running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Sabtu, 14 Juli 2018

Renungan Harian


Renungan Harian HKBP Sutoyo

Sabtu, 14 Juli 2018

Lukas 12:15:  KataNya lagi kepada mereka: “ Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaan itu”

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,

Menjadi kaya adalah keinginan dari setiap orang, tidak ada seorangpun di dunia ini menginginkan hidupnya menjadi miskin dan melarat. Yesus juga tidak pernah melarang orang percaya menjadi Kaya. Tetapi jangan kekayaan itu merusak hidup orang percaya, sebab dalam Perumpamaan ini , Yesus mau menunjukkan bahwa orang yang hanya memikirkan hartanya adalah orang tamak, egois, yang hanya melihat dirinya sendiri serta curiga terhadap orang lain. Hidupnya kosong, tidak punya teman bicara. Tidak tahu bagaimana cara yang benar untuk mengisi kesepian hidupnya. Orang yang hanya memikirkan harta adalah orang yang mengasingkan dirinya dari pergaulan, yang hanya mendengar dirinya sendiri bahkan tidak mengindahkan suara Tuhan, yang memperbudak dirinya sendiri bahkan tidak sempat menjadi teman bagi dirinya sendiri. Akhirnya, orang yang hanya memikirkan harta dalam hidupnya akan mati tertimbun oleh hartanya sendiri sebelum sempat ia nikmati. Yesus menjelaskan dalam perumpamaan ini  orang kaya yang datang kepada Yesus untuk meminta pembelaan dalam perkara warisan. Ia tidak disuruh begitu saja. Ia tidak pulang dengan tangan hampa. Namun Yesus membekali dengan suatu ajaran hidup, bukan hanya orang kaya itu sendiri, tetapi orang yang datang mendengarkan ajaran ilmu menjadi kaya dihadapan Tuhan. Yesus menekankan agar orang tidak mengubur diri dengan harta. Awal mula perpecahan persahabatan dan kerontokan hidup keluarga sering berawal dari sana. Sebaliknya bila orang pandai membuat harta sebagai bagian kehidupan, dapat mengembangkan kemanusiaan dengannya, maka harta membuat orang lepas dari kecenderungan rakus. Malah bisa membuka jalan menjadi kaya di hadapan Allah.



Jemaat yang dikasihi Yesus Kristus

Ketika Allah mengaruniakan berkat-Nya kepada kita, maka kita seharusnya bertanya : untuk siapakah berkat ini selain untukku? Siapakah temanku berbagi? Kita belajar hal penting di sini yakni bahwa Allah tidak membuat seseorang kaya hanya demi kepentingan orang itu sendiri. Kalau Allah memberkati jerih payah manusia sehingga manusia menjadi orang yang memiliki kelebihan dalam harta bendanya, itu tidak dimaksudkan untuk dimanfaatkan atau dipergunakan atau difungsikan semata-mata bagi diri orang itu sendiri melainkan juga bagi orang lain.  Kesalahan terbesar dalam memahami berkat Allah adalah mengira berkat yang diberikan Allah adalah semata-mata untuk kepentingan orang itu sendiri. Kita mengimani bahwa berkat Allah-lah yang menjadikan kaya (Amsal  10:22a). Di dalam pemberian-Nya ada pemberian bagi orang lain; di dalam berkat-Nya ada berkat bagi orang lain; di dalam kekayaan seseorang ada kekayaan orang lain. Manusia diperkaya untuk memperkaya orang lain. Singkatnya, Allah memberkati kita agar kita menjadi saluran berkat-Nya bagi orang lain. Hati orang yang kaya di hadapan Allah tidak terpaut pada harta bendanya, tetapi kepada sumber kekayaan itu sendiri, yaitu Allah. Maka dua hal sekaligus akan diperoleh oleh orang kaya seperti itu: pertama, pujian dari orang-orang di dunia ini dan pujian dari Allah. Amin.

Pdt. HP. Simbolon, STh.