running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Jumat, 27 Oktober 2017

"KAMU ADALAH ANAK TERANG" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

KAMU ADALAH ANAK TERANG

1 Tesalonika 5:5, "Karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan".

Jaman Alkitab mungkin mudah membedakan mana anak-anak terang dan mana anak-anak kegelapan. Anak terang seperti masyarakat biasa bekerja di siang hari,  sebaliknya, anak-anak kegelapan bekerja di malam hari. Anak kegelapan bekerja ketika orang tidur dan istirahat. Anak-anak kegelapan beroperasi melakukan aktifitasnya seperti mencuri dan merampok atau tindakan kejahatan lainnya. Jadi sangat mudah untuk membedakan anak-anak terang atau anak-anak siang dan anak-anak kegelapan atau orang-orang malam. Namun jaman kita sudah berubah, orang bekerja 24 jam dan fasilitas untuk itu semua semakin dipersiapkan peradaban kita. 24 jam orang bisa melakukan apa saja: yang jahat maupun yang baik. Semuanya tergantung pada kita, alat informasi dan IT sangat mendukung orang melakukan sisi terang atau gelap. Seperti HP Anda, kemana Anda gunakan produktif untuk menyebar berita yang positip dan berguna atau menyebar hoax, kebencian dan tipu daya.

Membedakan anak-anak kegelapan dan terang tidak dapat dikategorikan pada formalisme kulit luar bahkan sangat sulit membedakannya jika hanya dari perawakan, pekerjaan dan jabatan. Bukankah banyak kejahatan dari yang seharusnya pelaku kebaikan? Kita mungkin kenal istilah "white collar crime";  'white collar' hanya digunakan oleh hakim dan pendeta. Hakim sebagai penegak hukum seharusnya menjadi penentu akan tegaknya keadilan dan kebenaran namun menjadi sarang transaksi kejahatan. Demikian pendeta dengan jubah hitam dan 'collar' putih, 'collar' putih simbol terang yang menerangi kegelapan. Namun ada saja perilaku oknum-oknum tertentu yang memilukan hati; seharusnya penjaga moral, tapi telah menciderai professinya yang sangat mulia.

Sekarang kita diingatkan renungan ini bahwa orang percaya adalah anak-anak terang. Penamaan itu karena Yesus Kristus adalah terang dunia, sebagaimana disebut dalam Yoh 8:12, "Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." Sejak awal kitab Yohanes menjelaskan kedatangan terang itu akan mengusir kegelapan. Dunia ini adalah perlawanan dua kekuatan, terang dan gelap. Namun bagaimanapun gelap tidak akan bertahan melawan terang. Sekecil apapun titik terang di tengah-tengah tebalnya kegelapan, terang akan memancarkan sinarnya untuk menerangi sekitar, "Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga" (Mat 5:15-16).

Renungan di pagi ini menegaskan bahwa orang percaya adalah anak-anak terang yang harus menerangi sekitarnya. Di dunia yang abu-abu bahkan yang penuh dengan lorong-lorong gelap hidup ini, orang percaya harus tampil sebagai terang, menerangi sekitarnya. Anak-anak terang harus memancarkan sinarnya. Anak terang seperti dian yang diletakkan di atas gantang, bukan dibawah atau di dalam gantang karena sinarnya akan tertutup dan terselubungi. Jadi anak terang, berani tampil melakukan kebenaran, menegakkan keadilan dan menyatakan kebenaran. Anak-anak terang akan mempengaruhi lingkungannya dan dunia kerjanya lebih positip, lebih menghasilkan buah produktif yang berguna bagi sesama.

Mari, tunjukkan diri kita sebagai anak-anak terang dengan menjadi teladan dalam sikap, perkataan, dan perbuatan. Amin