running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Rabu, 31 Januari 2018

"SEJAUH TIMUR DARI BARAT" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

SEJAUH TIMUR DARI BARAT

Mazmur 103:12, "Sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita"

Salah satu perusak hubungan atau relasional yang baik adalah kesalahan atau pelanggaran. Jika seseorang melakukan kesalahan pasti akan ada rasa takut, sebagaimana ungkapan: 'takut karena salah, berani karena benar.' Itu adalah alamiah di dalam diri siapapun. Kalau pun ada orang yang berani sudah salah ini namanya mencoba memberanikan diri, namun nuraninya tetap menyatakan rasa bersalah.

Hubungan manusia dengan Allah juga demikian, manusia telah melakukan pelanggaran terhadap Allah, manusia takut akan murka dan hukumanNya. Hal itu lita lihat pada kisah Adam dan Hawa yang telah melanggar perintah Tuhan. Setelah mereka jatuh dalam dosa,  mereka takut dan bersembunyi dari hadapan Allah. Allah marah terhadap pelanggaran, namun kasihNya jauh lebih besar dari amarahNya. Itulah yang digambarkan dalam isi Mazmur 103 ini, kasih Allah jauh lebih besar dari pelanggaran kita. 

Mazmur 103 merupakan salah satu mazmur yang paling indah dari 150 mazmur yang ada. Di dalam Mazmur 103 kita menemukan hakekat Allah sebagai pengasih, penyabar, mengampuni dan penuh kasih sayang. Tidak ada yang dapat dibandingkan  bagaimana kasih Allah terhadap umat yang dikasihiNya. Seperti langit dan bumi demikian kasihNya dan pengampunanNya. Atas kasihNya yang besar Tuhan telah menjauhkan pelanggaran kita. Jauhnya tak kepalang tanggung yaitu sejauh timur dari barat: suatu jarak yang yak terhingga.  Tuhan itu panjang sabar dan penuh belas kasihan , Tuhan membuang jauh segala pelanggaran-pelanggaran kita. 

Marilah kita simat syair-syair berikut ini:   "TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia; sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita" (Mzm 103:8-12).

Semua ungkapan-ungkapan ini menunjukkan begitu dalamnya pemahaman pemazmur atas kasih Allah terhadap orang yang dikasihiNya. Cakrawala berpikir pemazmur begitu dalam, dia memakai alam sekitar untuk menuangkan daya  imajinasi tentang sifat dan hakekat Allah yang maha pengampun. Allah tidak mengingat-ingat kesalahan dan pelanggaran kita. PengampunanNya adalah tanpa syarat. Pelanggaran kita tidak menjadi penghalang untuk menerima kasih karuniaNya karena pelanggaran kita telah dibuang jauh-jauh. KasihNya lebih besar dari pelanggaran kita. PengampunanNya memulihkan hubungan kita kepada Allah.

Nas renungan pagi ini adalah kabar gembira bagi kita semua. Allah tidak mengingat-ingat pelanggaran kita, kita semua diberi pengampunan. PengampunanNya adalah tanpa syarat, dosa kita tidak jadi penghalang bagi kita menerima kasih karuniaNya.  Jika Tuhan mengampuni dan membuang pelanggaran kita adalah baik jika kita memperbaiki diri melakukan apa yang menyukakan hati Tuhan. Sebagaimana Yesus mengampuni seorang perempuan yang harus dihukum rajam, Yesus berkata: "pulanglah dan jangan berbuat dosa lagi" (Yoh 8:11). Amin.