running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Jumat, 13 Oktober 2017

"BERBAHAGIALAH DAN TERSENYUMLAH" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

"BERBAHAGIALAH DAN TERSENYUMLAH"

Lukas 6:21, "Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa".

Khotbah Yesus sangat menyejukkan hati setiap orang yang mendengarnya, karena sangat menyentuh hati yang terdalam dan memberikan jawaban apa yang paling dibutuhkan oleh manusia. Khotbah Yesus di bukit sangat mengagumkan, bahkan tokoh besar non Kristen seperti M. Gandhi sangat mengagumi Injil dan menginspirasi dalam pergerakan Ahimsa (gerakan perlawanan tanpa kekerasan).

Inilah sesungguhnya kabar baik bahwa Allah menyediakan kebahagiaan bagi umatNya. Khotbah Yesus ini sungguh berbeda dengan kaum Farisi dan ahli Taurat, yang selalu menuntut dan mendakwa setiap orang di hadapan Allah. Penderitaan, air mata dan segala hal pahit dianggap sebagai hukuman Tuhan atas pelanggaran manusia di hadapanNya sehingga khotbah Farisi menjadi beban bagi setiap orang yang mendengarnya.

Khotbah Yesus membebaskan dan memberi kelegaan. Yesus mengetahui apa kebutuhan yang terdalam bagi manusia. Dalam renungan di pagi ini ada dua yang memberikan kelegaan bagi kita.

(1). Berbahagialah yang lapar karena akan dipuaskan. Pasti kita pernah merasakan lapar, entah karena keadaan atau kondisi tertentu. Dalam keadaan lapar biasanya emosi kita tak terkendali, mudah marah dan meledak-ledak. Makanya ada nasehat: "jangan nasihati orang ketika lapar, namun berilah makan".  Saat lapar seseorang tak konsentrasi dalam bekerja, tiang yang tegak lurus pun akan terlihat bengkok atau miring. Orang lapar disuruh istirahat tak memberi jawab karena akan menambah kegusaran dan sakitnya rasa lapar. Hanya satu kebutuhan orang yang lapar yaitu makanan. Yesus melihat psikologi sosial orang yang mengikuti Dia. Ke mana Yesus pergi kesitu orang banyak berduyun-duyun dan mereka mendapatkan apa yang diharapkan dari Yesus. Yesus pernah memberi 5000 orang makan, namun jauh lebih penting lagi kelaparan akan pertumbuhan spiritualitas mereka. Khotbah ini memberikan jaminan kepada kita, Tuhan menyediakan kebutuhan kita. Jangan khawatirkan akan apa yang hendak kita makan, Tuhan telah menyediakannya bagi kita, sebagaimana Dia katakan di Mat 6:25, "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?"

(2). Tuhan tak membiarkan kita terus menangis. Ada saja yang membuat kita sedih dalam hidup ini, namun kita harus bersyukur masih banyak hal yang lebih pahit yang dialami oleh orang lain. Setiap saya berkunjung ke rumah sakit, saya selalu bersyukur dan bisa senyum atas kesehatan yang saya alami. Masih banyak lagi contoh yang dapat kita lihat bahwa seharusnya kita tertawa dan senyum. Masalahnya adalah cara berpikir kita menghadapi masalah: ada orang mengganggap saat menghadapi masalah, rasanya dialah satu-satunya orang yang paling malang dalam hidup ini. Cara berpikir demikian kadang selalu membesarkan masalahnya, dan bukan hanya itu bahwa cara berpikir demikian dapat melupakan banyak kebaikan.
Renungan di pagi ini memberikan kelegaan bagi kita, Tuhan tidak membiarkan kita menangis. Tuhan tidak membiarkan kita terbeban sendirian. Tuhan selalu mendampingi kita bahkan menawarkan mengambil beban hidup kita. Masalahnya, kita tidak mau pasrah dan menyerahkan beban itu bagi Tuhan.

Berbahagialah kamu yang sekarang menangis, karena akan tertawa. Ini adalah jaminan dari Tuhan Yesus Kristus bagi setiap orang yang percaya kepadanNya. Ingatlah saat sedih dan air mata menimpa hidupmu, Tuhan Yesus datang menghapus air mata dan memberikan kelegaan. Amin.