running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Jumat, 27 Juli 2018

Renungan Harian


Renungan Jumat, 27 Juli 2018.

📖
"Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya." (Gal.5 : 24)

Sebelum kita mengenal Yesus, keinginan daging telah menguasai hidup kita. Bahkan keinginan daging telah menjadi suatu hal yang biasa dalam hidup kita. Oleh karena itu meskipun sudah mengenal Yesus, tidak mudah untuk menghilangkan kebiasaan lama, keinginan-keinginan daging. Kita harus selalu berusaha agar keinginan daging tidak menguasai hidup kita. Hanya hidup yang memiliki buah Rohlah yang dapat mengalahkan segala keinginan daging.

Dengan nas ini Paulus hendak mengingatkan kita, bahwa Yesus yang tersalib di kayu salib turut menyalibkan keinginan daging, hawa nafsu dan keinginan. Sebagaimana Roma 6:6 mengatakan : "Karena kita tahu bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan bersama Kristus supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa."
Tuhan telah menghukum dosa di dalam daging itu. Keinginan daging itu masih tetap ada bersama kita tetapi ia tidak berhak menguasai atau memerintah di dalam hidup kita.
Berdasarkan inilah Paulus mempertentangkan hidup yang dikendalikan daging pada ayat 19-21 ( Percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala,  sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah,  kepentingan diri, sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya ; tidak akan  mendapat bagian dalam kerajaan Allah) dan yang dipimpin Roh pada ayat 22-23 (kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri). Paulus mengingatkan harus berbeda. Bila hidup sudah di dalam Yesus adalah hidup di dalam Roh, hidup dalam tuntunan dan pengendalian Roh sehingga karakter kitapun semakin menyerupai Yesus Kristus, seturut dengan kehendakNya kapan saja dan dimana pun berada.



Misalnya :"marah". Meskipun kita sudah hidup dalam Yesus tetapi sifat marah itu masih saja ada melekat pada diri kita. Maka sebagai orang yang sudah di dalam Yesus, biarlah marah itu tidak membawa kita kepada dosa. Maksudnya marah itu untuk menunjukkan kesalahan, ketidak cocokan dan moment untuk memperbaiki, tidak untuk melampiaskan kekesalan; tidak mempermalukan apalagi menyepelekan atau menekan. (Ketika Yesus Marah karena anak -anak dihalang-halangi datang kepadaNya ; Mark. 10:14) Marah jangan dibiarkan berlarut-larut hingga menjadi dendam (Eps.4:26)

Pertanyaannya : Bagaimana kita dapat memiliki kehidupan yang dipimpin oleh Roh ?
Hanya dengan menyerahkan diri menjadi milik Yesus. Bahwa hidup yang kita hidupi bukanlah diri kita lagi tapi Kristus dalam diri kita (Gal.2:20). Untuk itu  kita perlu untuk melatih diri dan berusaha secara terus menerus, mau berjuang menyangkal diri, menundukkan/mengalahkan diri dan menerapkan, mengembangkan sifat-sifat Allah yaitu Buah Roh. Amin.

Selamat Pagi 🌞 n Selamat beraktifitas 👨‍👩‍👧‍👦. Tuhan berkati. SLS