TUHAN MENGHUBUNGKAN DIRINYA DENGAN KITA (Yesaya 51:1-8)
Khotbah Minggu 27 August 2017
"Dengarkanlah Aku", kata Tuhan. Seruan ini datang
dari kasihNya dan demi kebaikan manusia. Yang menarik, Tuhan memperkenalkan
diri umat itu kepada diri mereka sendiri. (Biasanya, kita yang memperkenalkan
diri kita kepada orang lain). Pandanglah Abraham, bapa leluhurmu dan Sara yang
melahirkan kamu. Dilanjutkan, "Aku memberkati dan memperbanyak dia".
Dalam hal ini amat jelas dan tegas bagi umat Israel, juga Saudara dan saya
sedikitnya 2 hal:
PERTAMA : Kita lahir
dan hadir di bumi ini bukan kebetulan atau kecelakaan sejarah, tetapi seturut
rencana dan rancangan Tuhan yang indah. Menerima dan mensyukuri diri itu bagian
dari iman.
KEDUA: Tuhan memberkati Abraham. Berkat bagi kita mana? Ya,
hidup ini adalah berkat. Tuhan menghubungkan diriNya dengan Abraham dan
menghubungkan diriNya dengan kita adalah berkat. Berkat tidak hanya diukur
dengan materi.
Tapi, bukankah Tuhan tujukan firman ini dulu kepada umat
Israel, bukan kepada kita sekarang? Benar! Tapi, Tuhan selalu menghubungkan
diri dengan semua generasi dan semua bangsa. Mari kita simak ayat 7
"perhatikanlah suara-Ku hai bangsa-bangsa". Di sinilah kita mendapat
tempat di mata Tuhan. Kita tetmasuk di "bangsa-bangsa" itu. Lebih
diperjelas lagi: "kelepasan yang Kuberikan akan lanjut dari keturunan ke
keturunan" (ayat 8). Saudara dan saya ada di daftar itu, oleh kasihNya.
Pernyataan ini --meski kedengaran biasa-biasa saja-- sebenarnya harus
memberi sukacita luar biasa bagi kita.
Apa yang Ia beri kepada umatNya dulu: kegirangan dan sukacita (ayat 3) Ia
berikan juga kepada kita umatNya kini dan disini.
Hanya saja, kita dengan rendah hati dan syukur hendaknya
seirama dengan gerakNya. Kalau Tuhan mengubah gurun menjadi taman, biarlah
demikian adanya. Yang terjadi sekarang
ini, kita telah mengubah taman menjadi gurun. Ini bukan layaknya perlakuan
orang yang terberkati dan yang terhubung dengan Tuhan. Perubahan hati dan
perubahan perilaku kita butuhkan
Jadi, sekadar menegaskan ulang:
(1). Kita lahir dan hadir di bumi bukan kebetulan atau
sebuah kecelakaan sejarah, melainkan seturut rencana dan rancangan Tuhan yang
baik dan indah. Kita sambutlah dengan syukur dan tanggung jawab.
(2). Kalau Tuhan beseru kepada kita "dengarkanlah
Aku" itu adalah bagian dari kasihNya dan tanda bahwa Ia selalu
menghubungkan diriNya dengan kita. Kita sangat membutuhkan arah dan tuntunan
dariNya di tengah riuh rendahnya suara zaman ini yang bisa menyesatkan kita.
(3). Kalau Tuhan itu menghibur, pengikut Tuhan haruslah
seirama denganNya menguatkan yang lemah. Kalau Tuhan itu merawat ciptaanNya
supaya lestari, pengikut Tuhan juga mestinya bertanggungjawab memelihara alam.
Kalau Tuhan itu cinta kebenaran, pengikut Tuhan haruslah berjalan dalam
kebenaranNya. Untuk semuanya itu pun oleh kuasa dan kasihNya. Itulah yang
membedakan manusia dengan seluruh makhluk lain. Mari kita pertahankan status
kita sebagai manusia, manusia beriman. Amin