running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Selasa, 03 Oktober 2017

"BERHATI DAMAI" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

BERHATI DAMAI

Kolose 1:19-20, "Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus".

Hidup dalam damai merupakan cita-cita setiap insan. Ketika mengetik renungan ini ada beberapa kiriman WA baik berita dan gambar tentang tawuran antar warga di salah satu sudut Jakarta. Photonya sangat seram karena ada korban berlumur darah dan beberapa photo suasana tawuran. Spontan hati ini miris dan pedih melihat kejadian seperti ini. Diantara kelompok yang berseteru pasti akan memakan korban, bukan saja pihak-pihak berkonflik namun bisa orang lain yg melintas di jalan. Hal ini mengingatkan kita bahwa setiap ada perseteruan dan tawuran dalam masyarakat akan selalu ada kerugian dan korban bukan saja pada pihak yang berkonflik namun juga orang lain. Namun alangkah baik dan sungguh baik bila sesama kita yang bersaudara hidup rukun, menghargai dan menghormati sesama. Jangan korbankann orang lain hanya karena kepentingan diri dan ego. Hidup ini sangat berharga, ketika kita bisa hidup rukun dan damai dengan sesama. Manusia berkonflik adalah 'homo homini lupus' (menjadi serigala bagi sesama). Kita bukanlah pemangsa sesama, tetapi pengasih dan penyayang serta menopang bagi sesama.

Renungan di pagi hari ini, mengingatkan kita akan peristiwa yang sangat berharga yaitu pengorbanan Yesus Kristus yang telah mendamaikan segalanya dengan diriNya melalui peristiwa salib. Sejak manusia jatuh dalam dosa, Allah menghukum manusia dan akan binasa karena upah dosa adalah maut (Rom 6:23). Namun Allah tidak membiarkan manusia binasa karena telah terikat dengan janji, yaitu: janji keselamatan. Benar, Allah telah berjanji dengan Abraham dengan "memotong perjanjian"  (B.lbrani: Karath Berith). Istilah ini diartikan  kepada dua pihak yang berjanji dengan menumpahkan darah kurban sembelihan. Bagi siapa yang ingkar akan janji, maka dirinya akan binasa dan darahnya akan tumpah seperti darah yang dikurbankan. Pada pihak manusia dengan Allah, Allah setia dalam janjiNya. Sebaliknya manusia yang melanggar janji, melanggar perintah dan meninggalkan kehendak Allah. Seharusnya kita mati oleh dosa dan pelanggaran, namun karena kasihNya, Allah sendiri yang membuat jalan pendamaian melalui pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib. Hal inilah yang dijelaskan oleh Paulus bahwa kepenuhan dari segala sesuatu telah dipenuhi di dalam Yesus Kristus.  Manusia berdosa telah diterima di hadapan Allah karena pendamaian Yesus Kristus.

Hidup ini adalah buah dari kurban pendamaian. Allah berkenan mendamaikan diriNya dengan menenerima manusia berdosa. Mari sambut pendamaian Kristus yang sangat berharga ini dengan sikap rekonsiliatif (berhati damai) terhadap sesama. Mari lupakan luka dan yang membuat kita benci dan dendam kepada sesama, tetapi marilah buahkan buah-buah damai sejahtera yang mendatangkan hal positip, membangun dan berguna bagi sesama. Amin.