running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Senin, 29 Januari 2018

"MENGELOLA AMARAH" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

MENGELOLA AMARAH

 Efesus 4:26-27, "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu  dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis".

Semua kita pasti pernah marah. Pada kenyataannya orang yang paling "cool" dan lembut sekalipun pasti pernah mengalaminya. Seseorang marah biasanya disebabkan adanya masalah, apa yang terjadi tidak seperti yang diharapkan sehingga ada penolakan dari diri dan meluapkannya dalam emosi marah. 

Sasaran kemarahan biasanya ditujukan pada penyebab masalah. Jika tidak sampai pada orang dimaksud kemarahan bisa saja dialihkan pada siapa saja sebagai penyaluran luapan emosi. Namun ekspressi orang ketika marah berbeda-beda; ada orang yang temperamen sedikit-sedikit marah, namun ada juga orang yang tetap tenang menyikapi situasi dan keadaan. Sikap kemarahan sangat ditentukan oleh kematangan emosional seseorang.  Ada orang yang sulit memaafkan kesalahan sehingga dia terus marah. Namun ada orang yang berdamai dan mau memaafkan sehingga tidak ada kesalahan yang membebani hati dan pikirannya.

Renungan pagi ini merupakan nasihat Paulus bagaimana sikap kita terhadap marah. Dalam hidup ini kadang tak terhindarkan marah, namun jika marah ada tiga hal yang dinasihatkan kepada kita:

(1). Marah boleh saja tapi jangan sampai berbuat dosa. Ada orang marah hingga melukai dan menyakiti orang lain. Panas hati dilampiaskan dengan menyakiti orang lain. Itu adalah perbuatan sadis yang menyakitkan. Paulus sangat realistis, kita boleh-boleh saja marah namun ingatlah jangan membuat orang lain luka dan tersakiti. Kelolahlah kemarahan, jangan sampai berdosa dan melukai orang lain.

(2). Marah jangan biarkan bermalam. Ini penting, amarah yang dibawa ke tempat tidur pasti membuat Anda gelisah dan tidak bisa tidur. Anda sendiri menyiksa hidup Anda sepanjang malam. Pikiran negatif pun biasanya akan muncul dan disertai kegeraman.  Paulus dalam renungan di pagi hari ini mengingatkan kita, jika pun ada amarah yang tak terhindarkan jangan biarkan amarahmu bermalam di hati dan di pikirkan kita. Sebelum matahari terbenam, lupakanlah amarah, berdamai dan memaafkan. Yang berlalu biarlah berlalu, ambil pelajaran penting.  Jika amarah kita biarkan bermalam hanya akan menambah siksa batin yang menyakitkan.

(3). Membiarkan amarah, berarti memberi diri dikuasai Iblis. Ini benar, coba Anda lihat amarah Saul pada Daud. Mulanya hnya sederhana, dari perasaan tidak suka karena nyanyian kaum perempuan Isrsel: Saul mengalahkan beribu-ribu musuh namun Daud berlaksa-laksa. Daud dielu-elukan melebihi Saul maka Saul tidak suka, meningkat lagi rasa benci, rasa benci meningkat lagi memusuhi dan dari memusuhi meningkat ingin menghabisi dan membunuhnya. Membiarkan diri dalam pikiran negatif berarti membiarkan Iblis menguasai pikiran kita hingga terjerumus dalam dosa yang menyedihkan.


Amarah terkadang tak terhindari dalam hidup kita. Namun jika marah kelolalah dengan baik, jangan sampai amarah dan murka mendatangkan dosa sehingga amarah itu menjadi alat Iblis yang menjatuhkan kita. Anak-anak terang diberi kuasa mengendalikan diri sehingga kita mampu mengelola amarah.  Marahlah dengan tujuan positip, menghardik orang agar berubah dan tidak mengulangi kesalahan, namun jangan biarkan amarahmu menguasai dirimu, tetapi kuasailah dengan pengendalian diri dan kesediaan memaafkan dan melupakan. Yang berlalu biarlah berlalu, pelajari hal-hal yang membuat Anda marah, kelola dengan baik sehingga hal yang sama tak terulang dalam hidup Anda. Amin.