running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Jumat, 07 Juli 2017

"MENCARI DAN MENYELAMATKAN YANG HILANG" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

"MENCARI DAN MENYELAMATKAN YANG HILANG"

 Lukas 19:10, "Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang".

Ada satu kisah menarik dari Bhiksu Ajahn Brahm dalam buku Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya (Kumpulan cerita motivasi dan inspirasi) yang mungkin sangat menarik dan inspiratif bagi kita:

Seorang ibu muda datang ke tabib untuk meminta saran bagaimana dia bisa cerai dan melepaskan diri dari beban keluarga yang ditanggungnya selama ini. Dia sudah mencoba melayani suaminya dengan baik dan mertuanya karena maklum mereka masih tinggal di rumah mertua. Namun setiap apa yang dilakukannya tidak pernah dihargai, bahkan mendapat omelan yang macam-macam. Hari-harinya pun murung, boring dan suasana rumah bagaikan neraka. Itulah  alasannya bagaimana memutuskan semua ini dan meminta saran dari tabib. Sang tabib memaklumi perasaan sang ibu muda, begitu dalamnya pergumulan yang dihadapinya. Maka sang tabib  pùn akhirnya memberi saran: kalau cerai tidak boleh karena dilarang oleh agama,  dibarengi adat juga membuat malu keluarga.  Maka lebih baik diberikan racikan yang akan diberi setiap menyajikan masakan bagi suami dan mertuanya agar mereka mati perlahan. Namun agar mereka tak curiga:  berusahalah ramah, gembira dan hadapilah semunya dengan senyum tanpa beban, anggap saja tidak ada masalah. Hilangkan wajah murung dan menggerutu. Sang ibu muda pun menyanggupinya dan tepat di hatinya. Dia pun melakukannya dengan gembira, senyum setiap hari dan penuh perhatian terhadap suami dan mertuanya tanpa beban dan tak lupa meneteskan racikan tabib. Demikianlah hari-harinya berlalu dan berharap semuanya akan berakhir. Namun apa yang terjadi? Keluarga ini penuh bahagia, senyum dan tawa mulai mewarnai mereka sepanjang hari, mereka liburan bersama dan merasakan bahagia. Kebahagiaan itu bukan lah pura-pura namun benar-benar merasakan kehangatan, perhatian dan kasih sayang dalam keluarga.

Hari, minggu dan tiga bulan purnama pun berlalu. Dia pergi ke tabib menyesali keadaan kalau-kalau suami dan mertuanya mati sebagaimana rencana tabib. Dia memohon dan menangis agar ada obat penawar yang dapat diberikan tabib. Tabib pun menjawab tidak ada obatnya semuanya sudah terlanjur. Sang ibu muda pun menangis menyesali keadaan karena dia sudah merasakan kebahagiaan dan tak mau itu berakhir. Namun tabib tersenyum dan berkata: pulanglah engkau telah menemukan kebahagiaanmu. Racikan yang diberikan hanyalah bumbu vitamin. Yang mengubah keadaan adalah sikapnya yang baik pada suami dan mertuanya. Sang ibu muda pun bahagia dan menikmati kebahagiaannya.

Kisah di atas satu dari sekian contoh agar jangan cepat mengambil keputusan jika ada masalah. Berusahalah dulu memperbaikinya dengan mengubah sikap dari diri kita dan juga orang yang kita harapkan berubah.

Yesus dalam renungan pagi ini bersabda : Anak manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. Kita telah diampuni dan dimaafkan oleh kasihNya yang begitu besar. Dia tidak mengingat-ingat kesalahan kita, tidak membalaskan seturut dengan perbuatan kita. Oleh dosa kita telah tersesat dan jauh dari kasih karunia dan kebahagiaan. Namun oleh kasihNya seperti seorang gembala yang mencari domba yang tersesat, demikian Tuhan Yesus datang menjemput kita agar dirangkul dalam kasih sayangNya. Dia tidak bahagia, jika ada dari antara dombaNya yang tidak berkumpul dalam kawanan domba.

Demikian pula kita dalam kehidupan keluarga dan pekerjaan. Jika ada yang kurang tepat di hati, jangan terlalu cepat mengambil keputusan apalagi dengan angkara murka yang membuat keadaan lebih buruk. Namun mari dengan pikiran yang tenang dan berusaha memperbaikinya agar kebahagiaan tidak direnggut oleh masalah. Jangan biarkan kebahagiaanmu hilang oleh masalah. Cari dan temukan, Tuhan Yesus menolong kita. Amin.