running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Minggu, 29 Juli 2018

Renungan Harian


Renungan Harian HKBP Sutoyo
Minggu 29 Agustus 2018

Matius  16:24-28 “Lalu Yesus berkata kepada murid-muridNya: “Setiap orang yang mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya mengikut Aku”

Selamat Hari Minggu, Shalom bagi kita semua ...

“Mari ikutlah Aku”. Kalimat Singkat Yesus itu telah mengubah hidup dua belas orang Galilea dan dikemudian hari ribuan juta orang lainnya di segala benua. Apa maksud ajakan itu? Maksud ajakan itu mempunyai arti yang bersifat khusus. Tuhan Yesus memanggil murid-muridNya untuk berjalan di belakangNya. Dalam budaya Timur tengah seorang murid secara harfiah memang akan berada dibelakang gurunya, baik pada waktu berjalan maupun pada waktu menunggu keledai. Sungguh tidak sopan baginya untuk berjalan didepan atau disebelah gurunya.

Jemaat yang dikasihi Yesus Kristus...

Dalam Nats ini Yesus ingin mengajarkan supa kita menjadi pengikut Yesus yang setia, Yesus mempersiapkan muridus -muridNya, agar menjadi saksi yang tangguh di dunia ini. Untuk itu Yesus mengatakan kepada murid-muridNya syarat-syarat bagaimana mengikut Dia:
1. Menyangkal dirinya dan memikul salib
• Menyangkal diri: menempatkan kehendak kita pada kehendak Kristus. Dalam doa kita berkata, ya Tuhan bukan kehendakku, kehendakMulah yang jadi. “Ya Tuhan, ampunilah aku apabila yang saya harapkan, cita-citakan, dan minta tidak berkenan kepadaMu.
• Menyangkal diri: menyesuaikan jalan kita dengan jalan Kristus. Menghadapi orang-orang yang memusuhi Kristus dengan cara dan bersama Kristus.
• Menyangkal diri: bebas dari penonjolan diri dan kesombongan. Yang mengikut Kristus tidak akan berkata, “kalau bukan karena aku dia tidak apa-apa” atau “dasar tak tahu diri, tak mau berterima kasih, padahal aku yang membantu dia menjadi orang”. Yang mengikut Kristus selalu berkata dalam hati atau terucap, “semua karena anugerahNya”. Memikul Salibnya. Salib yang perlu kita pikul bukanlah salib Kristus,melainkan salib kita sendiri. Mengapa Tuhan Yesus menyuruh kita memikul salib kita masing-masing. Apa maksudNya? Salib adalah lambang penderitaan sebagai pengorbanan .
2. Barang Siapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
“ Barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya” artinya siapa yang tidak meyangkal dirinya sendiri, tetapi mau hidup menurut kemaunya sendiri ia akan kehilangan hidup yang sejati, yakni hidup dalam persekutuan dengan Allah. Tetapi siapa yang bersedia melepaskan cara hidup menurut kemauannya sendiri itu,ia akan berhasil menemukan hidup yang sejati. Bukan hidup dengan kuantitas dengan lamanya, tetapi dengan kualitas dengan mutunya.



Jemaat yang dikasihi Yesus...

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak manusia datang sebagai Raja dalam Kerajaan-Nya”. Yang mendengar perkataan Yesus ini dulu pasti sudah mati. Kerajaan Allah dalam artian akhir zaman belum juga tiba sampai sekarang. Di sini Yesus Kristus memang berbicara tentang Kerajaan-Nya secara penuh sebagaimana Kerajaan itu akan terwujud pada akhir dunia. Tetapi Kerajaan yang penuh itu sudah mulai dan menjadi nyata pada hari kebangkitan Yesus Kristus dari kubur-Nya dan pada hari turunnya Roh Kudus dengan lahirnya gereja. Benarlah, bahwa pada waktu Yesus dengan tubuh yang sudah dipermuliakan bangkit dari kubur, dan pada waktu Roh Kudus diturunkan, hal-hal tersebut betul-betul dialami murid-muridNya (sebagian, karena Yudas Iskariot sudah meninggal).

Kita bersyukur karena kita juga, oleh anugerahNya, telah masuk anggota kerajaanNya di dunia yang nyata ini. Kita adalah warga Kerajaan Allah yang masih menjalani kehidupan di dunia milikNya ini. Inilah yang menggerakkan hati kita untuk menunjukkan kehidupan dan perilaku sebagai anggota Kerajaan Allah di dunia ini. Kiranya dunia melihat dan mengalami kasih dan kebaikan Tuhan melalui hidup kita. Kiranya warga bangsa ini merasakan dan mengalami damai sejahtera Kristus melalui kehidupan kita yang mencintai dan menghidupi damai. HPS.