running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Rabu, 16 Agustus 2017

"HIDUP DALAM KEADILAN DAN KEBENARAN" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

"HIDUP DALAM KEADILAN DAN KEBENARAN"

Amos 5:24, "Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir."

Salah satu nabi paling keras mengkritik realitas sosial adalah nabi Amos. Dia seorang nabi dari Tekoa yang dipanggil Tuhan menyampaikan kritik terhadap pemerintah dan praktek ibadah Israel yang tidak didasarkan pada keadilan dan kebenaran. Amos melayani sebagai nabi ketika Yerobeam II menjadi raja atas Israel Utara. Amos sangat mengkritik kebijakan raja yang menaikkan pajak, karena tujuannya adalah untuk membangun istana dan rumah-rumah para pejabat, bukan untuk kesejahteraan rakyat. Disinilah Amos mengatakan kenaikan pajak Raja Yerobeam II adalah menginjak-injak orang kecil (Amos 5:11). Demikian halnya dengan kebijakan luar negeri, mencari dukungan politik dengan bangsa asing atau koalisi hanya akan mempercepat kehancuran dan pembuangan. Membangun persenjataan hanya akan menambah korban perang dari umat Israel sendiri (Amos 5:3). Amos telah menubuatkan bahwa  bangsa Israel akan terbuang dan segala usahanya untuk memperbaiki keadaan bangsa yang dibawah tekanan politik asing akan menjadi usaha menjaring angin. Segala kebijakan politik akan tak berguna apabila bangsa Israek masih jauh dari keadilan dan kebenaran. Pemimpin-pemimpin harus memperbaki diri dengan mencintai kebaikan dan menunjukkan diri sebagai gembala.

Dalam kehidupan beragama, Amos sangat mengkritik praktek ibadah yang dilakukan bangsa Israel. Mereka merayakan hari-hari tertentu dalam perayaan agama, membawa korban dan menyanyikan mazmur dan gambus bagi Allah; namun hati mereka sangat jauh dari Tuhan dan mereka menumpahkan darah, seperti disrbut di Amos 5:21-23, "Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu.  Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepada-Ku korban-korban bakaran dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang. Jauhkanlah dari pada-Ku keramaian nyanyian-nyanyianmu, lagu gambusmu tidak mau Aku dengar."

Ritual religius tidak ada artinya jika tidak diikuti dengan sikap hidup sehari-hari. Inilah kritik terbesar Amos kepada para gembala, sebab bagaimana mungkin Tuhan menghendaki ibadah raya mereka sementara mereka adalah pelaku penindasan terhadap sesamannya. Tuhan membenci semua itu, Amos bersuara keras bahwa jauh lebih penting hidup dalam keadilan dan kebenaran, dari pada beribadah namun tangan penuh darah. Untuk apa nyanyian merdu dengan harmoni melodi suara indah dan gambus jika hidup mereka saling berbantah dan penuh kebencian.

Suara dan kritik Amos sangat menghentakkan seluruh pemimpin Israel baik pihak istana dan juga kaum imam. Kebijakan-kebijakan pihak istana yang mencoba keluar dari krisis tak akan memperbaikan bangsa itu. Menurut Amos, satu-satunya jalan keluar dari kriris bangsa itu adalah: kalau totalitas kehidupan bangsa itu  MENCINTAI KEBAIKAN, sebagaimana disebut di Amos 5:14, "Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup; dengan demikian TUHAN, Allah semesta alam, akan menyertai kamu, seperti yang kamu katakan".

Konkrit mencari kebaikan adalah hidup adil dan benar. Inilah jalan keluar dari semua krisis.  Biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran mengalir seperti sungai yang selalu mengalir.  Seruan nabi Amos ini sangat penting untuk kita hidupi: mari MEMBIASAKAN HIDUP DALAM KEBENARAN, bukan MEMBENARKAN KEBIASAAN. Biarlah kita berlaku adil dalam setiap kebijakan dan keputusan yang kita lakukan dalam hidup ini. Amin.