running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Sabtu, 30 September 2017

"HIDUP DAN MATI MILIK TUHAN" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

HIDUP DAN MATI MILIK TUHAN

Roma 14:8, "Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan".

Ada saja yang membuat kita selisih paham karena kita diciptakan berbeda: berbeda latar belakang, berbeda persepsi, berbeda kepentingan dan perbedaan lainnya. Namun bukan karena berbeda kita boleh menghina, menghakimi dan merendahkan orang lain.  Hidup ini adalah anugerah Tuhan dan harus dipergunakan untuk hal-hal membangun persekutuan, menghormati orang lain dan hidup penuh damai sejahtera. Karena kita hidup bukan untuk kita sendiri dan mati bukan untuk diri kita sendiri, tetapi baik hidup dan mati adalah untuk Tuhan.

Inilah pesan Paulus yang begitu berharga untuk jemaat Roma agar dalam hidup ini menghargai sesama. Jemaat Roma berasal dari dua kelompok masyarakat: PERTAMA, dari kalangan Yahudi yang sangat ketat memelihara Taurat dan mereka memantangkan makan daging yang dikurbankan kepada dewa/i di kuil.  Bukan hanya memantangkan bahkan dikategorikan perbuatan najis. Bagi siapa yang terlibat dalam makan daging kuil tak layak disebut sebagai orang percaya. Kelompok KEDUA adalah kalangan non Yahudi yang menganggap bahwa segala sesuatu telah bertekuk lutut dibawah Kristus, jadi kita memiliki kebebasan asal berdasarkan Kristus termasuk didalamnya memakan daging kurban di kuil. Keduanya akhirnya jadi saling menghakimi sesamanya bahkan mengecam dengan berat menurut persepsi masing-masing. Kedua pendapat ini benar-benar telah membuat mereka terpecah dan saling menghakimi yang satu dengan yang lain, sehingga kehidupan jemaat membenarkan diri dan menyalahkan orang lain.

Kenapa kita harus saling menghakimi bahkan telah mengecam kehidupan orang lain? Bukankah penghakiman itu adalah milik Allah? Hidup dan mati kita ditentukan oleh Allah. Hidup ini adalah anugerah Allah, barang siapa yang percaya telah memiliki kehidupan yang kekal.

Paulus menegaskan kembali kepada kedua kelompok di Roma akan makna hidup. Untuk apa kita menghakimi sesama dengan menganggap diri lebih suci, lebih saleh sementara yang lain tidak layak. Demikian sebaliknya. Kristus memang telah memerdekakan kita, namun jangan sampai kebebasan kita menjadi batu sandungan bagi sesama. Marilah kita isi hidup ini dengan hal positip, saling membangun dalan kasih terhadap sesama. Karena kita hidup bukan untuk diri sendiri, keselamatan yang kita miliki bukan karena kemampuan menaati pantangan makanan ini dan itu. Tetapi kita hidup oleh karena Kristus.

Mati untuk Tuhan. Sejajar dengan nas ini Paulus mengatakan: "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan" (Flp 1:21). Inilah salah satu kelebihan orang percaya, telah ada jaminan hidup bahwa barang siapa percaya kepada Yesus Kristus akan memperoleh hidup yang kekal (Yoh 3:1; Rom 6:23). Kematian bukanlah sesuatu hal yang ditakuti, namun adalah jalan yang harus dilalui untuk memasuki kehidupan yang kekal.

Renungan di pagi hari ini mengingatkan kita kembali akan anugerah Yesus Kristus kepada kita, meneguhkan kita dalam menjalani hidup ini. Baik hidup yang kita jalani sepenuhnya hanya berdasarkan pada Yesus Kristus. Seperti seorang yang ditanggung asuransi, demikianlah kita telah digaransi dan ditanggung oleh Tuhan Yesus melalui pengorbanNya di kayu salib. Maka jangan sia-siakan hidup dengan hal-hal tidak berguna, namun selagi hari masih siang lakukanlah yang terbaik untuk Tuhan. Jika ajal kita pun tiba, kita telah dipastikan untuk memasuki hidup yang kekal. Amin.