JANGAN KUATIR
Filipi 4:6, "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang
apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah
dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur"
Kuatir adalah sifat alamiah yang melekat pada setiap orang.
Tidak ada yang terlepas dari kuatir: kuatir akan masa depan, kuatir akan
kesehatan, kuatir akan anak-anak dan kuatir akan hal apa saja menyangkut hidup
ini. Tidak realistis jika ada orang yang tidak kuatir. Masalahnya adalah
bagaimana kita menghadapi kuatir. Sikap orang terhadap kuatir sangat beragam. Ada orang yang
terlalu kuatir sehingga tidak berani dan tidak berbuat apa-apa. Kuatir menjadi
ketakutan. Ada orang yang kuatir namun dia berusaha mengatasi kekuatirannya
dengan membebani dirinya melalui berbagai hal. Ibarat seorang mau melakukan
traveling, dia persiapkan a-z, dari pakaian tidur, olah raga dll, mulai dari
camilan sampai makan di jalan, tas travel tak muat hingga harus nenteng sana sini
yang memberatkan. Hanya karena kuatir
ini dan itu maka harus membebani diri dalam banyak hal. Padahal selama
traveling apa yang dipersiapkannya tidak digunakan sama sekali.
Kuatir yang membebani akan mengurangi krbahagiaan kita.
Adalah paling bahagia jika kita bisa menerima apa adanya, menikmati siatuasi
yang kita jalani. Percaya menjalani segala sesuatu, menerima segala segala
sesuatu apa adanya dan memanfaatkan dan menggunakan apa adanya untuk kebahagian dan sukacita kita. Renungan pagi ini menegaskan: jangan kuatir tentang apapun
juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah di dalam doa
dan permohonan serta mengucapkan syukur.
Ayat ini mengajarkan kepada kita mengelola kekuatiran:
PERTAMA: menyerahkan segala keinginan kita kepada Tuhan. Kita percaya bahwa Tuhan
adalah sumber dari segala apa yang kita butuhkan. Tuhan menyediakan dan
memberikan apa yang terbaik untuk kita.
KEDUA: sampaikan di dalam doa; doa adalah permohonan dan
sekaligus sikap membuka diri di hadapan Allah.
KETIGA: bersyukur; apa yang diberikan Tuhan kita terima
dengan penuh syukur, apa yang ada adalah rahmat yang diberikan Tuhan bagi kita.
Jangan bersungut-sungut, sebab sungut-sungut hanya mengurangi sukacita kita.
Berulang kali Yesus mengajarkan kepada murid agar tidak
kuatir. Ketika diutus memberitakan Injil agar murid tidak kuatir karena jumlah
rambutnya pun telah dihitung (Mat 10:30), mengenai kehidupan ini Yesus berkata:
Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja
pada jalan hidupnya? (Mat 6:27)
Jangan kuatir, mengingatkan kita untuk agar percaya kepada
Tuhan, yang menyediakan dan memberikan kebutuhan kita. Dia menjaga dan
melindungi kita dan Dia yang mengetahui apa yang paling kita butuhkan dalam
hidup ini. Amin.