running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Minggu, 27 Agustus 2017

Khotbah Minggu 27 August 2017 Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

TUHAN MENGHUBUNGKAN DIRINYA DENGAN KITA (Yesaya 51:1-8)
Khotbah Minggu 27 August 2017

"Dengarkanlah Aku", kata Tuhan. Seruan ini datang dari kasihNya dan demi kebaikan manusia. Yang menarik, Tuhan memperkenalkan diri umat itu kepada diri mereka sendiri. (Biasanya, kita yang memperkenalkan diri kita kepada orang lain). Pandanglah Abraham, bapa leluhurmu dan Sara yang melahirkan kamu. Dilanjutkan, "Aku memberkati dan memperbanyak dia". Dalam hal ini amat jelas dan tegas bagi umat Israel, juga Saudara dan saya sedikitnya 2 hal:

PERTAMA :  Kita lahir dan hadir di bumi ini bukan kebetulan atau kecelakaan sejarah, tetapi seturut rencana dan rancangan Tuhan yang indah. Menerima dan mensyukuri diri itu bagian dari iman.

KEDUA: Tuhan memberkati Abraham. Berkat bagi kita mana? Ya, hidup ini adalah berkat. Tuhan menghubungkan diriNya dengan Abraham dan menghubungkan diriNya dengan kita adalah berkat. Berkat tidak hanya diukur dengan materi.

Tapi, bukankah Tuhan tujukan firman ini dulu kepada umat Israel, bukan kepada kita sekarang? Benar! Tapi, Tuhan selalu menghubungkan diri dengan semua generasi dan semua bangsa. Mari kita simak ayat 7 "perhatikanlah suara-Ku hai bangsa-bangsa". Di sinilah kita mendapat tempat di mata Tuhan. Kita tetmasuk di "bangsa-bangsa" itu. Lebih diperjelas lagi: "kelepasan yang Kuberikan akan lanjut dari keturunan ke keturunan" (ayat 8). Saudara dan saya ada di daftar itu, oleh kasihNya. Pernyataan ini --meski kedengaran biasa-biasa saja-- sebenarnya harus memberi  sukacita luar biasa bagi kita. Apa yang Ia beri kepada umatNya dulu: kegirangan dan sukacita (ayat 3) Ia berikan juga kepada kita umatNya kini dan disini.

Hanya saja, kita dengan rendah hati dan syukur hendaknya seirama dengan gerakNya. Kalau Tuhan mengubah gurun menjadi taman, biarlah demikian  adanya. Yang terjadi sekarang ini, kita telah mengubah taman menjadi gurun. Ini bukan layaknya perlakuan orang yang terberkati dan yang terhubung dengan Tuhan. Perubahan hati dan perubahan perilaku kita butuhkan

Jadi, sekadar menegaskan ulang:

(1). Kita lahir dan hadir di bumi bukan kebetulan atau sebuah kecelakaan sejarah, melainkan seturut rencana dan rancangan Tuhan yang baik dan indah. Kita sambutlah dengan syukur dan tanggung jawab.

(2). Kalau Tuhan beseru kepada kita "dengarkanlah Aku" itu adalah bagian dari kasihNya dan tanda bahwa Ia selalu menghubungkan diriNya dengan kita. Kita sangat membutuhkan arah dan tuntunan dariNya di tengah riuh rendahnya suara zaman ini yang bisa menyesatkan kita.


(3). Kalau Tuhan itu menghibur, pengikut Tuhan haruslah seirama denganNya menguatkan yang lemah. Kalau Tuhan itu merawat ciptaanNya supaya lestari, pengikut Tuhan juga mestinya bertanggungjawab memelihara alam. Kalau Tuhan itu cinta kebenaran, pengikut Tuhan haruslah berjalan dalam kebenaranNya. Untuk semuanya itu pun oleh kuasa dan kasihNya. Itulah yang membedakan manusia dengan seluruh makhluk lain. Mari kita pertahankan status kita sebagai manusia, manusia beriman. Amin