PEGANGLAH APA YANG BAIK
1 Tesalonika 5:21, "Ujilah segala sesuatu dan peganglah
yang baik"
Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. Satu nasihat
realistis dari Paulus kepada jemaat Tessalonika, memberikan kebebasan dan
memfilter segala sesuatu dalam hidup ini.
Paulus tidak membuat batasan mana yang baik dilakukan melalui peraturan
boleh ini dan boleh itu. Paulus
memberikan kebebasan kepada mereka untuk menguji segala sesuatu, tetapi
ingatlah untuk apa melakukan ini dan itu. Mari mengambil kesimpulan jikalau
sesuatu itu tidak baik untuk kita lakukan. Untuk apa melakukan ini dan itu
namun tidak berguna dan membangun bagi bagi kita?
Dalam kehidupan religius (beragama) ada saja orang yang taat menganut larangan
keagamaan namun tidak tahu secara kritis mengapa ini dan itu dilarang. Ketaatan
semacam ini adalah ketaatan yang membuta. Ajaran kekristenan paska reformasi
tidaklah demikian, iman kekristenan menganut paham kebebasan yang bertanggung
jawab. Kita bebas menguji segala sesuatu, tetapi peganglah yang baik. Jika Anda
menemukan kesia-siaan, kampanyekanlah agar orang lain tidak mengikuti pola
hidup yang sia-sia. Anjurkanlah yang baik dan berguna agar orang memperoleh
kebaikan dan merasakan manfaat yang berguna.
Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik! Nats ini
mengingatkan jemaat agar memiliki filter dalam menghadapi ajaran-ajaran palsu
yang senantiasa mempengaruhi jemaat. Rupa-rupa ajaran akan bermunculan yang
senantiasa mempengaruhi jemaat. Dengan nasihat ini Paulus tidak anti asing,
namun mendidik jemaat agar kritis dan memiliki filter dalam menentukan mana
yang baik dan mana yang berguna dan membangun. Dasar semua filter adalah
kebaikan dan membangun jemaat yang sesuai dengan Alkitab, iman dan berdasarkan
Kristus.
Dalam memulai reformasi Marthin Luther menuliskan satu
artikel berjudul: "Kebebasan Yang
Bertanggungjawab". Tulisan M.Luther ini berangkat dari kemerdekaan orang
percaya di dalam Yesus Kristus, sebagaimana disebut dalam Gal 5:1,
"Kristus telah memerdekakan kita, karena itu berdirilah teguh jangan mau
lagi diperhamba oleh kuk perhambaan". Sebagai manusia merdeka kita harus
bertanggung jawab atas keselamatan yang telah kita terima. Tidak ada syarat
hukum apapun yang harus kita penuhi agar kita memperoleh keselamatan, namun
oleh kemerdekaan yang kita miliki itu kita bertanggungjawab untuk berbuahkan
kebaikan. Dengan tulisan ini Luther bukan anti hukum atau peraturan-peraturan,
namun dia hendak menegaskan, setiap perbuatan dan keputusan yang diambil oleh
oranga percaya hendaknya didasarkan pada tanggung jawab moral. Manusia memiliki
kesadaran di dalam diri sendiri tentang apa yang seharusnya diperbuat.
Ujilah segala sesuatu dan peganglah apa yang baik. Satu
prinsip dasar bagi kita dalam menghadapi tantangan iman. Jangan cepat
terperdaya oleh rupa-rupa ajaran, namun tetaplah kritis dan miliki filter untuk
menyaring semua praktek religius. Iman dan praktek religius yang benar adalah
mendatangkan kebaikan bagi sesama dan upaya saling membangun agar bertumbuh di
dalam iman. Amin.