulan jikalau sesuatu itu tidak baik untuk kita lakukan. Untuk apa melakukan ini dan itu namun tidak berguna dan membangun bagi bagi kita?

Dalam kehidupan religius (beragama)  ada saja orang yang taat menganut larangan keagamaan namun tidak tahu secara kritis mengapa ini dan itu dilarang. Ketaatan semacam ini adalah ketaatan yang membuta. Ajaran kekristenan paska reformasi tidaklah demikian, iman kekristenan menganut paham kebebasan yang bertanggung jawab. Kita bebas menguji segala sesuatu, tetapi peganglah yang baik. Jika Anda menemukan kesia-siaan, kampanyekanlah agar orang lain tidak mengikuti pola hidup yang sia-sia. Anjurkanlah yang baik dan berguna agar orang memperoleh kebaikan dan merasakan manfaat yang berguna.

Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik! Nats ini mengingatkan jemaat agar memiliki filter dalam menghadapi ajaran-ajaran palsu yang senantiasa mempengaruhi jemaat. Rupa-rupa ajaran akan bermunculan yang senantiasa mempengaruhi jemaat. Dengan nasihat ini Paulus tidak anti asing, namun mendidik jemaat agar kritis dan memiliki filter dalam menentukan mana yang baik dan mana yang berguna dan membangun. Dasar semua filter adalah kebaikan dan membangun jemaat yang sesuai dengan Alkitab, iman dan berdasarkan Kristus.

Dalam memulai reformasi Marthin Luther menuliskan satu artikel berjudul:  "Kebebasan Yang Bertanggungjawab". Tulisan M.Luther ini berangkat dari kemerdekaan orang percaya di dalam Yesus Kristus, sebagaimana disebut dalam Gal 5:1, "Kristus telah memerdekakan kita, karena itu berdirilah teguh jangan mau lagi diperhamba oleh kuk perhambaan". Sebagai manusia merdeka kita harus bertanggung jawab atas keselamatan yang telah kita terima. Tidak ada syarat hukum apapun yang harus kita penuhi agar kita memperoleh keselamatan, namun oleh kemerdekaan yang kita miliki itu kita bertanggungjawab untuk berbuahkan kebaikan. Dengan tulisan ini Luther bukan anti hukum atau peraturan-peraturan, namun dia hendak menegaskan, setiap perbuatan dan keputusan yang diambil oleh oranga percaya hendaknya didasarkan pada tanggung jawab moral. Manusia memiliki kesadaran di dalam diri sendiri tentang apa yang seharusnya diperbuat.


Ujilah segala sesuatu dan peganglah apa yang baik. Satu prinsip dasar bagi kita dalam menghadapi tantangan iman. Jangan cepat terperdaya oleh rupa-rupa ajaran, namun tetaplah kritis dan miliki filter untuk menyaring semua praktek religius. Iman dan praktek religius yang benar adalah mendatangkan kebaikan bagi sesama dan upaya saling membangun agar bertumbuh di dalam iman. Amin.