running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Selasa, 23 Januari 2018

"TUHAN PEMBERI SEGALANYA" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

TUHAN PEMBERI SEGALANYA

Kisah Para Rasul 17:25b, "karena Dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang"

Hingga saat ini gereja HKBP dalam setiap doa persembahan dalam ibadah Minggu selalu menyanyikan syair yang begitu indah dari BE 204:2 "Nasa na nilehonMi, tondi ro di pamatanghu, hosa dohot gogongki, ro di saluhut artangku. Hupasahat itu Ho. Naso unsatonkudo." (Tuhan karuniaMu, roh dan jiwaku semua. Nyawa juga hidupku, harta milikku semua. Kuserahkan padaMu. Untuk selama-lamanya).

Jika kita analisa syair lagu ini berpadanan dengan nats renungan di atas bahwa Tuhanlah yang memberikan segala sesuatunya pada hidup kita. Pandangan dasar teologis seperti ini sangat penting dipahami bahwa: segala yang ada pada kita adalah karunia Tuhan. Kepemilikan yang ada pada kita tetapi milik Allah. Kita adalah pengelola pemberian Allah untuk membangun hidup kita, membangun sesama melalui tindakan kasih. 

Lagu persembahan di atas mendasari bahwa apa yang kita persembahkan bukanlah milik kita tetapi milik Tuhan yang dianugerahkan bagi kita. Yang kita persembahkan bukan sebagian tetapi totalitas hidup yang kita persembahkan kepada Tuhan: roh, jiwa, nyawa juga hidup kita adalah persembahan kepada Tuhan yang harum bagi namaNya. Jadi persembahan itu bukan hanya persembahan yang kita serahkan pada saat ibadah minggu, perpuluhan dan ucapan syukur yang kita beri, tetapi lebih dari itu: hidup kita dan segala yang ada pada kita harus kita persembahkan sebagai dupa yang harum bagi Tuhan. Hal ini ditegaskan oleh Paulus dalam Rom 12:1, "Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati".

Nas renungan di pagi ini merupakan penjelasan Paulus di Atena. Di sana ia menemukan kuil-kuil dan rupa-rupa sesajen yang ditujukan pada dewa-dewa. Paulus melihat ini adalah praktek manusia yang melayani "tuhan". Namun ada satu kuil yang disebut kepada dewa yang tidak dikenal. Paulus memanfaatnya untuk pemberitaan Injil.  Jika dalam kuil-kuil itu Paulus mendapat kesan manusia yang melayani Tuhan berbeda dengan pemahaman Paulus bahwa Tuhan yang kita sembah dan kita puji dan yang dia beritakan adalah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi,  tidak dilayani oleh tangan-tangan manusia, tetapi Tuhan sendiri yang memberikan segala sesuatu bagi manusia dan Tuhan yang memperlengkapi apa yang kita butuhkan.  

Renungan ini menegaskan kepada kita bahwa Tuhanlah yang memberikan segala sesuatu dalam hidup kita; yang dapat kita lihat dan yang tidak dapat kita lihat, yang dapat kita rasakan, yang dapat kita hitung dan di luar jangkauan pikiran kita. Semua itu adalah pemberian Tuhan yang harus kita syukuri dan kita persembahkan menjadi alat pelayanan Tuhan di dunia ini. Amin.