running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Senin, 31 Juli 2017

"HIDUP UNTUK KEBENARAN" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

HIDUP UNTUK KEBENARAN

1 Petrus 2:24a, "Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran"

Prinsip hidup tokoh-tokoh pejuang keadilan dan kebenaran akan membuat kita takjub: seperti Marthin Luther, Dietrich Bonhoeffer, Marthin Luther King Jr. dll.  Mereka berdiri di atas prinsip yang kokoh dan tak mundur sedikit pun. Pertanyaannya, apa yang membuat mereka memiliki prinsip yang begitu kokoh? Kesungguhan mereka hidup di dalam kebenaran telah mengubah dunia. Kesungguhan mereka hidup dalam kebenaran adalah pengahayatan atas pengorbanan Yesus Kristus yang rela mati agar kita hidup. Hidup yang diinginkan oleh Yesus Kristus adalah hidup di dalam kebenaran.

Lihatlah misalnya Marthin Luther tokoh reformasi, dijuluki "Musa Jerman". Luther menentang surat aflat atau surat penghapusan dosa yang dijual oleh J Tetzel demi mengumpulkan dana pembangunan gereja. Luther menempelkan 95 dalil di pintu gerbang gereja Wittenberg Jerman untuk melawan praktek gereja yang telah menyimpang dari ajaran Alkitab. Keberanian M Luther ini dianggap sebagai kecongkakan dan telah melanggar ajaran insiblitas Paus (Paus tak akan pernah salah). Reaksi Romawi terhadap Luther sangat keras, menyidang dan mendesak Luther agar mencabut dalilnya. Namun sekalipun ditekan habis-habisan bahkan telah diputuskan untuk dihukum mati melalui surat enklisik dari Romawi. Namun Luther berkata: "Hier steh'ich, ich kann nicht anders. Gott helfe mir" (disini saya berdiri, saya tidak dapat berbuat yang lain. Tuhan menolong aku).

Hidup dalam kebenaran sebagaimana prinsip M.Luther telah melahirkan reformasi bagi geraja. Salah satu dalil Marthin Luther menyangkut pembenaran oleh iman akhirnya telah diakui dan diterima dengan penandatanganan dokumen JDIC: Joint Declaration Justification by Faith oleh LWF (Lurheran World Federation) dan pihak Vatikan di Roma.

Demikian juga dengan prinsip Dietrich Bonhoeffer menyusun Dokumen Barmen (Barmen theses) melawan dan menentang kebijakan Nazi. Sekalipun dipenjara bahkan dihukum mati oleh pemerintahan Nazi, Bonhoffer tak pernah mundur dari prinsipnya yang melawan Nazi. Kegigihan Bonhoeffer adalah atas dasar pemahaman kebenaran. Perjuangan Bonhoeffer sangat dihormati dan dikagumi.

Demikian juga dengan Martin Luther King Jr di Amerika, melawan rasisme dan diskriminasi terhadap kulit hitam. Dia terus berkotbah berapi-api dan penuh semangat melawan diskriminasi. Pidato yang sangat terkenal dari Martin Luther King Jr: "I Have A Dream". Sekalipun blokade militer menghempang mereka, mereka berdemo dengan tertib menuntut keadilan. Sekalipun dalam setiap aksi mereka berhadapan dengan anjing-anjing ganas dari polisi Amerika, namun mereka tidak surut.  Mimpinya mengenai masa depan kulit hitam akhirnya terwujud dengan ditetapkannya  hak politik warga kulit hitam, penghapusan diskriminasi dan penegakan kesetaraan di Amerika. Dan bukan hanya di Amerika, pergerakan Marthin Luther King Jr menginspirasi banyak aktifis di benua lainnya untuk perjuangan menghapuskan rasisme dan diskriminasi.

Renungan di pagi ini mengajak kita menghayati hidup di dalam kebenaran. Yesus Kristus telah menebus kita dari dosa agar kita hidup untuk kebenaran! PengorbananNya adalah anugerah yang mahal, dan menuntut komitment dari orang percaya agar hidup dalam kebenaran. Tidak terbilang lagi tokoh-tokoh yang lahir di sepanjang masa sebagai pejuang kebenaran dan pembebasan, semuanya bermuara pada penghayatan iman dan pengorbanan Yesus Kristus. Amin.