running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Kamis, 24 Agustus 2017

"PERSEMBAHAN MENOPANG PERSEKUTUAN" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

"PERSEMBAHAN MENOPANG PERSEKUTUAN"

Kisah Para Rasul 4:36-37, "Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul"

"Satu untuk semua" adalah pola hidup gereja mula-mula. Mereka membentuk suatu persekutuan atau komunitas sehati sejiwa,  apa yang dimiliki seseorang adalah milik semua jemaat.  Di hadapan para rasul mereka mempersembahkan apa yang ada padanya diberikan  kepada jemaat untuk menopang persekutuan. Hidup demikian tak membuat mereka berkekurangan, justru berkelimpahan dan para rasul semakin kuat dalam memberitakan Injil, sebagaimana disebut dalam Kis 4:32-33, "Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah."

Hidup sehati sejiwa membuat komunitas ini semakin dicintai oleh orang dan semakin banyak pula yang menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Di dalam persekutuan jemaat mula-mula semua orang saling memperhatikan sesamanya dan mereka menjadi satu keluarga yang bekerja untuk menopang semua anggota persekutuan. Pola hidup demikian sangat menopang penyebaran kekristenan, sekalipun ada yang ditangkap, dipenjarakan,  dikejar dan dianiaya, namun semua jemaat menjadi pendoa dan menopang baginya. Pola hidup demikian pula menjadi jaminan hidup anggota keluarga korban penganiayaan dan pengejaran.

Dalam renungan pagi ini, seorang yang bernama Yusuf, dia Yahudi perantau berasal dari Pulau Siprus namun telah menerima Yesus sebagai Juruselamat, dia menjual ladang miliknya dan di hadapan rasul dia mempersembahkan miliknya itu untuk menopang persekutuan jemaat. Perbuatannya telah menjadi khotbah dan teladan yang tercatat dalam Alkitab.

Dalam studi ekonomi, pola hidup jemaat ini sering dijadikan dasar dalam membentuk koperasi. Ide dasarnya hampir sama, masing-masing anggota menopang sesama anggota simpan pinjam. Namun koperasi tentu dibangun di atas dasar pengelolaan bisnis dan saling percaya dan dalam bentuk simpan pinjam yang saling menguntungkan. Namun pola hidup jemaat ini adalah total bentuk persembahan; masing-masing mempersembahkan apa yang ada padanya menjadi milik semua dan semua menjadi satu keluarga, satu kepemilikan dan satu jiwa dalam menjalani hidup.

Pola hidup demikian tentulah sulit untuk diterapkan masa kini, namun prinsip kebersamaan, masing-masing mempersembahkan apa yang ada pada kita untuk menopang sesama adalah mutlak menjadi prinsip hidup kita. Itulah makna tubuh Kristus, hidup di dalam satu persekutuan bahwa apa yang dialami oleh salah satu anggota adalah pengalaman semua. Sama seperti anggota tubuh kita, jika kaki tersandung maka seluruh anggota tubuh akan merasakannya.

Kiranya firman yang kita baca di pagi ini semakin menyentuh hati kita untuk lebih peduli terhadap sesama. Mari berlomba untuk berbuat sesuatu untuk menolong dan menopang persekutuan kita dalam komunitas masing-masing, persekutuan dalam keluarga, persekutuan dalam jemaat (gereja), dan persekutuan dalam masyarata maupun lingkungan kerja. Inilah ciri pribadi orang percaya mempersembahkan hidup untuk menopang sesama dalam kasih. Tuhan memberkati! Amin.