running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Kamis, 20 Juli 2017

"AMPUNILAH KESALAHAN KAMI" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

AMPUNILAH KESALAHAN KAMI

Hosea 14:2, "Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada TUHAN! katakanlah kepada-Nya: "Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami".

Dalam murka masih ada kasih sayang! Itulah ciri khas dari kehadiran kitab Hosea. Jika kita baca mulai pasal 1, ada kemarahan Tuhan atas umatNya Israel. Allah sampai menyebutkan: "Lo Ruhama", artinya 'engkau tidak akan kukasihani lagi' dan "Lo Amy", artinya 'engkau bukan lagi umat-Ku' (Hos 1:6-9). Suatu keputusan yang final dari Tuhan tak akan membuka kesempatan lagi bagi umat yang tegar tengkuk ini. Namun oleh kasih setia Tuhan, pengampunan selalu terbuka. Mengingat perjanjianNya, Tuhan berkenan menerima dan mendamaikan diriNya dengan umatNya karena kasih setia-Nya. Tuhan memberikan kesempatan dengan suatu syarat mau bertobat.  Itulah kasih Allah, yang setia dan terikat dengan kasih setia sejak Abraham, Ishak dan Yakub, para leluhur Israel. Dari sikap dan perbuatan umat Israel sesungguhnya mereka akan binasa. Tuhan masih memberikan kesempatan bagi mereka untuk menerima kasih karunia, asalkan mereka mau dan bersedia untuk bertobat: berbalik dari jalannya yang sesat kepada kehendak Allah.

Inilah ajakan nabi Hosea: dia meyakinkan umat Israel bahwa pintu pengampunan terbuka di hadapan Allah. Allah itu baik, pemurah dan penyayang. Tuhan tidak mengingat-ingat kesalahan yang mereka lakukan asalkan mau mengakui dan memohon pengampunan dosa.  Tidak ada kesalahan terbesar apapun yang tidak dapat diampuniNya. Sebagaimana firman Tuhan dalam Yesaya 1:18, "Marilah, baiklah kita beperkara! — firman TUHAN — Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba".

Sejalan dengan nabi lainnya Yesaya, Yeremia dan Yehezkiel bahwa pembuangan adalah hukuman Tuhan atas ketidaksetiaan mereka kepada Tuhan, demikian juga dengan nabi Hosea, bahwa Israel (Utara) jatuh ke tangan Assyur karena ketidak-setiaan  mereka. Bahkan istilah yang dipakai Hosea adalah "persundalan". Suatu istilah yang menggambarkan begitu parahnya dosa dan ketidak-setiaan umat Israel. Keadaan mereka semakin terpuruk, hukuman demi hukuman akan semakin meyengsarakan mereka. Jika tetap tidak berubah, masa depan akan semakin sulit dan suram. Jalan satu-satunya untuk memperbaiki hidup umat Israel adalah pertobatan. Tuhan membuka pintu pengampunan, maka hal yang harus segera dilakukan adalah menyesali seluruh kesalahan/kejahatan yang diperbuat. Orang yang tdak pernah menyesali kesalahannya akan terus merasa benar; bahkan akan terus melakukan kebohongan demi menutupi kebohongan dan  melakukan kejahatan demi menutupi kejahatannya.  Tipe orang seperti ini akan terus-menerus terikat dengan kesalahan masa lalunya sehingga sulit untuk bangkit dan akan terus dihantui oleh rasa bersalah yang akut.

Tuhan itu baik dan membuka jalan untuk suatu kehidupan yang lebih baik. Itulah seruan nabi Hosea di pagi hari ini: menyesali diri atas kesalahan dan memohon pengampunàn untuk kehidupan yang lebih baik. Dan ini adalah jalan hidup orang beriman. Masa depan adalah milik mereka yang mau berubah dan bertobat. Amin.